Thursday, November 7, 2019

Semangatnya Kiai Musthofa Paloh Bercerita Sosok Mbah Musthofa

Seuntai Jejak Sang Tokoh
(KH Musthofa Abdul Karim, pendiri PP Tarbiyatut Tholabah Kranji)

Saya dapat tugas dari redaksi; menulis tentang tokoh sentral PP TABAH Kranji. Sang pendiri, KH Musthofa bin Abdul Karim, yang baru saja diperingati haul-nya yang ke 71, 2 hari lalu, Selasa (5/11).

Tak banyak tokoh yang bisa saya temui untuk mengorek sejarah kehidupan beliau. Pendri pondok tertua di wilayah Lamongan. Tepatnya tahun 1898 M. Atau berdiri 121 tahun lalu (menggunakan hitungan kalender Masehi). Satu abad lebih.

Sehingga, untuk mencari informasi tentang Mbah Musthofa, harus menemui orang yang usianya saat ini di kisaran 80 tahun. Sehingga, ketika itu dia sedang berusia sekitar 10 tahun. Cukup layak untuk sekadar mengingat kisah seseorang.

Narasumber saya jatuh pada sosok KH Musthofa Abdurrahman, salah satu cucu KH Musthofa Abdul Karim. Yang juga masuk dewan masyayikh PP TABAH Kranji.
• Kenapa Tuhan Tidak Beristri? •

Salah satu ciri Tuhan ialah tidak punya istri.
Gus Ghofur Maimoen, dalam salah satu ngajinya menjelaskan bahwa Tuhan itu tidak beristri karena jika dia beristri, berarti dia akan mengalami "kekalahan" dari orang lain. Padahal, seorang Tuhan harus punya kekuasaan absolut. Kekuasaan yang tidak bisa dinego atau dibantah pihak lain.

Seorang lelaki, sehebat apapun, akan "tunduk" saat berhadapan dengan istrinya. Kalau kata Almarhum KH Hasyim Muzadi; profesor doktor saja bisa mendadak goblok saat dimarahi istrinya. Begitu pun kiai terkenal, mendadak diam ketika disemprot Bu Nyai. 😁

Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Sejarah Awal Mula Peringatan Maulid Nabi saw

Khutbah Jumat: Maulid Nabi saw
الْحَمْدُ للهِ شَرَّفَ الأَنَاَمَ بِصَاحِبِ الْمَقَامِ الأعْلَى. وَكَمَّلَ السُّعُوْدَ بِأَكْرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِالْحُجَّةٍ الَبَالِغَةِ وَحُسْنِ الْبَيَانِ. أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Wonten ing kesempatan ingkang mulia meniko; monggo kita mengingat-ingat kembali sedoyo ingkang sampun kita amalkan ngantos seusia meniko. Menawi wonten ingkang sae, monggo sami-sami dipun syukuri, mugi2 saget istiqomah ngantos mati husnul khotimah.
Ingkang dereng saget maksimal ibadah lan ketakwaanipun, sumonggo kita mulai bertekad lan berusaha ningkataken keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam artian; kitha supados selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah Allah lan nebihi sedoyo larang-larangan-Nya.

Wednesday, November 6, 2019

Anehnya Orang Hasud

• Anehnya Orang Hasud •

"Saya bisa mengubah siapa pun yang membenciku, berbalik jadi mencintaiku. Selain orang yang iri dengki padaku."

~ Muawiyah bin Abu Sufyan

Orang yang iri dengki (hasud) itu aneh. Kebenciannya tidak akan hilang.  Meski telah mendapatkan nikmat yang sama seperti yang di-hasudi. Dia baru merasa puas saat yang dihasudi mendapatkan musibah--dan kehilangan nikmat yang dimilikinya.

Misalnya,

Monday, October 28, 2019

KH Musthofa dan Geliat Dakwah di Pantura Lamongan

تخيروا لنطفكم ، فإن العرق دساس
Pilihlah (tempat untuk meletakkan) sperma kalian. Sebab, gen itu punya pengaruh terhadap keturunan. (HR Ibn Majah & Al Dailami)

Begitulah pesan Baginda Rasulullah saw 14 abad lalu, dalam memilih calon  suami/istri. Istilah orang Jawa; bibit, bebet, bobot. Sebab, keturunan yang baik akan tercipta dari nenek moyang baik pula. Keturunan ulama akan menurunkan generasi ulama. Keturunan orang-orang shalih, akan mewariskan generasi shalihin.

Sosok KH Musthofa Abdul Karim, yang dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah pun demikian. Jika ditarik garis ke atas, lewat jalur bapak (KH Abdul Karim - PP Al Karimi Tebuwung), keturunan beliau bersambung pada Raden Qosim Sunan Drajat. Sementara dari garis ibu, Nyai Khodiyah (Sidayu) bersambung pada Raden Ainul Yaqin Sunan Giri. Berarti kedua orangtua Mbah Musthofa bertemu dalam sanad pada Syekh Maulana Jamaluddin Akbar (Syekh Jumadil Kubro).

