Thursday, November 19, 2020

Belajar pada yang Terbaik

 


Belajarlah Pada yang Terbaik di Bidangnya • 


Sebuah Catatan Kemenangan Kafilah Jatim Cabang MFQ pada MTQ Nasional ke 28 di Sumbar 2020


Untuk mencapai keberhasilan, kuncinya adalah BELAJAR. 

Menurut Pak Tung (Tung Desem Waringin) : AGAR KEBERHASILAN & KESUKSESAN LEBIH CEPAT DIRAIH, BELAJARLAH PADA YANG TERBAIK DI BIDANGNYA. 


Misalnya,

Mau sukses jadi pemain bulutangkis, belajarlah pada Rudi Hartono.

Sukses jadi pesepakbola, belajar pada Ronaldo atau Lionel Messi.

Sukses jadi pemimpin, belajarlah pada Nabi Muhammad, Umar bin Khattab, atau Umar bin Abdul Aziz.


Sukses jadi pebisnis, belajarlah pada Abdurrahman bin Auf, Richard Branson, dan Mark Zuckenberg.

Sukses berinovasi, belajar pada Steve Jobs.

Sukses berinvestasi, belajar pada Warren Buffet. 


Begitulah yang terjadi pada kafilah Jatim di cabang MFQ pada ajang MTQ Nasional ke 28 di Sumbar 2020.

Kafilah Jawa Timur berhasil menggondol medali emas (juara 1) setelah di final hari ini mengalahkan kafilah dari Banten dan Bangka Belitung.


Sejak awal babak penyisihan dua hari lalu, saya menyimak setiap soal-soal MFQ (dulu dikenal dengan lomba cerdas cermat). Tak cuma kala kafilah jatim bertanding, tapi juga saat kafilah lain.


Sebagai guru madrasah Aliyah jurusan Keagamaan, saya tahu sendiri betapa beragam dan sulit aneka pertanyaan yang dibuat dewan hakim nasional. 

Tak sekadar hafal urutan ayat dan surat. Tak sekadar ilmu tajwid dan makhorijul huruf. Pertanyaan juga meliputi ahkamul quran, kajian tafsir, ilmu qiroat, ilmu nagham, ilmu bahasa Alquran, fiqih,  dan juga ada cabang ilmu-ilmu Alquran lainnya. 


Amat beragam. 

Untuk menguasai seluruh soal tersebut, berat. Amat berat. Bahkan sekadar untuk menjangkau dan memperkirakan bahwa pertanyaan ini akan muncul saja, tidak semua orang mengetahuinya.

Bisa jadi karena keterbatasan ilmu dan pengalaman.


Di sinilah, kafilah Jawa Timur punya jawabannya. Pada sosok pembimbingnya. Beliaulah Bu Nyai Lujeng Luthfiyah. Sosok yang menurut saya salah satu yang terbaik di bidangnya. 


Ada beberapa alasan:


1. Penguasaan Materi 


Selain hafal Alquran, Bu Nyai juga mumpuni di bidang ulumul quran dan ulumul hadis. Sebagai lulusan IIQ Jakarta dan S3 UIN Sunan Ampel di bidang yang sama, tidak diragukan lagi luasnya ilmu beliau. 


Dengan begitu, 3 orang peserta yang beliau bimbing tinggal terimo dadi saja menghafal dan memahami beratus-ratus lembar diktat materi. Prediksi materi dan soal, beres di tangan beliau. 


Mungkin di kampus-kampus besar Indonesia, ada banyak profesor atau doktor ulumul Quran yang punya kemampuan setara. Namun, sedikit sekali di antara beliau-beliau yang punya banyak waktu longgar memberikan bimbingan secara intensif berhari-hari. Bahkan sampai ngelembur. 


2. Pengalaman 


Bu Nyai Lujeng dulu pernah jadi juara di ajang MTQ Nasional. Entah tahun berapa. Artinya, mental juara itu sudah jadi salah satu modal. Tinggal disuntikkan saja pada darah-darah muda kafilah Jatim yang baru lulus MA Tabah kemarin (2020).


Sebagai fans Milanisti Indonesia, beberapa tahun ini saya paham betapa lemahnya mental tim Milan sebagai juara. Tiap kali kebobolan gol lebih dulu, hampir dipastikan tidak akan bisa memenangkan pertandingan. Bisa membalas gol atau seri saja sudah untung.


Tapi, semenjak kedatangan The King Ibra Januari lalu, mental juara itu seakan disuntikkan ke darah-darah muda Tim Milan. Lihat saja, kini Milan di puncak klasemen sementara Serie A. 


3. Motivator 


Tak hanya mumpuni dan berpengalaman, Bu Nyai juga punya profil seorang motivator. 

لا يخاف لومة لائم


Saya ingat, saat masih di bangku kelas MAK, diajar matpel Ilmu Hadits oleh beliau. Kita (atau mungkin saja saya di kelas) merasa seakan sedang "diteror" untuk HARUS bisa dengan materi-materi dalam pelajaran Ilmu Hadits yang dipelajari. 


Layaknya orang diteror wajib bisa.

Mau gak mau, ya kudu bisa. 


Saya pikir ini pulalah yang berefek pada saya saat memutuskan memilih jurusan kuliah berikutnya. Saat kesempatan beasiswa S2 datang, saya mengambil Konsentrasi Ilmu Hadits di Kampus Institut Ilmu Alquran (se-almamater dengan beliau). 😄


Dan, saya membayangkan mereka 3 anak yang baru saja juara MFQ tingkat Nasional di Sumbar, pastilah merasakan "teror-teror" motivasi agar bisa dan menguasai materi yang berjibun banyaknya itu.


Selamat dua santri PP Tabah:

Madinatul Munawwaroh

Hitna Ar-Rasikh

1 lagi santri PP Manarul Quran 


Kruwul, 19 Nopember 2020 

@mskholid 


Guru MA Tabah

No comments:
Write komentar

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)