Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

Sunday, January 28, 2024

Penceramah Juga Manusia

 • Penceramah Juga Manusia •


Panitia pengundang penceramah itu kadang tidak jujur dengan situasi sebenarnya.

Begini contohnya:


#1

Bu Nyai, ini jamaah biasanya habis isyak sudah datang. Acaranya nggak lama-lama. Mohon habis maghrib sudah berangkat dr rumah. Biar cepat selesai.


Fakta:

Nyampe lokasi, jamaah baru datang.

Acara baru dimulai jam 19.45.

Masih ada sholawatan juga, plus sambutan. 

Ternyata sekitar jam 21.15 baru mulai ceramah.

Saran: berikan saja fakta sebenarnya, kami akan menyesuaikan. 


#2

Bu Nyai, nanti bisa berangkat pagi-pagi ya.

Soalnya sekitar jam 9 langsung naik mauidhoh.

Maksimal jam 11 sudah harus selesai, karena ini tempatnya di masjid. Harus selesai sebelum zuhur.


Fakta:

Tiba lokasi 08.30, acara baru mulai.

Sambutan atas nama ini itu buanyak sekali. 🤔

Jam 10.45 masih ada sambutan terakhir.

Lha, terus pengajiannya disuruh ngisi apa?

Wong sudah dipesan; jam 11.00 harus selesai.

Apa salam saja terus pulang?


Saran:

Jujur saja, apa adanya.

Karena biasanya penceramah itu mengisi di banyak tempat. Terkadang, malamnya pulang larut. Paginya harus berangkat lagi. 


Mestinya masih bisa agak longgar dan istirahat pagi hari itu, gara-gara "dibujuk-i" panitia, harus buru-buru berangkat.

Monday, January 8, 2024

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Apakah Ketua NU (struktural) Harus Kiai dari Pondok Besar?

Maksudnya, pondok yang santrinya banyak. Yang santrinya ribuan--bahkan puluhan ribu? 

Menurut saya kok tidak. 

Malah, dari pengamatan saya. Kiai-kiai yang ketiban sampur ngurusi "pondok besar" (baca: jumlah santri banyak) justru lebih banyak sibuk ngurusi santri. Sibuk mengisi jadwal ngaji santri di pondok--dengan berbagai macam kitab babonnya. 


Imbasnya, waktu beliau untuk ngurusi organisasi jadi tidak banyak. Sehingga, lebih sering cukup duduk di jajaran Syuriah, mustasyar, atau a'wan.


Kedua,

Kecenderungan kiai itu berbeda-beda. 

Ada yang nyaman ndeprok, madep dipan. Baca Kitab, mbalagh di hadapan santri.


Sebaliknya,

Ada kiai yang kecenderungannya tidak bisa diam. Biasanya, tipe beliau inilah yang aktif di organisasi--baik NU ataupun urusan praktis kebangsaan (baca: termasuk partai).


Ada juga kiai yang tipe penceramah. 

Ahli dan jago ngisi pengajian. Audiens dan masyarakat merasa nyaman, seneng, dan cocok saat menyimak ceramah beliau. Tidak mbosen-in. Fisiknya kuat untuk berpindah-pindah lokasi pengajian. Bahkan, sehari 3-4 tempat pun sanggup.


Ada pula, kiai tipe sembur. 

Ahli nyuwuk. 

Cukup air putih yang disebul bacaan doanya, hasilnya manjur.


Jadi,

Silakan disimpulkan sendiri-sendiri.


PP Cahaya Quran, 

8 Januari 2024


#1Day1Note 

#CatatanKholid

Saturday, January 6, 2024

Amplop Kiai


Amplop Kiai

Di acara "Hormat Sang Guru", Rabu (3/1) Gus Kautsar bercerita; suatu ketika beliau ditelpon KH Marzuqi Mustamar.

Rupanya, malam itu Kiai Marzuqi punya jadwal ngisi ceramah di Trenggalek. Dua tempat pula. Karena ada uzur, Kiai Marzuqi berharap Gus Kautsar bisa menggantikan ngisi pengajian di 2 tempat itu.

"Gus Reza (Lirboyo) mawon, Yai..." cerita Gus Kautsar mengelak di awal telpon.

Namun, pada akhirnya tetap Gus Kautsar yang berangkat. Lokasi beliau yg di Ploso Kediri, memang cukup dekat ke Trenggalek--dibandingkan Kiai Marzuqi yang dari Malang.

