Usai membeli di Indonesia Book Fair, Minggu (27/11) itu, aku tak sabar membacanya. Buku karya @poconggg itu jadi perbincangan banyak orang dan buruan utama merreka. Judulnya seperti judul tulisan ini.
Busway siang itu lumayan ramai. Terpaksa harus berdesakan di halte Polda menuju Dukuh Atas. Seperti biasa, antrian di Dukuh Atas selalu ramai. Khususnya yang menuju ke Ragunan. Aku melenggang menuju tempat antrian ke Pulogadung. Sepi. Cuma ada 1 orang bapak dan 2 orang mbak-mbak. Beberapa menit kemudian, mulai berdatangan penumpang lainnya. Antrian mulai membesar.
Bis jemputan kami datang. Dengan santai aku masuk ke bis setelah pengantri di depanku berjalan. Memilih salah satu kursi kosong di sudut bis. Posisi yang nyaman, kupikir.
Tak sabar. Aku langsung membuka plastik buku yang baru kubeli tersebut. Lalu tenggelam sendiri, membacanya. Aku tersenyum-senyum sendiri dan kadang terpaksa menahan gelak tawa. Bisa-bisa pandangan seisi bis menyelidikku. Membaca tiga judul pertama (mulai dari kata pengantar, perjalanan seikat poconggg, poconggg juga pocong, dari buku tersebut, aku baru menyadari keistimewaan buku ini (mungkin juga penulisnya. Piss).
Bayanganku langsung terbang ke sesosok penulis novel spesialis kocak dan mengocok perut. Boim Lebon. Ya, bisa dibilang seperti itulah menurut pandanganku tentang tulisannya yang lucu dan gokil. Aku membayangkan, malam ini (di kosan) akan sangat mengasikkan dengan buku baruku ini.
Satu hal lagi yang membuat buku karya @poconggg berbeda adalah kejeliannya menulis dari sudut pandang yang berbeda. Memosisikan diri dari sudut lain. Ya, @poconggg adalah seorang manusia yang rata-rata juga mempunyai pandangan tertentu terhadap dunia pocong dan sejenis hantu lainnya. Tak lepas dari pengaruh film horor karya dalam negeri tentu saja. Tapi, lewat identitas @poconggg, dia menuliskan kisah tentang pocong yang berbeda daripada pakemnya. Pocong yang semula serem, menjadi sebuah objek yang lucu, asyik, men ggelikan dan membuat orang penasaran untuk bertemu dengannya di dunia nyata (hihihii...) iya gak???
Ada kisah pocong yang tidak pernah berhasil menakut-nakuti manusia. Karena sama sekali tak serem, katanya. Juga pocong yang terjebak di komplek perumahan dan tidak bisa kembali pulang sampe menjelang pagi. Karena portalnya sudah tertutup. Tentu saja, ia tak bisa melompati portal itu. Juga tak bisa menggelinding lewat bawah portal. Atau bahkan, tentang pocong yang beralih tugas membantu seorang perempuan melahirkan di tengah kota!!!
Namun sayangnya, di tiga judul berikutnya; Cerita Horor Tak Pernah Seindah Ini, Kawan..., Cinta Sejenis, dan Puisi Cinta, tidak lagi kutemukan sentuhan seperti di judul-judul sebelumnya. Tak ada lagi kisah unik dan lucu tentang dunia pocong yang berbeda—seperti di bab sebelumnya. Tak ada lagi kalimat yang mengocok perut dan membahakkan mulut. Bagiku, meskipun ceritanya lumayan, tulisan di bab-bab berikutnya tak menarik. Kututup buku. Masukin ke tas. Kualihkan diri menikmati gorengan yang sempat kebeli di terminal Pulogadung tadi. Melihat jalanan dari dalam angkot yang menuju kosanku.
Bersambung... baca di kos-an nanti....
Bekasi, 27 November 2011
No comments:
Write komentar