Monday, September 24, 2018

Bukan Hasil, Amal itu yang Terpenting Prosesnya

• Bukan Hasil, Amal itu yang Penting Keberpihakan •

Ketika Ibrahim as diputuskan bersalah atas kasus penghancuran berhala, Raja Namrudz mengumumkan hukuman kepada beliau dua pekan sebelumnya. Masyarakat pun berduyun-duyun mengumpulkan kayu bakar.

Termasuk para wanita tua, juga ikut mengumpulkan kayu bakar--sebagai bentuk ketaatan pada "agamanya". Walaupun yang sanggup dikumpulkannya hanya beberapa potong ranting kecil. Namun, ini menegaskan wujud keberpihakan dan dukungan terhadap Namrudz.

Saking banyaknya kayu bakar terkumpul, api yang dihasilkan pun teramat besar. Tinggi dan berkobar-kobar.
Akibatnya, Satpol PP yang kebagian tugas melemparkan Ibrahim as tidak sanggup mencapai posisi ideal.

Mau mendekat ke api unggun, tak kuat saking panasnya
Agak menjauh, tidak bisa melemparkan Ibrahim ke tengah api
Coba dilempar lagi sekuat tenaga, tubuh Ibrahim hanya mendekat ke api
Tidak sampai jatuh di tengah kobaran api

Muncullah setan berwujud manusia
Setan datang memperkenalkan teknologi manjanik  (ketapel besar) kepada para prajurit
Sebagai alat melemparkan Ibrahim ke tengah kobaran api
Pada perkembangannya, manjanik ini banyak dipakai sebagai salah satu senjata menghancurkan benteng lawan dari jarak jauh
(Termasuk di kisah game Age of Empires)

Ketika Ibrahim berhasil dilemparkan ke tengah-tengah kobaran api, ada dua makhluk kecil yang memilih keberpihakan berbeda;

Pertama, cicak/tokek yang ikut meniup-niup kobaran api
Ketika ditanya kenapa ia melakukan itu; dia menjawab supaya api bisa semakin berkobar-kobar membakar Ibrahim

Secara prinsip, upaya cicak/tokek ini sama sekali tak ada manfaatnya bagi kobaran api
Sekeras apapun dia meniup, sama sekali tak membantu meningkatkan kobaran api
Sebaliknya, tanpa tiupan si cicak/tokek pun api akan tetap berkobar-kobar dengan besar. Tidak lantas menjadi padam.

Amal semacam ini secara lahir, nampak 'muspro'  (tiada guna)
Tapi, di situlah keberpihakan
Di sana lah Allah memberikan balasan atas amal tersebut
Meskipun amal tersebut sama sekali tak memberikan hasil

Maka,
Di kemudian hari, Nabi saw pun menyebut cicak/tokek ini dengan sebutan "Fuwaisiq" (si fasiq kecil).
Salah satunya didasarkan pada sejarah keberpihakan cicak/tokek pada Namrudz (saya tidak membahas hukum membunuh cicak/tokek---red).

Di sisi lain,
Ada hewan kecil yang mengambil keberpihakan berbeda dengan cicak/tokek
Ia mengambil air, lalu menyemprotkannya ke kobaran api
Hewan itu adalah katak/kodok

Secara prinsip,
Semprotan air dari kodok itu sama sekali tidak berpengaruh pada kobaran api
Sebesar dan sebanyak apapun kodok itu menyemprotkan air, tak akan menurunkan (apalagi memadamkan) kobaran api Ibrahim
Sebaliknya, andai kodok berdiam diri. Tidak ikut menyemprotkan air, kobaran api itu bisa dipastikan akan tetap besar

Tapi, itulah keberpihakan
Itulah nilai sebenarnya dari sebuah amal ibadah kita kepada Tuhan

Yang dinilai Tuhan bukan hasilnya, tapi upaya dan proses kita dalam beramal
Yang dinilai dari kesuksesan seorang guru atau kiai, bukanlah hasil jadi apa santri-santrinya. Tapi, sejauh mana upaya dan usaha  (amal) yang dilakukannya dalam melakukan proses pendidikan dan pembelajaran.

Yang dinilai sesungguhnya dari seorang yang beramal dalam bentuk bangunan tempat ibadah atau lembaga pendidikan bukanlah keberhasilan megah dan mewahnya bangunan.
Tapi, sekuat apa proses dan upaya yang telah dilakukannya
Itulah yang akan dinilai Tuhan.