Ceramah 1: berjalan normal. 

Pindah ceramah ke tempat ke-2. Beliau disambut meriah, dinaikkan kuda, dan dipayungi pula. Jamaah ramai menandungkan sroqolan.

"Ketika perjalanan pulang, saya mau buka amplop. Penasaran aja, berapa sih 'amplop' Kiai Marzuqi saat ceramah," ujar Gus Kautsar.

Amplop pertama, isinya 250 ribu.

Amplop kedua, isinya 500 ribu.

"Saya kaget. Satu PWNU itu tahu isi amplop tersebut. Ternyata, Kiai Marzuqi ini memang Kiai tenanan."

Coba bayangkan,

Kiai Marzuqi perjalanan dari Malang ke Trenggalek. Itu sekitar 138 km (3.5 jam). Ngisi ceramah, bawa mobil sendiri. Bawa sopir. Dikasih uang saku hanya Rp.250.000. 😅

Opo yo cukup?!

Tapi, itu dilakoni Yai Marzuqi.

"Kiai temenan beliau ini!"

===

Saya beberapa kali nyopir-i mertua ngisi ceramah. Pernah suatu ketika, saya nyopir ke Surabaya. 

Selesai acara, kami pulang. Di dalam mobil beliau membuka amplop pemberian tuan rumah. Saat dibuka, isinya 300 ribu.

===

PP Cahaya Quran, 6 Januari 2024

IG : @ms.kholid 

X : @mskholid 

#1Day1Note 

#KiaiJugaManusia 

#CatatanKholid

Friday, January 5, 2024

Godaan Kiai di Tahun Politik



• Godaan Kiai di Tahun Politik • 

Godaan bagi kiai muncul lagi di tahun politik. Bukan soal disogok uang. Karena pasti akan ditolak. Tapi soal preferensi politiknya.

Ketika kiai mendukung calon A, beliau tentu berharap para santri dan alumninya juga ikut pilihan beliau. Namun, ternyata tidak semudah itu.

Santri (terlebih sudah alumni) ternyata punya preferensi politik sendiri. Bahkan, sudah gabung di partai-partai yang berbeda. Kiainya PKB, eh santrinya gabung PPP. Kiainya PPP, santrinya gabung PKB. Atau malah Golkar dan PDIP. 

Saat itulah kelapangan hati beliau sebagai pendidik diuji. Apakah akan merestui dan mendoakan untuk kebaikan santrinya yang berbeda-beda haluan, ataukah malah menggerutu.

Naudzubillah,

Jika sampai mengungkit-ungkit jasa-jasa yang pernah diberikan pada santrinya semasa mondok.

"Puluhan tahun tak ramut. Tak biayai mondok dan sekolahnya. Sekarang sudah jadi orang kok nggak mau nurut sama saya," ini contoh kalimat yang nauzubillah--dan berpotensi menghapus pahala-pahala yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun karena ngeramut sang santri.

Terlebih, jika kiainya nyalon. Santrinya tidak ada pergerakan mendukung.

Bolehkah mengklaim kebaikan-kebaikan dan jasa yang pernah dilakukan atas seseorang atau lembaga? Boleh-boleh saja, kalau memang faktanya seperti itu. 

Tapi, itu bisa menyakiti perasaannya. Bisa masuk riya. 

فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).

PP Cahaya Quran, 5 Januari 2024

#1Day1Note 

#MelekPolitik

Wednesday, January 3, 2024

Nasihat Abah Soal Bekerja untuk Hidup selamanya


• Nasihat Abah tentang Hadits اعمل لدنياك •

Kerja untuk Dunia 

Amal untuk Akhirat 

Dalam sebuah perjalanan kulakan kain ke Surabaya. Saya menyopiri Abah mertua. Ketika itu saya masih tahap belajaran nyetir.

Dua baris tengah dan belakang mobil Ertiga penuh dengan tumpukan kain. Karena baru tahap belajar itulah, mertua inisiatif menemani saya belanja. Menunjukkan toko kulakan, dan mengenalkan dengan bos China--pemilik toko. Priviledge (koreksi jika salah ejaan) 🤭. 

Sambil nyopir, Abah menasihati.

"Ngeneki iki, mergawe Cung. Nek ngurusi nduyo terus. Ngurusi penggawean terus, mesti gak onok lerene. Sampean gak bakal sempat ngajar/ngulang." 

