Friday, June 24, 2022

Khutbah Jumat: Belajar dari Tiga Hewan Kecil dalal Al-Quran

 Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

فقد قَالَ اللهُ تَعَالَى  في كتابه الكريم: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang ingkang penuh keberkahan meniko, khatib wasiat kangge kitho sedoyo; utamipun kangge diri pribadi piyambak. Anggen kitha senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan lan takwa dumateng Allah SWT. Dengan cara sekuat tenaga ngelampahi kewajiban-kewajiban lan nilar utawi nebihi sedoyo perbuatan ingkang diharamkan.  

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Wonten tiga binatang kecil ingkang dijadikan sebagai nama surah di dalam Al-Qur’an, inggih meniko Al-Naml (semut), Al-'Ankabut (laba-laba), lan Al-Nahl (lebah). Menawi kitho amati secara seksama, tiap binatang meniko nggadahi karakter khas ingkang saget dados kiasan saking kehidupan manusia.

Contoh, yang pertama An-Naml utawi Semut. Binatang meniko nggadahi karakter pekerja keras dalam hidupnya. Tidak kenal lelah dalam bekerja. Koloni semut suka menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti. Konon, binatang kecil meniko nggadahi kekuatan nggotong barang yang berkali-kali lipat dibanding berat tubuhnya. Bahkan, dia saget menghimpun makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun. Karakter pekerja keras dan senang bekerja sama meniko adalah sisi positif semut.

Ananging, di sisi lain semut nggadahi sifat tamak dan loba yang sedemikian besar. Sehingga, dalam hidupnya dia berusaha mengumpulkan bahan makanan yang berlipat-lipat banyaknya—melebihi kebutuhan dirinya. Bahkan seringkali makanan yang dikumpulkan meniko tidak berguna sama sekali bagi dirinya. Di samping itu, semut ugi nggadahi karakter mboten purun berbagi kepada komunitas di luar kelompoknya. Meniko adalah contoh karakter negatif ingkang saget kita jauhi.

Wonten ing surah Al-Naml meniko dipun ceritakan kisah kezaliman Raja Fir'aun dumateng kaum Bani Israel. Ugi dipun ceritakan kisah tentang Nabi Sulaiman AS ingkang nggadahi kekuasaan yang mboten dipun miliki oleh manusia mana pun sebelum lan sesudah beliau. Juga kisah seorang raja perempuan ingkang berusaha menyogok Nabi Sulaiman AS demi mempertahankan kekuasaan ingkang dipun miliki.  

Maasyirol Muslimin rahimakumullah...

Ingkang nomer kali; Al-Ankabut (laba-laba). Al-Quran menyebutkan bahwa: Sarang laba-laba meniko merupakan tempat yang paling rapuh. Sebagaimana dipun singgung wonten ing ayat 41:

 مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba. Kalau mereka mengetahui.”

Rumah laba-laba meniko, sekalipun terlihat indah dan menawan, ia bukanlah tempat ingkang aman. Amergi, nopo mawon ingkang mencoba berlindung di sana bakal disergap oleh sang laba-laba lan dasdos santapan lezatnya. Jangankan serangga lain, laba-laba jantan mawon ingkang sampun selesai berhubungan, akan disergap lan dijadikan santapan oleh sang betina. Telur

Karakter negatif laba-laba meniko menjadi kiasan karakter sebagian manusia. Ingkang bekerja keras kangge memenuhi kebutuhannya, ananging mboten memperhatikan rambu-rambu lan aturan. Mboten melihat halal lan haram pekerjaannya. Bahkan, terkadang tega menghancurkan tetangga atau bahkan keluarganya sendiri.

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Ingkang terakhir; wonten surah naminipun An-Nahl (utawi lebah). Al-Qur’an menyebutkan bahwa lebah meniko bergerak atas dasar ilham saking Allah SWT, sehingga ia mampu memilih memilih gunung lan pohon-pohon sebagai tempat tinggalnya yang aman. Firman Allah SWT (QS An-Nahl: 68) :

 وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia’."

