Showing posts with label Khutbah. Show all posts
Showing posts with label Khutbah. Show all posts

Saturday, July 9, 2022

Khutbah Jumat; Keteladanan Nabi Ibrahim dalam Ibadah Kurban

 


Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

 Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo; utamipun kangge diri pribadi piyambak. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara sekuat tenaga ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Dinten meniko, adalah hari yang ssangat istimewa kangge sebagian umat Islami ingkang wonten di Tanah suci. Saudara-saudara ingkang memenuhi panggilan Allah sedang menjalani rangkaian ibadah haji wonten ing Padang Arafah. Monggo, sareng-sareng kita doakan dulur-dulur sesama Islam kitho ingkang sedang menjadi tamu Allah, mudah-mudahan dipun berikan Allah kesehatan lan kemudahan untuk melanjutkan ritual ibadah haji kaleyan penuh kekhidmatan lan kesempurnaan.

Mugi-mugi dados haji ingkang mabrur; ingkang saget mengantarkan piyambak e dados pribadi ingkang soleh lan sekaligus saget menebarkan kebaikan kangge masyarakat sekitarnya. Amin, ya Rabbal Alamin...

Ma'asyiral muslimin rahimakullah ...

Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi wonten ing kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh menjelaskan, beleh kurban pertama kali dipun laksanakan pada masa Nabi Adam 'alaihissalam, oleh kedua putranya yakni Qabil dan Habil. Kekayaan ingkang dipun miliki Qabil mewakili kelompok petani, sedangkan Habil mewakili kelompok peternak.

Dikisahkan wonten ing Al-Quran Surah Al-Maidah:

   وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ 

Artosipun, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang mereka berdua (Habil) dan tidak diterima yang lain (Qabil)." (Al-Maidah: 27)

Para ahli tafsir menyebutkan; peristiwa kurban ingkang dilakukan dua bersaudara saking putra Nabi Adam 'alaihissalam meniko merupakan solusi saking polemik antar keduanya, ingkang memperebutkan untuk menikahi wanita cantik rupawan bernama Iklimah sebagai pasangan hidup.

Kisah kurban berikutnya dipun lampahi kaleyan Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam ingkang dipun perintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail 'alaihissalam, putra tercinta ingkang telah lama diimpi-impikan kelahirannya. Perintah meniko hanyalah sebuah ujian keimanan saking Allah SWT kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Amergi, pada akhiri pun yang yang disembelih adalah seekor kambing.

Peristiwa spektakuler meniko pun nyatakan wonten Al-Qur’an Surah As-Shaffat:

   قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya, "Ibrahim berkata: 'Hai anakkku sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu?' Ismail menjawab: 'Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'.” (QS As-Shaffat: 102)

Ma'asyiral muslimin rahimakullah ...

Selain dua peristiwa di atas, ritual kurban ugi terus berlanjut  lan terjadi di setiap budaya dan peradaban. Kurban dilakukan oleh umat manusia dengan bentuk lan praktik ingkang berbeda-beda. Wonten ingkang berbentuk sesajen tumpeng di pohon-pohon besar, wonten berbentuk melarung kepala hewan di laut utawi sungai, wonten pula ingkang menyembelih hewan tertentu sebagai bentuk persembahan.

Puncaknya ingggih meniko dengan mengorbankan nyawa seorang manusia sebagai persembahan kepada yang dianggap tuhan yang memiliki kekuatan. Dahulu pada masa pra Islam, di Mesir wonten tradisi melemparkan seorang anak gadis perawan ke sungai Nil, sebagai tumbal. Tujuannya supados Sungai Nil, mboten mengalami surut dan terus berlimpah airnya. Penduduk Mesir rutin menggelar upacara meniko setiap tahun. Tradisi seperti ini mungkin juga dikenal oleh sebagian masyarakat nusantara seperti kita dengar wonten ing cerita-cerita rakyat nusantara.

Ketika Islam masuk di Negara Mesir, Gubernur Mesir, Sahabat Amr bin Ash dituntut oleh masyarakat Mesir untuk melakukan persembahan yang sama di sungai Nil. Menanggapi itu, Amr bin Al-Ash menyampaikan bahwa tradisi tersebut tidak ada dalam Islam. Beliau juga menolak dan melarang tradisi tersebut untuk dilakukan penduduk Mesir.