Sebab,
Kalau yang dinilai Tuhan adalah hasilnya (bangunan besar yang berdiri)
Maka bisa jadi yang juara adalah para koruptor
Yang suka ngentit duit negara, lalu disumbangkan lewat lembaga-lembaga sosial/pendidikan dengan dalih amal jariyah 😂😂😂

Dalam proses kehidupan berikutnya,
WKanjeng Nabi memberikan "hadiah" pada para kodok (dan cebong 😉😉😉)
Dengan perintah larangan dibunuh.

Wallahu a'lam bis showab...

Suketteki Drajat, 24 September 2018
@mskholid

~ Disarikan dari Ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim dengan beberapa tambahan dan penyesuaian kalimat.

Tuesday, September 11, 2018

Toilet Mampet, Atasi dengan Soda Api

• Toilet Mampet, Atasi dengan Soda Api •

Jangan terburu-buru panggil tukang sedot WC saat toilet mampet
Selain belum tentu disebabkan penampungan penuh, biayanya juga mahal
Waktu itu, di rumah panggil tukang sedot WC
Pekerjaan diselesaikan dalam waktu sekitar 2 jam

Bayarnya,
2 juta (DUA JUTA) SEKIAN
Kaget saya.
Mahal sekali ya ongkos ngurusi bekas makanan yang enak-enak itu
Semahal ongkos bayar makanannya

Beberapa hari ini saya lihat toilet rumah mulai tidak normal
Air dan something di toilet tidak bisa langsung "grojok" seperti sebelumnya

Lewat browsing di internet, saya mengerti cara mengatasinya
Soda Api adalah jawabannya, kata beberapa artikel
Saya iseng saja coba membeli Soda Api
Murah aja. Sekilo hanya sekitar 28 - 35 ribu rupiah
Belinya di toko bangunan

Bentuknya seperti kristal tipis-tipis
Berwarna putih (bisa dilihat di gambar)

Cara pemakaiannya gampang
Tinggal taruh saja serbuk Soda Api 1 kg ke toilet yang mampet
Awas, jangan langsung dipegang tangan karena agak terasa panas--apalagi kalau tangan basah kena air
Jangan lupa siapkan sebelumnya air panas sekitar 1 panci tanggung

Sekitar 2 - 3 menit setelah Soda Api diletakkan di toilet, siram (grojok) dengan air panas tersebut.
Awas, posisi kepala jangan sampai tepat di atas jamban
Kalau bisa, pakai masker mulut
Sebab air panas yang tercampur Soda Api, akan mendidih
Bahkan terkadang menyembur ke atas
Bau Soda Api juga 'nyegrak', mengganggu pernapasan

Nah, semburan panas itulah yang akan menghancurkan sumbatan-sumbatan di selang pembuangan kotoran.
Kotoran yang sudah menggumpal beberapa tahun, bisa hancur seketika karena panasnya Soda Api dan air panas tersebut.

Tunggulah beberapa saat, toilet akan nggrojok dan kembali normal
Selamat.
Anda tak perlu keluarkan uang 2 juta untuk mengatasinya
Cukup 30 ribu rupiah saja.

Kranji, 11 Nopember 2018
@mskholid

Sunday, September 2, 2018

Peluang Sama bagi Kebaikan dan Kejahatan

• Peluang yang Sama bagi Kebaikan dan Kejahatan •

Sejak awal,  Allah sudah menetapkan sunnatullah; apapun di dunia ini bila dimanage dengan rapi dan disiplin, akan diberi peluang yang SAMA untuk maju dan berkembang.

Allah maha pemurah, maha memberi.
Orang jahat yang mengatur kejahatannya dengan rapi dan disiplin, akan diberi peluang untuk berkembang. Mengalahkan kebaikan yang dikelola apa adanya dan sak kobere.

Maka, perampok atau pencuri yang profesional, akan dapat berkembang dengan maju dan baik, jika pihak keamanan/masyarakat nya tidak melakukan conter dengan disiplin dan keseriusan yang sama.

Bisnis narkoba (yang haram) jika dikelola dengan profesional, akan mendatangkan laba miliaran. Bahkan, mengantarkan pemiliknya menjadi kaya Raya.

Pun demikian dengan bisnis peternakan hewan atau buah, jika dikelola dengan sama profesional dan disiplinnya, bisa mengantarkan pemiliknya menjadi miliarder.

