Saturday, September 21, 2019

Segelas Teh yang Harganya Mengalahkan Seliter Beras

• Segelas Teh yang Harganya Melebihi Seliter Beras •

Sekitar sebulan lalu, saya melintas di Jalan Darmo Surabaya. Jelang lampu merah mobil jalan pelan. Di samping kiri, nampak gerai minuman yang amat laris. Belasan orang berdiri antre. Sebagian besarnya adalah kurir ojek online berjaket hijau. Saya penasaran, apa itu?

"Es teh khas Thailand," jawab istri.
"Piye rasane?" tanya saya.
"Yo emboh... Ora ngerti. Wong ora tau Sampeyan jak tuku kok," ujar istri.
Saya tertawa, lanjut menginjak pedal gas.

Di waktu berbeda, saya ke GresMall di Gresik. Lagi-lagi saya menemukan gerai teh yang sama. Dan lagi-lagi nampak belasan orang berdiri antre. Termasuk kurir online.
Wowww... Kayak apa sih rasanya. Penasaran.



"Piye, nyoba ta?" tanya saya ke istri.
"Gak popp, cek tau rasane," jawabnya.
Saya mendekat ke gerai. Saya lihat daftar harganya.
Lho, 1 gelas kok mahal. 30 ribu.
Saya balik lagi ke tempat istri yang menunggu.

"Lapo balik?"
"Ora sido ah... Luarang. Mosok segelas saja 22 - 30 ribuan. Matekno uwong!" kata saya.
Hahaha... Kami tertawa berdua.
Nanti bikin sendiri aja di rumah. Nyari resepnya di Youtube. wkwkwk...
Bikim vlog, terus upload di channel #DapurNengAyoh 😂😂😂

Dalam perjalanan pulang, saya terus melamun. Entah sedih. Entah senang.
Inilah mungkin salah satu alasan hampir tak ada anak muda yang mau jadi petani.
Tak mau lagi meneruskan profesi orangtua mereka bercocok tanam.

Sebab, jadi petani itu uangnya minimalis.
Sudah masa tanamnya nunggu tiap musim hujan.
Sabar menunggu 3-4 bulan, modal lumayan besar.
Kena panas terik matahari dan keringat bau.
Pas panen, harga anjlok. Bisa cuma 4-5 ribu / kg.
Itu pun kalau panen. Lha, bagaimana jika kena hama. Gagal panen.

Sementara di sisi lain, peluang bisnis air teh (dan kopi) semacam gerai itu prospektif.
Kerja pakai baju rapi dan wangi. Ruang adem ber-AC.
Ketemu dengan pembeli yang ganteng-ganteng dan cantik nan wangi.
Harga jualnya mahal pula. Bisa 30 ribu / gelas.
Hasilnya nyata setiap hari. Tak perlu menunggu berbulan-bulan untuk memetik hasil panen.

Teh 》kebutuhan sekunder atau tersier; tak minum juga tak bikin orang mati atau kelaparan.
Beras 》kebutuhan primer/pokok; harus makan ini biar tidak mati atau bebas lapar.
Namun, ternyata harga beras 1 kg yang cukup untuk makan 6-7 orang hanya kisaran 8 - 10 ribu. Sementara, teh yang tidak mengenyangkan itu hanya cukup untuk minum 1 orang (atau joinan 2 orang).

Maka, bisnis gerai teh atau kopi menjadi amat prospektif.

Tanah sawah dijual.
Beli gerai teh atau kopi.
Dan siap menghitung hasilnya setiap hari.
Begitu, model bisnis dan usaha anak muda sekarang.
Dan mungkin akan bertahan hingga anak cucu kita kelak.

Saya jadi berpikir; kalau generasi para petani zaman sekarang meninggal, kira-kira dari mana kita akan mendapatkan suplai bahan pokok berupa beras itu?
Kalaupun ada yang masih menanam padi, jadi berapa kira-kira harga bahan pokok itu per kilo kelak?

Drajat, 21 September 2019
@mskholid

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)