Hari berganti dan bulan berlalu, aliran air di Sungai Nil semakin kecil—bahkan debit air kian menyusut drastis pada bulan ke-10, 11, 12. Penduduk Mesir pun bersiap-siap untuk mengungsi lan meninggalkan Mesir dengan tujuan mencari mata air lan kehidupan baru.

Mengetahui peristiwa meniko, Amr bin Al-Ash lantas menulis surat, melaporkan hal tersebut kepada Khalifah Umar bin Khattab ingkang tinggal di Kota Madinah. Menanggapi persoalan tersebut, wonten ing surat balasannya Khalifah Umar bin Khattab menyatakan bahwa keputusan dari Amr bin Al-Ash sudah benar.

Khalifah Umar ugi mengirimkan selembar surat khususu kangge Sungai Nil. Amr bin Al-Ash membuka surat tersebut. Di dalamnya tertulis. “Dari hamba Allah, Umar Amirul Mukminin untuk Sungai Nil Mesir amma ba’du. Sungai Nil, jika memang kamu mengalir karena keinginanmu sendiri, maka tidak perlu kau mengalir. Akan tetapi, jika kamu mengalir karena perintah Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa, sebab Dia-lah yang membuatmu mengalir, maka kami memohon kepada Allah agar membuatmu mengalir,”.

Surat saking Khalifah Umar bin Khattab meniko dilemparkan Gubernur Amr bin Ash ke sungai Nil tepat sehari sebelum hari salib. Pada esok pagi harinya, Allah mengalirkan debit air sungai Nil hingga setinggi 6–7 meter hanya dalam satu malam. Kisah meniko lantas dados pamungkang yang mengakhiri tradisi buruk penumbalan gadis perawan bagi penduduk Mesir. Betapa besar kuasanipun  Allah SWT. Hingga hari ini, air Sungai Nil terus mengalir dan berlimpah kangge kebutuhan sehari-hari masyarakat Mesir.

Ma'asyiral muslimin rahimakullah ...

Ketika Nabi Muhammad saw diutus, wonten penegasan ajaran; bahwa kurban yang sesuai syariat Islam ialah seperti yang dilakukan oleh Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam. Yakni dengan cara menyembelih kambing, sapi, utawi onta. Daging hasil kurban meniko mboten dipun damel sesajen utawi dilarung dateng laut atau sungai, ananging dipun makan bareng-bareng lan dibagikan kepada orang-orang di sekitar kita.

Sebagaimana firman Allah SWT:

  إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3) 

Artinya, "(1) Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. (2) Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah). (3) Sungguh orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (Al-Kautsar: 1-3)  

Ma'asyiral muslimin rahimakullah...

Kenapa peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang dijadikan model kurban dalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Tentu karena di dalamnya wonten hikmah keteladanan ingkang sangat agung. Kepada Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam, umat Islam saget belajar bagaimana melakukan ibadah kurban yang baik dan benar.

Pelajaran pertama, dalam beragama wonten suatu keadaan di mana kita harus meninggalkan akal fikiran kita. Rasionalitas, dipun alihkan dateng ketundukan serta kepasrahan total kepada Allah SWT. Dalam kajian hukum Islam dikenal hukum ingkang bersifat ta'aqquli lan ta'abbudi. Ta'aqquli artinya masuk akal. Yakni ketika suatu syariat dibebankan, sementara manusia saget menalar ketentuan tersebut karena sesuai dengan kemampuan berfikir manusia. Contoh, Allah memerintahkan sedekah, zakat, menolong sesama, berbakti kepada orangtua. Allah melarang mencuri, korupsi, konsumsi narkoba, membunuh, pergaulan bebas lan semacamnya. Sedoyo meniko sesuai kaleyan naluri lan akal sehat manusia.

Di sisi lain, wonten ibadah ingkang sifatnya ta'abbudi; yakni hukum yang dogmatis. Mboten saget dinalar, amergi di luar kemampuan akal manusia. Aturan tentang shalat, puasa, dan haji adalah beberapa contoh saking hukum yang bersifat ta'abbudi. Kitho mboten saget mempertanyakan apalagi menggugat kenapa shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’ empat rakaat, sedangkan Magrib tiga rakaat dan Subuh dua rakaat. Dalam hal-hal kados mekaten, otak dikesampingkan amergi yang ada hanyalah kepasrahan dan kepatuhan total sebagai seorang hamba kepada Tuhannya.

Ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam meyakini bahwa perintah itu adalah dogma yang harus harus dilaksanakan secara paripurna. Maka atas dasar keimanannya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam siap melaksanakan perintah tersebut. Rasionalitas dimatikan, yang ada hanyalah ketundukan akan perintah Allah. Hal meniko nuduhaken betapa tingginya kualitas keimanan lan ketaqwaan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sehingga sangat pantas beliau mendapat gelar Khalilullah (kekasih Allah).    Belajar saking Nabi Ibrahim 'alaihissalam, hendaknya setiap orang yang mampu segera berkurban, lan kurban menikod didasari perasaan tunduk lan patuh dalam menjalankan perintah Allah, seraya berharap mendapatkan cinta, kasih dan ridha Allah SWT.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Pelajaran kedua, saking Nabi Ibrahim 'alaihissalam ialah dari pengalihan kurban manusia menjadi kambing. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk menyembelih putranya hanya sekedar ujian keimanan, mboten perintah sesungguhnya. Hal meniko sekaligus sarana meluruskan tradisi tumbal ingkang terjadi di berbagai budaya lan perabadan.

Sejarah kurban Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengajarkan beleh kurban dalam Islam tidak boleh membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Nabi Muhammad sawbersabda:

  لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ 

Artinya: "Tidak boleh membahayakan (mengorbankan) orang untuk kepentingan pribadi, dan tidak boleh mencegah orang lain mendapat kebaikan."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah...

Inilah dua pelajaran ingkang saget kitha petik saking kurban yang dilakukan Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam. Mugi-mugi saget dados media ingkang dapat meningkatkan iman lan takwa kita dumateng Allah SWT, serta daos pembelajaran bagi kita semua untuk terus berjihad mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.  Amin ya rabbal 'alamin.

   بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 


 


أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ. اَلَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أحَدٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ الْمُمَجَّدِ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الَّذِيْنَ شَيَّدُوْا الدَّيْنَ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَعَزِيْزِ الْمَدَدِ.

أمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ بِفِعْلِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكِ الْمَنْهِيَّاتِ. قَدْ أشْبَعَ لَكُمْ أنْوَاعُ الْخُطَبِ الْجُمْعِيَّةِ وَكَأَنِّى أنْظُرُ فِى أسْمَائِكُمْ بِهَا مَلْآن. وَلَكِنْ مَا أرَى مِنْكُمْ اِلّا عَلَى جُمُوْدٍ عَرِيْقٍ. قَلَّمَا تُغَيِّرُ أعْمَالَكُمْ تِلْكَ الْخُطَبُ اِلَى تَرْقِيَةِ الْأعْمَالِ وصَلَاحِ الْجَنَانِ. وَمَا اُمَثِّلُكُمْ اِلَّا كَالْحَدِيْدِ الْبَارِدْ. يُضْرَبُ كُلَّ وَقْتٍ لِيَمْتَدَّ فَلَمْ يَمْتَدِدْ. فّتَبَصَّرُوْا وَاَفِيْقُوْا ثُمَّ أحْسِنُوْا، اِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَقَاضِى الْحَاجَاتِ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. وَارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. وَأَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. واسْتُرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى أَعْدَائِهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَنفَعُهُمْ فِى دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَعُلَمَائَنَا وَزُعَمَائَنَا وَاجْعَلْ هِمَّتَهُمْ فِى اِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَالْمَعَاصِى وَاهْدِهِمْ سَبِيْلَ الرَّشَادِ.

اللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَفِرُوسْ قَارَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّs شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعّالّمِيْنَ.

عِبَادَ اللَّهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Friday, June 24, 2022

Khutbah Jumat: Belajar dari Tiga Hewan Kecil dalal Al-Quran

 Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

فقد قَالَ اللهُ تَعَالَى  في كتابه الكريم: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo; utamipun kangge diri pribadi piyambak. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara sekuat tenaga ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Wonten tiga binatang kecil ingkang dijadikan sebagai nama surah di dalam Al-Qur’an, inggih meniko Al-Naml (semut), Al-'Ankabut (laba-laba), lan Al-Nahl (lebah). Menawi kitho amati secara seksama, tiap binatang meniko nggadahi karakter khas ingkang saget dados kiasan saking kehidupan manusia.