Kawasan perdagangan lonte, bisa mendatangkan rejeki bagi pengelola dan orang sekitarnya.
Penjual kopi ikut laku
Jual rokok ikut laku
Jual kodm juga ikut laris.
Pun demikian dengan tukang parkir. Juga bisa mendapatkan rejeki untuk keluarganya

Begitu pula dengan kawasan halal seperti Sunan Ampel, juga punya potensi mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya.
Jual rokok laku
Jual tasbih laku
Jual parfum laku
Jualan baju koko laku
Tukang parkir pun bisa mengais rejeki untuk keluarganya.

Demikian pula dengan bank
Lewat deposito, uang 100 juta jika diinvestasikan akan berbunga sekian juta dalam jangka setahun mendatang.

Sebaliknya,
Uang 100 juta diinvestasikan lewat penggemukan sapi, dalam jangka setahun akan berbunga sekian juta. Yang bahkan nilainya mengalahkan yang didepositokan.

Kenapa orang-orang baik dan shalih itu banyak yang “kalah” dalam hitungan materi dengan orang zalim dan tidak shalih?
Ya itu,
Kebanyakan orang shalih tidak mengelola bisnis dan usahanya secara profesional dan disiplin layaknya orang-orang tidak shalih itu.

Penjelasan ini disampaikan saat menafsirkan ayat:

كُلًّا نُّمِدُّ هَٰؤُلَاءِ وَهَٰؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ ۚ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا (20)
Setiap kelompok; yang baik atau yang zalim, akan dilipatgandakan lewat pemberian Allah. Pemberian Allah tidak pernah berkurang.

حدثنا بشر بن معاذ ، قال : ثنا يزيد ، قال : ثنا سعيد ، عن قتادة ، قوله ( كلا نمد هؤلاء وهؤلاء من عطاء ربك وما كان عطاء ربك محظورا ) : [ ص: 411 ] أي منقوصا ، وإن الله عز وجل قسم الدنيا بين البر والفاجر ، والآخرة خصوصا عند ربك للمتقين .

Hadits di atas menunjukkan bahwa maksud dari kalimat محظورا
Ialah: Allah SWT membagi dunia kepada orang baik maupun fajir. Adapun bagian akhirat hanya diberikan pada orang-orang yang bertakwa.

Wallahu a'lam

Cak Wondo, 2 September 2018

- Disarikan dari ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim, dengan beberapa penyesuaian kalimat.

Thursday, July 26, 2018

• Miskin vs Kaya, Pencarian Imam Syafii •

Dulu, Imam Syafii adalah termasuk ulama yang gemar miskin
Lebih memilih hidup miskin daripada kaya bergelimang harta
Alasannya, hisab-nya kelak di akhirat lebih ringan dan cepat dibanding yang banyak harta

Lalu, saat berguru pada Imam Malik, mulai timbul keraguan dalam diri Imam Syafii soal keyakinannya yang memilih jadi orang miskin
Beliau melihat gurunya, yang seorang ulama, alim, shalih, hafal Quran dan hadits, tapi kok kaya raya.
"Masak ulama kok kaya raya?" Begitu kira-kira di benak Imam Syafii.
Tapi, keyakinan beliau mulai goyah.
Betapa tidak, kalau ketemu kiai miskin, tidak pernah dikasih uang saku
Tapi, kalau ketemu kiai kaya, malah diberi saku.
Sementara, yang dibutuhkan santri ya uang saku. 😂

Argumen Sederhana Alquran tentang Tuhan

• Argumen Sederhana Alquran tentang Tuhan •

Pada zaman Nabi, gambaran tentang Tuhan amat mudah dijelaskan. Dengan amat sederhana. Lewat penjelasan yang mudah dipahami.

Argumen yang dibangun Alquran tentang Tuhan itu SEDERHANA

Misalnya,
Untuk membantah klaim kaum Nasrani yang menuduh Isa sebagai Tuhan, Alquran cukup menyatakan:
(مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ)
[Surat Al-Ma'idah 75]

"Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)."

Coba perhatikan kalimat:
"Kedua-duanya memakan makanan."

Thursday, July 19, 2018

Rahmah untuk Hewan

• Rahmah untuk Hewan •

Sebagian ulama ada yang meyakini bahwa Nabiyullah Ya'qub alaihis salam, dipisahkan Allah dari anak kesayangannya, Yusuf as, selama bertahun-tahun disebabkan kesalahan yang duuuulu pernah dilakukannya.

