Dinasti Politik
• Politik Dinasti atau Dinasti Politik •
Ada banyak alasan dinasti politik dilarang. Para pembuat undang-undang dan kebijakan, tidak asal usul bikin aturan. Keberadaan keluarga di pimpinan pemerintahan punya pengaruh besar bagi posisi anggota keluarga lainnya.
Jadi,
Tidak bisa terus dijawab:
"Biar rakyat yang menilai."
"Biar masyarakat yang menentukan pilihannya."
"Kalau nggak suka, gak usah pilih."
Tidak semudah itu pada praktiknya.
Sebab,
Politik adalah seni meraih kemenangan dan mengalahkan lawan. Daaaan, keberadaan anggota keluarga yang pejabat, bisa menjadi salah satu peluru meraih kemenangan.
Saya ambil contoh di Lamongan.
Hasil Pileg 2019 lalu. Saat Pak Bupati Fadeli (alm) menjabat. Ada 7 anggota keluarga beliau yang BERHASIL tembus jadi anggota dewan. Menang lewat pemilihan legislatif.
M. Arif Anshori, Sanditia Devis Saputra, Nor Fathonah (keponakan), Yanuar Yudha Prasetya, Nahdliyah Kartika (keponakan) dan Retno Wardhani (menantu).
Ditambah 1 lagi, anak bupati yang lolos ke DPR RI; Debby Kurniawan. Total 7 orang. Di periode sebelumnya, ada 1 lagi anak Pak Bupati; Betty Nurfi--yang kemudian mengundurkan diri karena ikut suaminya tugas ke Amerika.
Itulah contoh kecil dinasti politik/politik dinasti. Contoh lain, bisa kita cermati di Banten, Tangsel, dll. Bahkan ada seorang bupati yang selesai purna 2 periode. Di Pilkada berikutnya, dua orang calon bupatinya adalah istri yang bupati. Karena istrinya dua orang. Sama-sama maju di pilkada. 😅
Nah,
Apa yang terjadi hari ini ketika Pak Fadeli sudah tidak menjabat bupati?
Saya mencoba menelusuri Pengurus Demokrat Lamongan dan daftar caleg di Pemilu 2024 mendatang.
1. Ganti Ketua DPC PD Lamongan
Sebelumnya, ketua DPC Partai Demokrat Lamongan adalah Pak Debby Kurniawan, sang anak bupati. Juli tahun lalu, beliau kalah saing dengan Pak Sugeng.
DK yang menjabat ketua Demokrat 2 periode dianggap cukup sukses. Terbukti, dengan keberhasilan partai Bersambung mercy ini meraih 9 kursi. Menempati posisi 2 di bawah PKB, dan mengungguli partai senior; PDIP.
Pencapaian ini luar biasa. Namun, apakah bisa bertahan dengan pergantian nahkoda? Kita lihat saja di Pileg 2024.
2. DK Geser Nomor Urut 2
Sebagai ketua DPC, DK selalu menempati nomor urut 1 di daftar caleg Demokrat untuk DPR RI. Ternyata, di Pileg mendatang hanya menempati urutan 2.
Posisi nomor urut 1 ditempati Jemmy Kurniawan, caleg kelahiran Bali yang domisili di Malang. Di Pileg edisi sebelumnya, ada di nomor urut 2. Saya melihat banner beliau cukup banyak dan besar di pinggiran jalan raya Lamongan-Gresik.
3. Hilangnya Daftar Nama Beken
Dalam daftar DCT Pileg 2024 yang dirilis KPU, nama-nama beken Demokrat yang sebelumnya menjadi anggota DPRD Lamongan, kini tak ada lagi.
Yang tersisa hanya dua nama: Sanditia Devis Saputra (Bendahara Demokrat Lamongan), nomor urut 1 dan Yanuar Yudha Prasetya yang tergeser jadi nomor urut 2. Yang lain hilang dari DCT.
4. Dipindah ke Caleg Provinsi/Pusat
Nor Fatonah (keponakan), misalnya. Untuk pileg 2024 mendatang dipindah ke DPR RI Pusat nomor urut 4. Sementara Retno Wardhani, dipindah ke DPRD Jatim no. urut 3.
Tentu saja, perpindahan ini menjadikan peluang terpilihnya amat berat. Apalagi pesaingnya sudah incumbent dan sudah pengalaman bertahun-tahun tarung di tingkat provinsi. Ibaratnya, sudah niat "disingkirkan" dari lingkaran legislatif.