Contoh, yang pertama An-Naml utawi Semut. Binatang meniko nggadahi karakter pekerja keras dalam hidupnya. Tidak kenal lelah dalam bekerja. Koloni semut suka menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti. Konon, binatang kecil meniko nggadahi kekuatan nggotong barang yang berkali-kali lipat dibanding berat tubuhnya. Bahkan, dia saget menghimpun makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun. Karakter pekerja keras dan senang bekerja sama meniko adalah sisi positif semut.

Ananging, di sisi lain semut nggadahi sifat tamak dan loba yang sedemikian besar. Sehingga, dalam hidupnya dia berusaha mengumpulkan bahan makanan yang berlipat-lipat banyaknya—melebihi kebutuhan dirinya. Bahkan seringkali makanan yang dikumpulkan meniko tidak berguna sama sekali bagi dirinya. Di samping itu, semut ugi nggadahi karakter mboten purun berbagi kepada komunitas di luar kelompoknya. Meniko adalah contoh karakter negatif ingkang saget kita jauhi.

Wonten ing surah Al-Naml meniko dipun ceritakan kisah kezaliman Raja Fir'aun dumateng kaum Bani Israel. Ugi dipun ceritakan kisah tentang Nabi Sulaiman AS ingkang nggadahi kekuasaan yang mboten dipun miliki oleh manusia mana pun sebelum lan sesudah beliau. Juga kisah seorang raja perempuan ingkang berusaha menyogok Nabi Sulaiman AS demi mempertahankan kekuasaan ingkang dipun miliki.  

Maasyirol Muslimin rahimakumullah...

Ingkang nomer kali; Al-Ankabut (laba-laba). Al-Quran menyebutkan bahwa: Sarang laba-laba meniko merupakan tempat yang paling rapuh. Sebagaimana dipun singgung wonten ing ayat 41:

 مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba. Kalau mereka mengetahui.”

Rumah laba-laba meniko, sekalipun terlihat indah dan menawan, ia bukanlah tempat ingkang aman. Amergi, nopo mawon ingkang mencoba berlindung di sana bakal disergap oleh sang laba-laba lan dasdos santapan lezatnya. Jangankan serangga lain, laba-laba jantan mawon ingkang sampun selesai berhubungan, akan disergap lan dijadikan santapan oleh sang betina. Telur

Karakter negatif laba-laba meniko menjadi kiasan karakter sebagian manusia. Ingkang bekerja keras kangge memenuhi kebutuhannya, ananging mboten memperhatikan rambu-rambu lan aturan. Mboten melihat halal lan haram pekerjaannya. Bahkan, terkadang tega menghancurkan tetangga atau bahkan keluarganya sendiri.

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Ingkang terakhir; wonten surah naminipun An-Nahl (utawi lebah). Al-Qur’an menyebutkan bahwa lebah meniko bergerak atas dasar ilham saking Allah SWT, sehingga ia mampu memilih memilih gunung lan pohon-pohon sebagai tempat tinggalnya yang aman. Firman Allah SWT (QS An-Nahl: 68) :

 وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia’."

Sisi positif pertama saking lebah inggih meniko: Sarangnya dibuat berbentuk segi enam. Mboten bentuk segi lima atau utawi empat; tujuannya supados mboten terjadi pemborosan dalam lokasi.

Yang kedua; makanan ingkang dipilih lebah ialah saripati bunga-bunga. Lebah mengambil sari bunga, tanpo ngerusak bunga lan tanaman meniko. Bahkan, seringkali membantu terjadinya penyerbukan bunga. Sehingga bunga-bunga meniko saget bertumbuh dados  buah-buahan ingkang biasa kita konsumsi.

Karakter Lebah yang ketiga inggih meniko; lebah mboten suka menumpuk-numpuk makanannya seperti semut. Dia mengolah makanannya dados produk lain ingkang bernilai lebih tinggi. Hasil olahannya inggih meniko lilin lan madu ingkang sangat besar manfaatipun kangge manusia.

Lilin zaman dulu digunakan kangge alat penerangan. Tentu saja, zaman sebelum ada listrik, alat bahan penerang semacam lilin meniko adalah barang ingkang sangat penting. Hasil olahan lebah kedua inggih meniko madu; menurut Al-Quran madu saget dados obat yang ampuh membantu menyembuhkan.

Maasyirol Muslimin rahimakumullah...

