Omong Berisi (Omber) Writerpreneur #2
Gagasan entrepreneurship yang menurut saya terbaik–dan jujur saya kagumi serta banggakan–adalah gagasan Quantum Leap, Dr. Ir. Ciputra. Saya senang dengan ungkapan simpelnya bahwa seorang entrepreneur adalah mereka yang dapat mengubah ‘rongsokan’ menjadi ‘emas’. Tanpa berteori dengan omong kosong, beliau sudah membuktikan kiprahnya dalam banyak hal, termasuk visi menciptakan 4,4 juta entrepreneur di Indonesia ini.
Lalu, saya berpikir bagaimana dengan writerpreneur? Saya pandangi 1 rim kertas HVS 70 gr yang berharga kira-kira Rp30.000 saat ini. Kertas itu kosong tak berisi. Masih berharga, cuma paling Rp25 atau Rp30 per lembar. Bagaimana agar ia menjadi berharga berkali-kali lipat? Ya, dengan tulisan harus dengan tulisan.
Kertas putih kosong akan berharga dengan tulisan. Tulisan akan dihargai jika berisi gagasan. Gagasan akan brilian jika diisi dengan pengalaman, ilmu, informasi, keterampilan, dan kemaslahatan. Eureka! Itulah dia gagasan writerpreneurship:
“Writerpreneur adalah seseorang yang mampu mengubah 1 rim ‘kertas kosong’ seharga Rp30.000 menjadi ‘kertas berisi tulisan’ seharga Rp30.000.000 (1000 x)!”
Mungkinkah? Ah, seperti lagu Stinky saja…. Jelas mungkin. Bagaimana menghitungnya? Begini. Jumlah 1 rim setara dengan 500 lembar kertas. Jika kita bagi 5 menjadi @100 lembar dan itu setara dengan lima judul buku berketebalan medium. Cukup kita berasumsi menulis pada satu muka. Jadi, ada 100 halaman per buku yang apabila menjadi buku dapat berkisar menjadi 112-128 halaman buku jadi.
Lalu, berapa layaknya Anda dihargai satu buku untuk sistem outright atau beli putus? Jika Anda punya posisi tawar tinggi, kredibel dan profesional dalam menulis, angka itu adalah Rp60.000 x 100 hlm = Rp6 juta per buku. Maka dari satu rim kertas Anda dapat menghasil Rp6 juta x 5 buku = Rp30.000.000. Hmm… matematika sederhana. Dan satu buku semestinya dapat Anda kejar dalam satu bulan setara dengan penghasilan pegawai kelas manajemen. Kalau mampu lebih produktif, dapat 2 buku per bulan atau satu buku per dua minggu. Maka penghasilan Anda setara dengan general manajer kelas menengah.
Ini cuma rumus sederhana menggagas writerpreneurship. Tidak muluk-muluk. Baru hari kemarin saya bertemu dengan direktur sebuah koperasi karyawan dari perusahaan provider telekomunikasi besar di Indonesia. Mereka hendak membuat buku memori jabatan. Penawaran saya adalah di atas Rp100 ribu per halaman untuk jangka waktu kerja efektif 1,5 bulan. Buku akan diformat dalam kisaran 140-160 halaman. Berarti saya punya kans membuat sekumpulan kertas kosong seperempat rim dalam kisaran Rp14 juta-Rp16 juta satu buku. Sungguh sangat mungkin membuat selembar kertas kosong itu berdaya luar biasa. Belum lagi kalau Anda menghitung dengan hitungan tulisan media massa cetak yang berharga ratusan ribu per halaman dalam kisaran 3-6 halaman per artikel atau tulisan feature.
Saya bangga menjadi writerpreneur!
:catatan kreativitas
Bambang Trim
www.bambang-trim.com
www.dixigraf.com
Gagasan entrepreneurship yang menurut saya terbaik–dan jujur saya kagumi serta banggakan–adalah gagasan Quantum Leap, Dr. Ir. Ciputra. Saya senang dengan ungkapan simpelnya bahwa seorang entrepreneur adalah mereka yang dapat mengubah ‘rongsokan’ menjadi ‘emas’. Tanpa berteori dengan omong kosong, beliau sudah membuktikan kiprahnya dalam banyak hal, termasuk visi menciptakan 4,4 juta entrepreneur di Indonesia ini.
Lalu, saya berpikir bagaimana dengan writerpreneur? Saya pandangi 1 rim kertas HVS 70 gr yang berharga kira-kira Rp30.000 saat ini. Kertas itu kosong tak berisi. Masih berharga, cuma paling Rp25 atau Rp30 per lembar. Bagaimana agar ia menjadi berharga berkali-kali lipat? Ya, dengan tulisan harus dengan tulisan.
Kertas putih kosong akan berharga dengan tulisan. Tulisan akan dihargai jika berisi gagasan. Gagasan akan brilian jika diisi dengan pengalaman, ilmu, informasi, keterampilan, dan kemaslahatan. Eureka! Itulah dia gagasan writerpreneurship:
“Writerpreneur adalah seseorang yang mampu mengubah 1 rim ‘kertas kosong’ seharga Rp30.000 menjadi ‘kertas berisi tulisan’ seharga Rp30.000.000 (1000 x)!”
Mungkinkah? Ah, seperti lagu Stinky saja…. Jelas mungkin. Bagaimana menghitungnya? Begini. Jumlah 1 rim setara dengan 500 lembar kertas. Jika kita bagi 5 menjadi @100 lembar dan itu setara dengan lima judul buku berketebalan medium. Cukup kita berasumsi menulis pada satu muka. Jadi, ada 100 halaman per buku yang apabila menjadi buku dapat berkisar menjadi 112-128 halaman buku jadi.
Lalu, berapa layaknya Anda dihargai satu buku untuk sistem outright atau beli putus? Jika Anda punya posisi tawar tinggi, kredibel dan profesional dalam menulis, angka itu adalah Rp60.000 x 100 hlm = Rp6 juta per buku. Maka dari satu rim kertas Anda dapat menghasil Rp6 juta x 5 buku = Rp30.000.000. Hmm… matematika sederhana. Dan satu buku semestinya dapat Anda kejar dalam satu bulan setara dengan penghasilan pegawai kelas manajemen. Kalau mampu lebih produktif, dapat 2 buku per bulan atau satu buku per dua minggu. Maka penghasilan Anda setara dengan general manajer kelas menengah.
Ini cuma rumus sederhana menggagas writerpreneurship. Tidak muluk-muluk. Baru hari kemarin saya bertemu dengan direktur sebuah koperasi karyawan dari perusahaan provider telekomunikasi besar di Indonesia. Mereka hendak membuat buku memori jabatan. Penawaran saya adalah di atas Rp100 ribu per halaman untuk jangka waktu kerja efektif 1,5 bulan. Buku akan diformat dalam kisaran 140-160 halaman. Berarti saya punya kans membuat sekumpulan kertas kosong seperempat rim dalam kisaran Rp14 juta-Rp16 juta satu buku. Sungguh sangat mungkin membuat selembar kertas kosong itu berdaya luar biasa. Belum lagi kalau Anda menghitung dengan hitungan tulisan media massa cetak yang berharga ratusan ribu per halaman dalam kisaran 3-6 halaman per artikel atau tulisan feature.
Saya bangga menjadi writerpreneur!
:catatan kreativitas
Bambang Trim
www.bambang-trim.com
www.dixigraf.com
No comments:
Write komentar