Sisi positif pertama saking lebah inggih meniko: Sarangnya dibuat berbentuk segi enam. Mboten bentuk segi lima atau utawi empat; tujuannya supados mboten terjadi pemborosan dalam lokasi.

Yang kedua; makanan ingkang dipilih lebah ialah saripati bunga-bunga. Lebah mengambil sari bunga, tanpo ngerusak bunga lan tanaman meniko. Bahkan, seringkali membantu terjadinya penyerbukan bunga. Sehingga bunga-bunga meniko saget bertumbuh dados  buah-buahan ingkang biasa kita konsumsi.

Karakter Lebah yang ketiga inggih meniko; lebah mboten suka menumpuk-numpuk makanannya seperti semut. Dia mengolah makanannya dados produk lain ingkang bernilai lebih tinggi. Hasil olahannya inggih meniko lilin lan madu ingkang sangat besar manfaatipun kangge manusia.

Lilin zaman dulu digunakan kangge alat penerangan. Tentu saja, zaman sebelum ada listrik, alat bahan penerang semacam lilin meniko adalah barang ingkang sangat penting. Hasil olahan lebah kedua inggih meniko madu; menurut Al-Quran madu saget dados obat yang ampuh membantu menyembuhkan.

Maasyirol Muslimin rahimakumullah...

Karakter positif lain saking lebah inggih meniko dia sangat disiplin, lebah ugi taat pada teamwork (utawi bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing), lan yang terakhir; lebah selalu disiplin menyingkirkan sedoyo barang ingkang mboten berguna dari sarangnya. Di samping itu, lebah ugi nggadahi sikap tegas lan pemberani. Dia tidak akan mengganggu kecuali ada yang mengganggunya. Menawi sudah ngamuk, lebah akan menyengat dan rela mati melawan pihak yang mengganggu.

Hadirin, Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Sikap hidup manusia seringkali dipun ibaratkan kaleyan berbagai jenis hewan. Wonten jenis manusia ingkang "berbudaya semut", yakni menghimpun lan menumpuk ilmu (tanpa mau mengolah lan berbagi dengan orang lain). Utawi suka menumpuk-numpuk materi lan harta benda, tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya dan tidak mau berbagi dengan orang lain.

Ugi wonten model manusia ingkang mirip laba-laba. Yaitu orang-orang ingkang mboten mikir opo, di mana, utawi kapan dia makan, akan tetapi yang dipikirkan adalah: “Siapa yang dimakan?” Meniko dados kiasan saking sifat manusia ingkang mencelakakan lan merugikan orang lain.

Jamaah shalat jum’at rahimakumullah,

Baginda Nabi Muhammad saw mengibaratkan seorang mukmin sebagai lebah. Karakter mukmin yang baik ialah mboten merusak lan mboten menyakiti. Mboten makan kecuali ingkang halalan – thoyyiban, lan mboten menghasilkan kecuali sesuatu yang bermanfaat.

Lebih rinci lagi, lebah setidaknya nggadahi tiga keistimewaan yang dapat menjadi analogi tentang karakter ideal manusia. Pertama, lebah mboten merusak tempat yang dia hinggapi, sekecil apa pun bagian pohon tersebut. Hal meniko dados pelajaran kangge manusia supados menghindari perilaku ingkang menimbulkan madharat utawi kerugian terhadap orang lain.

Ingkang Kedua, lebah hanya makan sesuatu yang baik-baik, yakni saripati bunga. Sehingga yang dikeluarkannya pun baik-baik, yakni madu. Dalam hal ini, manusia diperintah mengonsumsi segala sesuatu yang serba halal. Keranten, rezeki lan makanan ingkang halal, akan membuahkan perilaku lan karakter positif kangge tiyang tersebut.