Karakter positif lain saking lebah inggih meniko dia sangat disiplin, lebah ugi taat pada teamwork (utawi bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing), lan yang terakhir; lebah selalu disiplin menyingkirkan sedoyo barang ingkang mboten berguna dari sarangnya. Di samping itu, lebah ugi nggadahi sikap tegas lan pemberani. Dia tidak akan mengganggu kecuali ada yang mengganggunya. Menawi sudah ngamuk, lebah akan menyengat dan rela mati melawan pihak yang mengganggu.

Hadirin, Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Sikap hidup manusia seringkali dipun ibaratkan kaleyan berbagai jenis hewan. Wonten jenis manusia ingkang "berbudaya semut", yakni menghimpun lan menumpuk ilmu (tanpa mau mengolah lan berbagi dengan orang lain). Utawi suka menumpuk-numpuk materi lan harta benda, tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya dan tidak mau berbagi dengan orang lain.

Ugi wonten model manusia ingkang mirip laba-laba. Yaitu orang-orang ingkang mboten mikir opo, di mana, utawi kapan dia makan, akan tetapi yang dipikirkan adalah: “Siapa yang dimakan?” Meniko dados kiasan saking sifat manusia ingkang mencelakakan lan merugikan orang lain.

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Baginda Nabi Muhammad saw mengibaratkan seorang mukmin sebagai lebah. Karakter mukmin yang baik ialah mboten merusak lan mboten menyakiti. Mboten makan kecuali ingkang halalan – thoyyiban, lan mboten menghasilkan kecuali sesuatu yang bermanfaat.

Lebih rinci lagi, lebah setidaknya nggadahi tiga keistimewaan yang dapat menjadi analogi tentang karakter ideal manusia. Pertama, lebah mboten merusak tempat yang dia hinggapi, sekecil apa pun bagian pohon tersebut. Hal meniko dados pelajaran kangge manusia supados menghindari perilaku ingkang menimbulkan madharat utawi kerugian terhadap orang lain.

Ingkang Kedua, lebah hanya makan sesuatu yang baik-baik, yakni saripati bunga. Sehingga yang dikeluarkannya pun baik-baik, yakni madu. Dalam hal ini, manusia diperintah mengonsumsi segala sesuatu yang serba halal. Keranten, rezeki lan makanan ingkang halal, akan membuahkan perilaku lan karakter positif kangge tiyang tersebut.

Mugi-mugi kitho sedoyo termasuk tiyang-tiyang ingkang beriman lan nggadahi pribadi lan akhlak ingkang sae, sesuai dengan petunjuk lan tuntunan saking Kanjeng Rasulullah saw. Amin ya Rabbal alamin...

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِلٰهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ  ، وقال تعالى : إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.

. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  . ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Diadaptasi dari tulisan H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung. Yang dimuat di situs NU Online.

 

Friday, May 27, 2022

Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Memuliakan Tetangga

 Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ  أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 

Mengawali khutbah meniko, khatib berwasiat kangge para jama’ah sekalian pada umumnya lan kepada diri khatib sendiri khususnya, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita dumateng Allah SWT dengan cara ngelampahi perintah2Nya dan menjauhi larangan2Nya.

 

Dengan cara ngelampahi perintah lan nebihi larangan Allah, berarti kita sedang berproses dados hamba igkang paling mula. Sebagaimana firman Allah SWT wonten ing surah al-Hujurat ayat 13: اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

 

Agami Islam datang dengan misi membawa kedamaian dan keselamatan kangge umat manusia. Baik damai wonten ing alam dunia, maupun keselamatan wonten ing alam akhirat. Salah satu usaha kangge mewujudkan perdamaian wonten ing masyarakat ialah dengan cara menjaga kerukunan antar manusia. Upaya meniko saget dipun mulai saking orang terdekat dengan kita, yakni tetangga kita sendiri.

Kangge sebagian orang, tetangga merupakan orang ingkang paling dekat setelah sanak saudara. Sebab, terkadang ketika kita wonten ing kesulitan lan mboten wonten sanak saudara di sekeliling kita, maka tetanggalah yang akan menolong kita. Keranten meniko, tetangga dados sosok ingkang penting bagi masing-masing orang di tengah kehidupan bermasyarakat. Sehingga agami Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menghormati lan memuliakan tetangganya.

Dengan saling memuliakan dan menghormati satu sama lain, bergotong royong dan saling membantu, mongko terciptalah lingkungan ingkang sae, tenang, damai dan tenterem.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Wonten ing surah An-Nisâ’ayat 36, Allah SWT berfirman:

 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا.

Artosipun: "Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah terhadap orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."