Tuesday, October 22, 2019

Sombongnya Itu Loh, yang Bikin Kita Yakin

• Kenapa Kita Percaya Gus Baha'?  "Sombong." •

Faktor apa yang membuat banyak orang percaya dengan pemikiran Gus Baha'? Kenapa banyak orang (dari berbagai kalangan dan organisasi) mudah menerima pendapat beliau?

Salah satunya adalah: "Kesombongan".
Dalam arti, beliau kerap dengan percaya diri menunjukkan kealimannya. Menunjukkan pada khalayak bahwa beliau benar-benar pandai dan menguasai apa yang sedang dibicarakan.

Terkait Alquran, sebagai standard utama tingkat keulamaan seseorang.
Beliau tak sungkan menyatakan bahwa sudah sejak kecil menghafal Alquran. Sudah sejak kecil mempelajari Alquran. Secara Bapaknya, KH Nursalim adalah seorang hafidz yang ahli Quran.
Bisa dibilang Alquran adalah sahabatnya.
(Kira-kira sama seperti Kapten Tsubasa yang bersahabat dengan bola. 😂)

Friday, October 18, 2019

Berburu Ridho Allah di Warung Kopi

• Berburu Ridho Allah di Warung Kopi •

Pada pengajian bulan lalu, di Kantor LP Maarif PCNU BABAT, KH Ali Imron - PP Nurul Anwar menjelaskan tentang perbedaan orang yang mendapat ketetapan Masuk Surga dan Mendapat Ridho Allah.

Masuk Surga 》

Bisa jadi melewati serangkaian proses hisab dan perhitungan amal. Bisa lama, lama sekali, atau cepat. Bisa pula hasilnya menetapkan yang bersangkutan mampir dulu ke neraka--baru ke surga. Di neraka bisa lama, bisa luuuuama, bisa sebentar saja. Baru masuk surga.

Ridho Allah 》
Yang namanya sudah dapat ridho Allah, jelas saja langsung masuk surga.
Allah pastinya gak rela dong, orang yang diridhoi-Nya terkena siksaan.
Langsung masuk surga. Tanpa hisab. Tanpa perhitungan amal.
Bahkan bisa jadi melintasi siroth hanya sekejap--tanpa sempat melihat ngerinya neraka.

Nah,
Bagaimana mendapat ridho Allah?
Ada kebiasaan yang sangat mudah.

Beliau lantas menyebut sebuah hadits riwayat Imam Muslim:
عن أنس - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((إن الله ليَرضى عن العبد أن يأكل الأَكلة، فيَحمده عليها، أو يشرب الشَّربة، فيحمده عليها))؛ رواه مسلم.

رابط الموضوع: https://www.alukah.net/library/0/48911/#ixzz62hhrd3cK

"Allah benar-benar ridho pada seseorang yang saat makan suatu makanan (bisa suapan), lalu memuji Allah atas (nikmat) makan itu. Atau saat minum satu seruputan, lantas memuji Allah atas seruputan minum itu."

Syaratnya supaya dapat ridho dari makanan itu:
1. Baca bismillah sebelum makan
2. Pakai tangan kanan
3. Dapat 1 suapan atau 1 sruputan minum, resapi dan baca Alhamdulillah...

Begitu seterusnya, dilatih dan dilatih setiap hari.
Orang yang sering nongkrong di warung kopi, sepertinya cocok mempraktikkan metode dapat ridho Allah ini.
Setiap seruputan kopi, baca bismillah...
Selesai diseruput, masuk tenggorokan, baca Alhamdulillah...
Koyok-koyok e se nongkrong di warkop. Tapi, sejatinya sedang berjuang mencari ridho Allah. 😁😁😁

Maka, akan kita sadari betapa besarnya dan hebatnya nikmat bisa makan-minum ini.

------

Saya amat menyadari sepenuhnya betapa baiknya Allah memberikan kita nikmat BISA makan ini. Bukan soal nikmat punya makanan untuk dimakan, tapi nikmat untuk bisa makan ini.

Betapa saya sadari, seminggu ini saat sakit gigi. Mau makan apa-apa sulit.
Air terlalu dingin, teng...
Air panas sedikit, tueng...
Ngunyah terlalu keras, teng...
Ngunyah kena gigi yang sakit, teng...
Bahkan, minum aiummanis bergula kena gigi yang sakit, juga teng...

Pun mirip-mirip begitu pula, misalnya saat kena sariawan.
Begitu mudahnya Allah mencabut nikmat BISA makan ini.
Betapa tersiksanya kita. Makanan punya, tapi tak bisa makan. Atau tak enak makan.

Karena itu, saya mencoba meresapi doa sebelum makan,
اللهم بارك لنا فيما رزقتنا ...
"Ya Allah, berkahilah apa-apa yang telah Engkau rejekikan pada kami..."