Nabi Ya'qub, dulu pernah menyembelih seekor anak sapi (pedhet: Jw) tepat di hadapan induknya. Induk sapi menangis. Ia bersedih berat. Lalu, berdoa kepada Allah swt agar Ya'qub mendapatkan balasan dengan dipisahkan sebagaimana ia dipisahkan dari anak kecilnya.

Karena itu,
Atas dasar kasih sayang terhadap hewan, sebagian ulama memutuskan fatwa larangan menjual seekor anak sapi yang masih usia menyusu--tanpa bersamaan induknya.

Atas dasar rahmah pula, sebagian ulama berfatwa larangan melakukan suntik (inseminasi) buatan bagi seekor sapi/hewan. Alasannya, hewan tersebut akan menjalani proses hamil dan melahirkan--tanpa merasakan nikmatnya berhubungan suami-istri (😊).

Padahal, proses kehamilan dan melahirkan itu amat berat dan sakit--sebagaimana pengakuan yang pernah mengalaminya.

Tapi, kenapa Ibu-ibu kok masih pula mau hamil dan melahirkan?
Ya itu, karena ibu-ibu masih bisa merasakan enaknya proses menuju hamil.
Coba, andaikan mereka tiba-tiba diberikan kehamilan dan kelahiran anak.
Masihkah mereka mau hamil berikutnya, dan berikutnya?

Tritunggal, 19 Juli 2018
@mskholid

'Mengubah' Ciptaan Allah

• "Mengubah" Ciptaan Allah •

Salah satu pesan yang disampaikan Alquran ialah jangan mengubah kodrat ciptaan Allah.
Salah satu sebabnya ialah dapat merugikan manusia itu sendiri dalam jangka panjang. Yang itu kadang tidak disadari manusia.

Misalnya,
Kalau menuruti kodrat ciptaan Tuhan, benih yang ditanam akan menghasilkan panen berlipat sepuluh. Kemudian, biji hasil panen itu pun bisa ditanam ulang dan menghasilkan panen yang sama besarnya. Tentu saja lewat pengelolaan yang sama bagusnya.
Manusia kurang puas.

Maka,
Demi mendapatkan hasil panen yang bagus, manusia mulai mengadakan rekayasa genetika pada beberapa jenis tumbuhan. 1 biji yang dulunya, misalnya, ditanam menghasilkan 1 kg, lewat ilmu rekayasa genetika modern, bisa menghasilkan berkali-kali lipat panennya dibanding pakai benih biasa.

Manusia senang (sementara) dengan laba yang berlipat ganda.

Namun,
Ternyata biji hasil panen lewat rekayasa genetika itu tidak bisa ditanam ulang untuk menghasilkan panen yang sama. Bisa jadi cuma menghasilkan pohonnya, tanpa ada buah yang bisa dipanen.
Akibatnya, petani tidak bisa nandur--kecuali lewat membeli bibit di perusahaan pembuat benih--lewat rekayasa genetika.

Dalam jangka panjang,
Karena sudah tidak punya biji yang bisa ditanam, mau gak mau petani harus beli benih di perusahaan itu. Di sinilah kemudian tiba saatnya pemilik perusahaan benih mengambil untung sebesar-besarnya. Benih tanaman itu dijual dengan harga sekehendak mereka--sebagai pemilik karya intelektual.

Dan, mau gak mau, petani harus beli dengan harga mahal. Mau gak mau pula, masyarakat akan beli buah/hasil tanaman itu dengan harga mahal.

Seperti halnya rekayasa genetika pada manusia.
Sains memang memberi harapan bagi manusia untuk "dipilihkan" benih sperma berkualitas terbaik yang akan ditemukan dengan sel telur. Menurut sains, anak hasil pemilihan itu akan punya kualitas seperti yang diinginkan.

Tapi, sains tidak berani menjamin si anak "pilihan" juga akan menghasilkan anak-anak yang sama kualitasnya. Kemungkinannya malah tidak bisa menghasilkan anak yang normal.