Mugi-mugi kitho sedoyo termasuk tiyang-tiyang ingkang beriman lan nggadahi pribadi lan akhlak ingkang sae, sesuai dengan petunjuk lan tuntunan saking Kanjeng Rasulullah saw. Amin ya Rabbal alamin...

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِلٰهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ  ، وقال تعالى : إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.

. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  . ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Diadaptasi dari tulisan H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung. Yang dimuat di situs NU Online.

 

Tuesday, May 31, 2022

Efek Omelan Istri, Jadi Wali

 Efek omelan istri itu tidak hanya jalur jadi wali. Tapi, juga jalur jadi tukang. 

Gara-gara kloset di kamar pondok gak keluar air seminggu ini, istri ngomel terus. Nyuruh nyari tukang benerin closed. 


Saya nyari nyari tukang gak dapat². Entah, saking padatnya jadwal mereka, atau karena minimnya pekerjaan yang ditawarkan. 


Kan jadi gak enak dewe, masak benerin gitu aja mau narik bayaran 50 ribu, atau 100 ribu. Kalau di kota besar macam Jakarta gitu agak memper, lha ini di kampung kok.


Yaaaa...

Gara-gara gak tahan dengan omelan istri, saya cari deh tutorial di youtube. Ada sekitar 5 video yang saya simak. Solusinya, hampir semuanya sama.

Yakin bisa lah... Gumam saya.

Gitu aja kok. 

Alat yang diperlukan cuma dua. Kunci inggris dan sikat gigi bekas.

Penyebab mampetnya air, biasanya gara2 lumpur atau tanah yang menyumbat di penyaringan kloset. 

Kebanyakan kasus terjadi pada kloset yang airnya bersumber dari sumur atau sumber bor. Air PDAM relatif lebih aman dan bersih. 


Alhamdulillah...

Ternyata beres dan berhasil.

Kloset bisa keluar airnya lagi.

Tanpa panggil tukang. 😅

Friday, May 27, 2022

Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Memuliakan Tetangga

 Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ  أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 

Mengawali khutbah meniko, khatib berwasiat kangge para jama’ah sekalian pada umumnya lan kepada diri khatib sendiri khususnya, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita dumateng Allah SWT dengan cara ngelampahi perintah2Nya dan menjauhi larangan2Nya.

 

Dengan cara ngelampahi perintah lan nebihi larangan Allah, berarti kita sedang berproses dados hamba igkang paling mula. Sebagaimana firman Allah SWT wonten ing surah al-Hujurat ayat 13: اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

 

Agami Islam datang dengan misi membawa kedamaian dan keselamatan kangge umat manusia. Baik damai wonten ing alam dunia, maupun keselamatan wonten ing alam akhirat. Salah satu usaha kangge mewujudkan perdamaian wonten ing masyarakat ialah dengan cara menjaga kerukunan antar manusia. Upaya meniko saget dipun mulai saking orang terdekat dengan kita, yakni tetangga kita sendiri.

Kangge sebagian orang, tetangga merupakan orang ingkang paling dekat setelah sanak saudara. Sebab, terkadang ketika kita wonten ing kesulitan lan mboten wonten sanak saudara di sekeliling kita, maka tetanggalah yang akan menolong kita. Keranten meniko, tetangga dados sosok ingkang penting bagi masing-masing orang di tengah kehidupan bermasyarakat. Sehingga agami Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menghormati lan memuliakan tetangganya.

Dengan saling memuliakan dan menghormati satu sama lain, bergotong royong dan saling membantu, mongko terciptalah lingkungan ingkang sae, tenang, damai dan tenterem.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Wonten ing surah An-Nisâ’ayat 36, Allah SWT berfirman:

 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا.

Artosipun: "Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah terhadap orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri."