Doa permohonan #barokah di sini, bisa jadi maksudnya (salah satunya) adalah nikmat bisa memakan rejeki yang telah Allah berikan pada kita.
Mungkin orang yang tidak bisa makan, karena tak punya sesuatu yang dimakan dia akan tersiksa dengan nasibnya.
Tapi, orang yang punya banyak sesuatu untuk dimakan, tapi gak bisa dimakan, bisa jadi lebih tersiksa (bisa jadi lho...).

Saya jadi teringat, dalam sebuah rekaman ngaji Gus Baha.
Ada seorang miskin yang curhat ke beliau.
Orang miskin ini sehari-hari sering kekurangan. Kadang bisa makan, kadang tidak.
Dia "protes" pada Gus Baha soal ketentuan puasa bagi seorang muslim.

Kira-kira begini kalimatnya:
"Puasa ini benar-benar menyiksa. Saya setiap hari sudah jarang makan, eh malah disuruh puasa pula. Gak adil. Mestinya orang kaya-kaya itu saja yang disuruh puasa, karena setiap hari sudah makan enak."

Gus Baha menimpali yang kira-kira begini (pakai bahasa saya--red):
Lho, mestinya Jenengan tidak tersiksa dengan ketentuan puasa. Wong sudah terbiasa tidak makan.
Justru mestinya yang lebih tersiksa adalah orang-orang kaya itu.
Mereka setiap hari terbiasa makan enak. Pagi ayam goreng. Jelang siang pesan pizza. Jam siang, makan sate dan gule. Nanti sore ganti makan nasi goreng atau mie ayam. Nanti malam, ganti menu lain yang tak kalah enaknya. Belum lagi camilan dan minuman di cafe. Lalu, tiba-tiba disuruh meninggalkan itu semua. Berpuasa. Apa gak lebih berat???!

Tuingggg...
Seketika orang miskin itu tersadar.
Benar juga, ya...
Suwun Gus, katanya ngeloyor...

Tritunggal, 18 Oktober 2019
@mskholid

insert: obat dari dokter gigi, alhamdulillah bisa nyeruput kopi.

Wednesday, October 2, 2019

Cerita Dosen Killernya KH Said Agil Husen al Munawwar

 Dosen Killer, Ujian 40 Halaman •

Ketika kuliah di Mekah, saya punya dosen killer. Ditakuti semua mahasiswa selama bertahun-tahun. Ngajarnya pakai kitab الموافقات في أصول الشريعة karya Syekh Asy-Syatibi. (Saya cek di waqfeya, kitab ini versi pdf-nya setebal 936 halaman). Nama dosen saya itu Syekh Ahmad Fahmi--lulusan Al Azhar Mesir.

Beliau tergolong sudah lanjut usia. Ketika mengajar tidak pernah bawa kitab Muwafaqat. Beliau sudah hafal di luar kepala huruf per huruf. حرفا حرفا
Saat di kelas, semua mahasiswa tidak diperkenankan merekam--waktu itu alat rekamnya hanyalah tape recorder.

Tuesday, October 1, 2019

Rahasia Belajar KH Said Agil Munawwar Bisa Secerdas Itu

• Anta Duktur, Masak Bawakan Tas Saya? •

Dulu, saat kuliah di Mekah, saya mendapatkan guru-guru yang hebat. Sudah sepuh-sepuh pula. Saat mengajar, tidak pernah bawa buku. Namun, saat menjelaskan pelajaran di kelas, seakan semua buku sudah ada dalam otak mereka. Sudah hapal semua. Teks, halaman, dan posisi tulisannya. Hafal semua.

Saya heran.
Saya coba bertanya, "Bagaimana cara belajarnya. Kok bisa hafal seperti ini?"
Beliau hanya tertawa. Lalu menjawab, "Hadzihi Barokah. Ini berkah."
Hehehe...

Maka,
Dulu setiap menjelang Asar, saya minta izin pada istri saya.
"Izinkan saya untuk belajar ke guru saya."
"Silakan..." istri mengizinkan.

Saturday, September 21, 2019

Segelas Teh yang Harganya Mengalahkan Seliter Beras

• Segelas Teh yang Harganya Melebihi Seliter Beras •

Sekitar sebulan lalu, saya melintas di Jalan Darmo Surabaya. Jelang lampu merah mobil jalan pelan. Di samping kiri, nampak gerai minuman yang amat laris. Belasan orang berdiri antre. Sebagian besarnya adalah kurir ojek online berjaket hijau. Saya penasaran, apa itu?

"Es teh khas Thailand," jawab istri.
"Piye rasane?" tanya saya.
"Yo emboh... Ora ngerti. Wong ora tau Sampeyan jak tuku kok," ujar istri.
Saya tertawa, lanjut menginjak pedal gas.

Di waktu berbeda, saya ke GresMall di Gresik. Lagi-lagi saya menemukan gerai teh yang sama. Dan lagi-lagi nampak belasan orang berdiri antre. Termasuk kurir online.
Wowww... Kayak apa sih rasanya. Penasaran.

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)