Drajat, 17 Juli 2018
@mskholid

》disarikan dari Ngaji bareng Gus Bahauddin Nursalim - Tafsir Jalalain, dengan berbagai modifikasi dan penyesuaian.

https://m.caping.co.id/news/detail/1918863

Sunday, July 1, 2018

Adil Sejak dalam Pikiran, Bahkan Doa

• Adil Sejak dalam Pikiran--bahkan Doa •

Dalam sebuah perjalanan di bus kota (Kopaja, Metromini, atau selainnya) kaki Anda terinjak penumpang lain. Seorang perempuan. Anda langsung hendak bereaksi keras, karena kaki yang sakit.

Namun, saat hendak marah-marah, Anda melihat perempuan penginjak itu amat cantik. Wajah putih bersih, memesona.
Dia tersenyum kecil sambil sedikit menundukkan kepala.
Mengisyaratkan permohonanan maaf.

Apa reaksi Anda berikutnya?
Tetap marah-marah, sambil teriak, "Taruh dimana mata, lo? Mata picek tho?"
Atau mendadak hilang amarah?
Lalu membalas senyumnya dengan senyum tak kalah manis.

Dalam peristiwa terinjak lainnya, Anda mau marah-marah
Lalu melihat si perempuan penginjak berwajah jelek, tak terawat
Baju kumal, dari tubuhnya tercium aroma kecut pula

Apa reaksi Anda? Tetap marah-marah
Atau malah pasang wajah manis, mengumbar senyum padanya.
Memaafkan...

Tuesday, June 26, 2018

Fokus pada Tujuan

• Fokus pada Tujuan •

Musuh terbesar Rasulullah saw sejak awal dakwah ialah Abu Jahal. Ia selalu melakukan upaya apapun untuk membunuh Baginda Rasulullah saw dan menghalangi dakwah tauhid 😊.  Namanya Kondang disebut-sebut oleh kalangan muslim Muhajirin dan Ansor.
Abu jahal dikenal sulit dibunuh, karena memang selain jagoan, dia juga dikelilingi pengawal-pengawal saat di medan perang.

Namun ternyata, nama besarnya hilang begitu saja hanya saat peperangan pertama melawan kaum muslimin. Yakni saat Perang Badar.
Nah, siapa pembunuh Abu Jahal?
Dialah dua anak kecil yang ikut berperang waktu itu.

Ada yang menyebutnya Muawwidz dan Muadz. Dua anak kecil dari Ansor.
Menjelang peperangan, Abdurrahman bin Auf melihat kedua anak kecil itu di sampingnya
Dia menggerutu, 'Ah... Kenapa yang ada di sampingku hanyalah anak kecil. Andaikan orang besar, pasti bisa diharapkan bantuannya.'

Tiba-tiba keduanya dengan wajah bersemangat, bertanya ke Abdurrahman.
"Paman, tahukah engkau yang mana Abu Jahal?"
"Emang kenapa?"
"Kami dengar ia sangat membenci Rasulullah, sering menghina Rasulullah. Kami akan bunuh dia!"
"Kalau begitu, tetaplah di sampingku. Nanti kutunjukkan yang mana Abu Jahal."
"Siap bosss...!!!"

Di tengah peperangan, kedua anak kecil itu hanya fokus menunggu instruksi dan petunjuk yang mana Abu Jahal. Tidak ada nafsu berperang atau gelut dengan pasukan kafir quraisy lainnya.

Saat terlihat Abu Jahal berkeliling di tengah pasukannya--mengendarai kuda, seketika itulah Abdurrahman menunjukkannya pada kedua anak kecil itu.
"Itu dia lelaki yang kalian cari."

Serentak keduanya bergerak. Menyerang Abu Jahal.
Agak sulit memang, karena selain ia naik kuda, dia juga dijaga pengawal-pengawalnya.
Namun, kedua anak kecil itu tak mau menyerah. Pokoknya, Abu Jahal harus mati di tangan mereka. Keduanya tidak menghiraukan pengawal-pengawal itu. Yang diserang hanyalah Abu Jahal.

Singkat cerita, Abu Jahal mati lewat tangan mereka.
Para pengawal Abu Jahal pun mundur, melarikan diri.
Keduanya berhasil meraih misi besar itu
Fokus adalah kuncinya

•••

Wahsyi, pembunuh Sayyid Hamzah, ketika sudah tobat dan masuk Islam, sering ditanya oleh Abu Bakar dan Umar. Apa rahasiamu; kok bisa membunuh Sayyid Hamzah?
Wahsyi menjawab: FOKUS
"Aku ikut perang ini, hanya untuk membunuh Hamzah. Karena aku dijanjikan akan dimerdekakan dari budak jika berhasil."