"Mangkane, nek wayahe ngulang/ngajar, penggaweane ditinggalno disek." Nasihat beliau saat melihat orderan saya (waktu itu) yang nderundung kian banyak.

"Nggeh, Ba," jawab saya singkat, sambil fokus nyopir.

Eling hadits-e Nabi,

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا، 

واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا

"Bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu akan hidup selamanya 

Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok."

Jangan salah paham dengan hadits ini, ya.

Karena hidup di dunia selamanya, tidak lantas kita bekerja siang dan malam, mengumpulkan dunia (harta) sebanyak-banyaknya. Seakan-akan kamu akan hidup selamanya. 

Lalu mencari uang dan tabungan yang buanyak, yang cukup untuk hidup selamanya. Bukan itu! 


Tapi,

Jika kamu bekerja untuk dunia itu, sewajarnya saja. Jangan lupa waktu. Sebab, momen dan kesempatan kita di dunia masih panjang. Masih ada hari esok. Toh, hidup kita selama-lamanya.

Sebaliknya, 

Kalau beramal (bekerja) untuk akhirat, gunakan waktu yang ada sebaik-baiknya. Semaksimal mungkin. Sebab, peluang dan waktu kita terbatas hari itu. 

Bayangkan, seakan-akan besok kita sudah meninggal. Besok sudah tidak punya kesempatan lagi. 

Seperti ngajar/ngulang,

Bayangkan itu adalah hari terakhir kamu bertemu murid-murid. Kesempatan terakhir kamu berbagi ilmu kepada para santri. Sebab, besoknya kamu tidak akan bisa ngajar mereka lagi.

Karena kamu sudah tiada.

#1Day1Note 

#AbahPunyaCerita

Tuesday, January 2, 2024

Tahlilan, Cangkem e Kudu Milu Muni



• Beda Fatihah dan Durian • 

#1 - Jangan Mingkem 

"Jenengan diundang ini memang untuk mendoakan Almarhum Bapak H. Suyuthi, tapi Jenengan nggeh kudu milu muni. Sebab, pahalanya tidak hanya akan mengalir untuk almarhum Bpk H. Suyuthi, tapi juga ke orangtua Jenengan," tausiah KH Ma'mun Afandi. 

"Itulah bedanya Fatihah dan Durian. Kalau durian 1 buah dibagi untuk 5 orang, ya paling dapat berapa biji gitu saja. 

Tapi, kalau Fatihah meskipun ditujukan untuk orang Islam sedunia, dapatnya utuh. Semua dapat pahala yang sama. Tidak dibagi-bagi."


#2 - Wirid Sholawat 

Saya pesan; yang muda-muda kudu punya wiridan sholawat. Minimal sholawat lan istighfar. Setiap hari. Jangan baca sholawatnya pas wonten syekher-syekher mawon.

Yang paling mudah, sholawat Jibril:

صلى الله على محمد 

Rutin setiap hari 100x 

Kalau bisa ya minimal 1000x 

#3 Mimpinya Imam Ibnu Mujahid 

Hari itu, Imam Ibnu Mujahid bertemu Imam Syibli. Beliau lantas mencium kening Imam Syibli. Yang dikecup, merasa heran. Wong derajat Imam Ibnu Mujahid lebih tinggi daripada dirinya.

"Ada apa Jenengan kok mengecup kening saya?" tanya Imam Syibli. 

Imam Ibnu Mujahid lantas bercerita bahwa malam kemarin beliau bermimpi bertemu Rasulullah. Beliau mengecup kening Imam Syibli. 

"Apa istiqomah yang Engkau lakukan sehingga Rasulullah mengecup kening Jenengan, wahai Imam Syibli?"

"Setiap selesai sholat fardhu, tidak pernah sekalipun saya berlalu kecuali setelah membaca:

لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليهما عنتم، حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم.

Dilanjutkan:

صلى الله عليك يا محمد ...


Tritunggal, 2 Januari 2023 

Disampaikan oleh KH Ma'mun Afandi, 

- Pengasuh PP Nurus Siroj 

- Ketua Tanfidziyah PCNU Babat 

Dalam acara kirim doa 1000 hari almarhum Bapak H. Ahmad Suyuthi.


*dengan beberapa penyesuaian.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)