Wednesday, December 5, 2018

Sukses Jihad, Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi

SUKSES JIHAD
Selesaikan Sendiri Urusan Pribadi Masing-masing
---------
Apa anggaran paling banyak menyerap biaya dalam setiap kegiatan?
Hampir selalu urusan konsumsi dan akomodasi

Coba saja hitung,
Misalnya untuk kegiatan REUNI Alumni 212 Monas 2018 kemarin
Peserta 8 JUTA Orang
Andai anggaran konsumsi makan sekali per orang Rp.10.000,-
Maka, 8.000.000 bungkus x Rp.10.000 = 80 MILIAR
Butuh 80 miliar hanya untuk konsumsi saja
Lalu, jika ada tambahan biaya akomodasi/transportasi 10 ribu tiap peserta, maka anggarannya juga 80 miliar.
Butuh 80 miliar lagi.
Total sementara 160 Miliar; untuk dua pos anggaran (konsumsi dan akomodasi).

Untungnya, peserta Reuni Alumni 212 Monas tidak disediakan konsumsi dan atau dibayar. Semua bergerak atas kehendak pribadi dan menyelesaikan urusannya sendiri-sendiri.

Bahkan, banyak yang sambil membawa bekal berlebih--untuk persiapan berbagi dengan peserta lainnya.

Atau misalnya,
Kegiatan Istighotsah Akbar PWNU Jatim di Gelora Delta Sidoarjo, Oktober lalu
Kita anggap peserta 50 ribu orang saja (saya belum ngerti jumlah pasti peserta. Tapi, untuk kapasitas tribun Gelora Delta sebanyak 35.000 peserta)

Jika anggaran konsumsi dan transportasi 20.000,
Maka 50.000 x 20.000  = 1.000.000.000 (1 miliar)
Sudah luar biasa kebutuhannya
1 miliar hanya untuk beresin urusan perut masing-masing
Belum urusan-urusan lainnya yang lebih esensial

Atau kegiatan lain.
Misalnya pengajian, tabligh akbar, dkk. hampir semuanya menyerap anggaran paling banyak lewat pos konsumsi.
Maka,
Sejak dulu, para sahabat ketika berjihad, mereka sudah menyelesaikan sendiri urusan pribadi masing-masing (kebutuhan makan dan minum).
Meskipun misalnya, komando pusat menyediakan, mereka tidak terlalu jagakno dari sana.
Sehingga kebutuhan-kebutuhan paling penting saat jihad, bisa terpenuhi.
Kisah berat terjadi saat para sahabat harus berperang, padahal kondisi masyarakat paceklik. Banyak yang gagal panen. Sementara harus tetap berperang. Para sahabat yang berkecukupan lantas berlomba menafkahkan hartanya
Dana/donasi tersebut memang ada.
Tapi, digunakan untuk perlengkapan perang yang harus ada
Mulai kuda, unta, atau persenjataan
Bukan untuk memenuhi kebutuhan makanan pasukan
Tidak ada cerita misalnya, beberapa ekor kuda/unta disembelih tiap hari untuk kebutuhan makan para mujahid
Para sahabat peserta perang, membawa bekal sendiri-sendiri
Bahkan ada yang hanya membawa 3 butir kurma
Ketika lapar, kurma tidak digigit atau ditelan
Tapi, cukup di-emut, sampai hilang rasa lapar dan tenaga pulih
Begitu setiap hari hingga kurmanya tidak pernah habis
Yang kedua,
Jika urusan perut masing-masing ini jagakno panitia, maka akan rawan kecewa. Rawan tidak sesuai selera.
Sehingga kerap menjadi bahan caci maki--minimal gerutuan.
Padahal, pos anggarannya sudah teramat besar.
Babat, 5 Desember 2018
@mskholid
~ Inspirasi dari ngaji Gus Baha' - Narukan

1 comment:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)