Terkait ayat meniko, Syekh Wahbah az-Zuhaili wonten ing tafsirnya, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tetangga dekat inggih meniko tiyang-tiyang ingkang dekat dengan kita. Baik secara tempat, nasab, atau agama. Sedangkan maksud dari tetangga jauh inggih meniko tiyang ingkang jauh tempat tinggalnya dengan kita. Utawi tiyang ingkang mboten nggadahi nasab dengan kita.

Dari penafsiran meniko, saget kitho simpulkan beleh perintah berbuat baik kepada tetangga yang dimaksud wonten ayat di atas ialah kepada semua tetangga di sekitar rumah kita. Baik termasuk keluarga utawi mboten keluarga.

 

 

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah....

Kanjeng Rasulullah saw meniko, adalah contoh sosok ingkang sangat memuliakan tetangga. Beliau juga sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga keharmonisan hubungan antar tetangga. Saking pentingipun hubungan kita kaleh tetangga, Malaikat Jibril kerap berwasiat dateng kanjeng Nabi perihal menjaga hubungan yang baik antar tetangga. Nabi saw bahkan mengira jika tetangga pun mendapatkan hak waris kita sebagaimana saudara-saudara kita, amergi hubungan ingkang saking dekat meniko.

Hal ini sebagaimana dipun riwayatkan wonten ing hadis Nabi saw dalam Shahīh al-Bukhārī:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري.

Artinya: "Dari Aisyah ra dari Nabi saw beliau bersabda, “Jibril terus berwasiat kepadaku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris". (H.R. Al-Bukhari)

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah....

Islam melarang umatnya berbuat jahat kepada tetangga. Jangankan kejahatan, mengganggu kenyamanan tetangga mawon, sampun disebut sebagai tanda iman belum sempurna. Selain itu, membiarkan tetangga kelaparan pun merupakan tanda iman igkang mboten sempurna.

Terkait hal meniko, Kanjeng Rasulullah saw pernah bersabda:

 وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ ، قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري.

Artinya:“Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (Hadis riwayat Al-Bukhari)

Mboten sekadar berkurangnya iman. Perbuatan menyakiti tetangga, ugi saget dados wasilah yang mengantarkan seseorang masuk neraka utawi sebaliknya masuk surgani pun Allah SWT, menawi saget berbuat baik dengan tetangga.

Dalam sebuah hadits ingkang diriwayatkan Imam Hakim disebutkan:

 عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم.

Artinya: Dari Abu Hurairah ra ia berkata, “Dikatakan kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi, dia sering mencela tetangganya.” Rasulullah saw. bersabda, “Dia tidak baik, dia masuk neraka.” Kemudian disebutkan kepada Rasulullah saw. bahwa ada seseorang yang hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi, dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Rasulullah saw bersabda, “Ia masuk surga.” (H.R. Al-Hakim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...

Saking ayat lan hadits-hadits di atas, saget kita petik kesimpulan bahwa selain hablun minallah (hubungan yang baik dengan Allah) wonten perkawes ingkang tak kalah penting; yakni menjaga hablun minan nas (hubungan ingkang sae dengan sesama manusia).

Pertanyaan berikutnya, inggih meniko: bagaimana cara kitho bergaul dengan etika ingkang sae kaleyan tetangga kita? Dalam risalahnya, yang berjudul al-Adāb fī al- Dîn, Imam al-Ghazali menyebutkan beberapa adab bertetangga, yaitu:

 ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويُهَنِّيْهِ في فَرَحِه، ويتلطف لولده وعبده في الكلام

Artinya: "Ngawiti mengucapkan salam (utawi coro tiyang Jowo: menyapa), mboten suwi-suwi ngejak omongan, mboten kakehen takon; misalnya menyelidik tentang urusan pribadi lan keluarganya, menjenguk ketika sakit, berbela sungkawa apabila tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraan tetangga, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, .”