Terkait ayat meniko, Syekh Wahbah az-Zuhaili wonten ing tafsirnya, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tetangga dekat inggih meniko tiyang-tiyang ingkang dekat dengan kita. Baik secara tempat, nasab, atau agama. Sedangkan maksud dari tetangga jauh inggih meniko tiyang ingkang jauh tempat tinggalnya dengan kita. Utawi tiyang ingkang mboten nggadahi nasab dengan kita.

Dari penafsiran meniko, saget kitho simpulkan beleh perintah berbuat baik kepada tetangga yang dimaksud wonten ayat di atas ialah kepada semua tetangga di sekitar rumah kita. Baik termasuk keluarga utawi mboten keluarga.

 

 

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah....

Kanjeng Rasulullah saw meniko, adalah contoh sosok ingkang sangat memuliakan tetangga. Beliau juga sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga keharmonisan hubungan antar tetangga. Saking pentingipun hubungan kita kaleh tetangga, Malaikat Jibril kerap berwasiat dateng kanjeng Nabi perihal menjaga hubungan yang baik antar tetangga. Nabi saw bahkan mengira jika tetangga pun mendapatkan hak waris kita sebagaimana saudara-saudara kita, amergi hubungan ingkang saking dekat meniko.

Hal ini sebagaimana dipun riwayatkan wonten ing hadis Nabi saw dalam Shahīh al-Bukhārī:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري.

Artinya: "Dari Aisyah ra dari Nabi saw beliau bersabda, “Jibril terus berwasiat kepadaku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris". (H.R. Al-Bukhari)

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah....

Islam melarang umatnya berbuat jahat kepada tetangga. Jangankan kejahatan, mengganggu kenyamanan tetangga mawon, sampun disebut sebagai tanda iman belum sempurna. Selain itu, membiarkan tetangga kelaparan pun merupakan tanda iman igkang mboten sempurna.

Terkait hal meniko, Kanjeng Rasulullah saw pernah bersabda:

 وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ ، قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري.

Artinya:“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (Hadis riwayat Al-Bukhari)

Mboten sekadar berkurangnya iman. Perbuatan menyakiti tetangga, ugi saget dados wasilah yang mengantarkan seseorang masuk neraka utawi sebaliknya masuk surgani pun Allah SWT, menawi saget berbuat baik dengan tetangga.

Dalam sebuah hadits ingkang diriwayatkan Imam Hakim disebutkan:

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم.

Artinya: Dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Dikatakan kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi, dia sering mencela tetangganya.” Rasulullah saw. bersabda, “Dia tidak baik, dia masuk neraka.” Kemudian disebutkan kepada Rasulullah saw. bahwa ada seseorang yang hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi, dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Rasulullah saw bersabda, “Ia masuk surga.” (H.R. Al-Hakim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...

Saking ayat lan hadits-hadits di atas, saget kita petik kesimpulan bahwa selain hablun minallah (hubungan yang baik dengan Allah) wonten perkawes ingkang tak kalah penting; yakni menjaga hablun minan nas (hubungan ingkang sae dengan sesama manusia).

Pertanyaan berikutnya, inggih meniko: bagaimana cara kitho bergaul dengan etika ingkang sae kaleyan tetangga kita? Dalam risalahnya, yang berjudul al-Adāb fī al- Dîn, Imam al-Ghazali menyebutkan beberapa adab bertetangga, yaitu:

 ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويُهَنِّيْهِ في فَرَحِه، ويتلطف لولده وعبده في الكلام

Artinya: "Ngawiti mengucapkan salam (utawi coro tiyang Jowo: menyapa), mboten suwi-suwi ngejak omongan, mboten kakehen takon; misalnya menyelidik tentang urusan pribadi lan keluarganya, menjenguk ketika sakit, berbela sungkawa apabila tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraan tetangga, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, .”

Jamaah salat Jumat yang diberkahi Allah

Mekaten khutbah singkat siang meniko. Mugi2 kita termasuk ke dalam golongan tiyang ingkang memuliakan lan menghormati tetangga. Sehingga tercipta lingkungan masyarakat ingkang tenterem, damai, penuh suka dan cinta. Ugi semoga dengan wasilah memuliakan dan menghormati tetangga, saget mengantarkan kita melbet surganipun Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin...

Audzubillahi minas syaithor rojim,,, Bismillahirrahmanirrahim... والعصر 1

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ.  اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدين.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  .

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)