(Sakjane, biyen aku yo weruh awakmu karo sliweran nek mbarepku, tp aku emoh mateni. Wong seng tak doleki cuma Hamzah. Begitu mungkin kira-kira yang ada di pikiran Wahsyi).

Wahsyi pun benar-benar berhasil membunuh Sayyidina Hamzah dengan panahnya. Saat itu, Hamzah sedang beradu pedang dengan orang lain.

Babat, 26 Juni 2018
@mskholid
- Dirangkum dari tulisan kisah islami di republika dan ngaji Gus Baha'.

Monday, June 25, 2018

Strategi Memasarkan Produk


Beberapa hari lalu saya belanja ke toko kecil. Belanja kebutuhan harian rumah. Berbagi tugas dengan istri yang sibuk di dapur.
Sabun, sampo, odol, dkk lainnya.
Saya berdiri di depan rak sabun cuci baju.

Ya, sabun semacam inilah pilihan saya sejak zaman kuliah
Pertimbangannya, selain harga terjangkau--juga ada hadiah piringnya
Lumayan buat anak kos-kosan

Ada hal yang menggelitik saya saat melirik label harga sabun kemasan itu.
Harganya masih hampir sama dengan saat masih kuliah dulu
Kok bisa? Dahi saya mengernyit
Padahal sudah 10 tahun lebih (yang lalu). Selisih harga cuma sekitar 500 - 2.000 hingga dengan harga saat ini.

Saya perhatikan lagi bungkus kemasan sabun itu
Saya coba cermati label isinya.
Oooohhh... Barulah saya "ngeh"...
Ternyata, memang isi sabunnya yang dikurangi

Kalau dulu, isi kemasan 1 bungkus itu 1 kg (1000 gram)
Sekarang, pabrik mengemas sabun cuci untuk pasar dengan netto 800 gram
Ada pula yang dikemas dengan netto 850 dan 900 gram
Sementara besar bungkusnya tetap (atau hampir) sama

Ini yang kadang tidak disadari konsumen
Dianggapnya isinya tetap sama seperti bertahun-tahun lalu
Sehingga merasa nyaman-nyaman saja saat membeli
Minimal tidak merasa kemahalan

Rupanya, inilah strategi penasaran dari pihak perusahaan
Mereka tidak berani menaikkan harga secara frontal
Tapi, dengan cara mengurangi isi/nilai barangnya
Namun, kemasannya dibuat tetap

Kasus yang sama saya perhatikan dengan perusahaan produsen air mineral kemasan gelas
Saya terkejut, saat menemukan ada produk merk baru yang amat laris saat acara-acara pernikahan atau gawean tetangga
Merk tersebut amat diminati karena menjual dengan harga selisih 2.000 - 3.000 / kardus
Tentu saja, sangat lumayan hematnya bagi konsumen yang membeli puluhan atau bahkan ratusan kardus

Selidik,
Ternyata produsen mengakali kemasan gelas air mineral tersebut
Kalau biasanya standar air kemasan itu 240 ml, dia berinovasi dengan mengemas isi per gelas 220 ml.
Kalau kita gak perhatian, seakan-akan kemasan gelasnya sama besar dan sama isinya
Nah, itulah strategi pemasaran

Begitu pula dengan kampanye calon pemimpin daerah--pilkada
Seorang calon bisa mengemas dirinya seakan-akan punya kapasitas 1 kg, tapi sejatinya cuma 800 gram
Mengemas seakan-akan netto 240 ml, tp cuma 220 ml
Kalau calon pemilih tidak memerhatikan secara detil, bisa terkecoh

Nah, dalam konteks calon pemimpin saat ajang pilkada, ada beberapa cara pengemasan sebagai bagian dari strategi penasaran ini.
Antara lain:
Bla...bla..bla...
(Ini yang mungkin akan saya tulis di lain waktu, biar gak menimbulkan persepsi dan dugaan2. Soalnya isinya bisa amat menohok jika bacanya sambil emosi. Tapi, kalau gak sambil emosi (baca: pilkada dengan riang gembira) ya insya Allah oke-oke aja. Bahkan bisa jadi bahan mengaca diri).

wallahu a'lam

Babat, 25 Juni 2018
@mskholid

Insert: Kondangan saat pernikahan sepupu, Ahad (24/06)

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)