Jamaah salat Jumat yang diberkahi Allah

Mekaten khutbah singkat siang meniko. Mugi2 kita termasuk ke dalam golongan tiyang ingkang memuliakan lan menghormati tetangga. Sehingga tercipta lingkungan masyarakat ingkang tenterem, damai, penuh suka dan cinta. Ugi semoga dengan wasilah memuliakan dan menghormati tetangga, saget mengantarkan kita melbet surganipun Allah SWT. Amin ya Rabbal alamin...

Audzubillahi minas syaithor rojim,,, Bismillahirrahmanirrahim... والعصر 1

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ.  اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدين.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  .

Friday, April 29, 2022

Khutbah Jumat Bahasa jawa; Tiga Hikmah Zakat

 

Khutbah I

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillahirabbilalamin, dados kalimat ingkang sepatutnya senantiasa kita ucapkan wonten ing keseharian hidup kita. Khususipun wonten ing kesempatan meniko. Ucapan alhamdulillah, merupakan salah setunggal wujud rasa syukur kitho atas karunia lan nikmat Allah SWT ingkang tiada tara. Pada siang hari meniko, kita tasik diberikan kekuatan lan kesehatan, sehingga saget ngelampahi ibadah puasa Ramadan lan shalat Jumat. Ibadah meniko merupakan bentuk nikmat iman dan islam yang hanya diberikan Allah kepada orang-orang yang dicintai-Nya.

Ingkang kedua, monggo sareng-sareng berusaha mengencangkan lan menguatkan iman dan takwa kita dumateng Allah swt dengan berusaha sekuat tenaga untuk ngelampahi perintah-perintah Allah lan nilar utawi nebihi sedoyo larangan-laranganipun. Mugi-mugi dengan usaha lan ikhtiar kita untuk selalu bertakwa, kita kelak tergolong sebagai orang-orang yang mulia di sisi Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kesempatan Jumat meniko, monggo sejenak kitha merenungi makna lan hakikat ibadah zakat. Khususipun wonten ing akhir bulan suci Ramadhan meniko. Kitho perlu mempelajari pernak-pernik lan hakikat rukun Islam yang ketiga meniko, supados dados pengerten beleh ibadah meniko bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun sedoyo meniko adalah bagian dari kebutuhan ingkang bakal membawa dampak ingkang sae kangge bagi kehidupan kita.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56: وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ  

Artosipun, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.”

Wonten ing ayat meniko, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Yang nilai wajibnya disandingkan kaleyan kewajiban ngelampahi ibadah shalat. Jika menjalankan shalat meniko adalah kewajiban ingkang sifatnya vertikal (hablum minallah) yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah swt dengan menyembah-Nya, mongko zakat meniko nggadahi dua dimensi ibadah.

Yang pertama tentu saja, dimensi vertikal sebagai kewajiban dumateng Allah, yang kedua dimensi horizontal; inggih meniko dalam bentuk memberikan sebagian harta ingkang kita miliki amergi di dalamnya wonten hak-hak orang lain. Dalam menunaikannya, zakat ugi mboten sekadar pokok e memberikan bagian harta, terus selesai. Mboten. Ananging, di situ ugi wonten beberapa aturan dalam pengeluarannya dan juga ditentukan besaran harta ingkang mesti kita keluarkan.

Contohipun, zakat emas. Nisabnya utawi batas minimal tiyang ingkang wajib mengeluarkan zakat emas inggih meniko ingkang nggadahi 85 gram emas. Syarat berikutnya, barang emas meniko berbentuk harta yang disimpan selama 1 tahun. Sehingga, menawi wonten tiyang ingkang nggadah simpanan emas seberat 85 gram dan disimpan selama 1 tahun (utawi isitlahnya mencapai haul), mongko tiyang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% utawi sebesar 2,125 gram.

Contoh lain; wonten zakat mal (utawi harta benda). Niki kangge tiyang ingkang nggadahi simpenan uang sebesar minimal 78 juta. Nah, uang meniko sifatnya disimpen. Baik wonten ing rekening bank, deposito, utawi disimpen di lemari. Menawi masa penyimpanan sampun 1 tahun, mongko wajib dikeluarkan zakatnya. Inggih meniko sebesar 2,5% saking nilai uangnya. Atau sebesar 1.950.000,-; ingkang dipun berikan kepada tiyang fakir miskin.

Inilah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyyah (ibadah kehartaan).

 

 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Wonten ing kitab Ihya ‘Ulumiddin, Imam  al-Ghazali menjelaskan wonten tiga hakikat makna lan tujuan saking kewajiban berzakat meniko.

Ingkang Pertama, zakat merupakan wujud totalitas kecintaan kitha dumateng Allah swt. Artosipun tiyang ingkang mengaku beriman lan mencintai Allah SWT bakal secara total ngelampahi sedoyo apapun perintah dan permintaan yang dicintainya. Termasuk dalam urusan mengeluarkan zakat, seberapa pun besar kecintaan lan kesenangan kita terhadap harta benda (baik berupa uang utawi emas), manakala sampun wonten perintah saking Allah SWT, mongko dengan enteng tangan kita akan mengeluarkan harta benda tersebut kangge jalan menuju Allah SWt.

Imam al-Ghazali menyebutkan beleh semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah, mongko akan semakin besar pula rasa cintanya kepada Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hakikat zakat ingkang kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebuah ikhtiar kangge membersihkan diri saking berbagai sifat negatif—khususipun sifat kikir utawi pelit. Sifat buruk meniko hanya saget dipun obati dengan cara membiasakan diri membantu orang lain kalyean harta ingkang kitha miliki, khususnya melalui zakat. Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh: “Kecintaan kita dumateng sesuatu, hanya saget diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, hingga perpishaan meniko menjadi sebuah kebiasaan.”

Kita juga sebenarnya mboten perlu khawatir; harta bakal berkurang; hanya gara-gara memberikan harta kepada orang lain. Amergi pada hakikatnya, tiyang ingkang memberikan hartanya dengan tujuan ngelampahi perintah oleh Allah akan dilipatgandakan lebih dari yang ia berikan.

Allah SWT berfirman wonten ing surah Al Baqarah 261:

 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Perumpamaan tiyang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti tiyang ingkang nandur sebutir biji, yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ingkang Ketiga, zakat ingkang kitha keluarkan hakikatipun adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT.

Perlu kita sadari beleh Allah memberikan kitha nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyyah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya. Allah ugi memberikan nikmat kitha nggadahi kelebihan harta benda. Nah, cara mensyukuri nikmat harta benda meniko ialah dengan ibadah maliyyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, utawi sedekah.

Lebih dari itu, Imam al-Ghazali ugi menyebutkan beleh zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Ananging, juga wujud kepedulian lan kasih sayang terhadap orang lain. Khususipun dumateng tiyang-tiyang ingkang mboten diberikan keluasan rejeki harta benda seperti ingkang kita punyai. Dawuhipun Baginda Rasulullah saw: “Tiyang ingkang kasih lan sayang dumateng penduduk bumi, bakal disayangi oleh penduduk langit.”

Maasyiral Muslimin rahimakumullah...

Lewat kepedulian meniko, mugi-mugi kita termasuk golongan tiyang-tiyang ingkang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda: خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR Imam Thabrani)

Mekaten, tiga hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali. Mugi-mugi cukup dados tambahan wawasan lan ilmu kita dalam ngelampahi ibadah zakat meniko. Monggi niati zakat ingkang kita keluarkan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban, namun ugi dalam rangka mewujudkan nilai-nilai luhur diri kita sebagai orang yang beriman. Semoga kita digolongkan sebagai insan ingkang ikhlas beramal dalam ngelampahi perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya. Amin ya Rabbal alamin...

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

  اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر 

 

Diadaptasi dari Khutbah : Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung  
Sumber: 
https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-tiga-hakikat-dalam-ibadah-zakat-freaR

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)