
Thursday, March 10, 2016


Syekh Ahmad bin Mahdi; Diisukan Jadi Suami Korban Perkosaan
Di kitab Tadzkiratul Khuffadz (kitab berisi ulama ahli hadits) disebutkan cerita tentang salah seorang ulama ahli hadits, bergelar hafidz, ahli zuhud, bernama Ahmad bin Mahdi bin Rustum.
Suatu hari, Syekh Ahmad bin Mahdi didatangi seorang perempuan. Syaikh Ahmad sama sekali tidak mengenal perempuan itu.
Perempuan itu mengadukan masalah besarnya pada Syekh Ahmad.
"Kiai, saya mohon maaf. Saya ini hamil. Tapi, hamilnya bukan sebab pernikahan atau perzinahan. Saya diperkosa di bawah ancaman," ujar si wanita.
"Terus?" Tanya Syaikh.
"Untuk menghindari tuduhan dan menutup rasa malu, keluarga kami bercerita pada tetangga bahwa Syaikh Ahmad adalah suami saya," jawab perempuan.
Syaikh Ahmad terdiam.
Beliau tidak marah. Bahkan melihat perempuan itu dizalimi, Syaikh Ahmad mau disebut-sebut sebagai suami perempuan itu.
Begitu si perempuan melahirkan, banyak tamu yang datang ke rumah Syaikh Ahmad. Mereka datang mengucapkan selamat sambil membawa aneka hadiah dan uang.
Syaikh Ahmad bahkan mengirimkan yang sebanyak 2 dinar emas setiap bulan bagi si perempuan.
(*sekitar 4 jutaan lebih).
Padahal, Syaikh Ahmad tidak punya hubungan apapun dengan si wanita.
Hingga 2 tahun, atas takdir Allah, anak perempuan itu meninggal.
Si perempuan itu pun kembali menemui Syaikh Ahmad. Dia hendak mengembalikan seluruh uang yang telah diberikan Syaikh Ahmad selama 2 tahun.
Syaikh Ahmad menolak menerima uang tersebut.
"Wahai wanita, saya ini menyedekahi anakmu. Kalau anakmu meninggal, itu berarti warisannya adalah hakmu," tegas Syaikh Ahmad.
Luar biasa...
Betapa hebatnya ulama zaman dulu. Beliau diisukan beristri seseorang yg hamil di luar nikah, menerima.
Belum cukup, masih pula memberi sedekah orang yang mengisukan hal itu.
Coba bayangkan.
Bagaimana jika anda yang didatangi perempuan itu?
Inilah yang membedakan kita dengan para ulama.
Babat, 10032016
@ruanginstalasi
@mskholid
Sunday, February 28, 2016

WRB Arena Futsal Championship 2016
Copas grup sebelah.
WRB Arena Futsal Championship 2016
Open Now s/d Kamis, 21 April 2016
Technical Meeting : Jumat, 22 April 2016
Kick Off : Sabtu, 23 April (Main Tiap Sabtu-Minggu)
Registrasi : Rp. 350.000
Persyaratan :
- Fotocopy KTP 1 Lembar
- Foto 3x4 1 Lembar
Total Hadiah 20 Juta + Trophy + Top Scorer
Ayo segera daftarkan team mu sekarang!!
Contact Person :
Salsabila : 087780947225
Wahyu : 08990548903
Line :egahasyim
Lokasi : WRB Arena Futsal, Perumahan Puri Megah Blok A1 No 17A Cipondoh - Kota Tangerang
Friday, February 26, 2016

Kitab Terjemahan yang Kredibel
Wednesday, February 24, 2016

Bagaimana Kalian Tidak Disebut Wahabi?
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?
Jika mayoritas Ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Ibn Hajar al-‘Asqalaani dan Imam Nawawi, Imam Hadith Ahl al-Sunnah Wal Jamaah pun ditolak akidah mereka karena berfahaman ‘asyaairah. Apalagi kami yang kecil-kecil ini.
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi? Jika kalian menolak bermazhab bahkan mensyirikkan bermazhab sedangkan telah dipraktik oleh umat Islam seluruh dunia dari awal zaman salaf hingga hari ini hatta para ulama’ mujtahid yang bersar-besar juga bermazhab dengan salah satu mazhab Imam yang empat.
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian hanya menjadikan kemaksuman kepada tokoh-tokoh kalian saja sehingga pantang dikritik akan terus melenting sedangkan yang mengkritik Imam Ibn Taimiyyah adalah sebesar Imam al-Hâfizh al-Mujtahid Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H) menulis sebanyak 7 buah kitab mengkritik Imam Ibn Taimiyyah dan banyak lagi yang sezaman dan yang setelahnya. Ulama yang mengkritik Muhammad Ibn Abdul Wahhab adalah sebesar Mufti al-Haramain (Mekah dan Madinah) pada zaman terakhir Khilafah Uthmaniyyah yang masyhur dengan kitab mukhtasar jiddan syarah matan al-ajrumiyyah dan syarah al-Fiyyah yaitu Syeikhul Islam Sheikh Ahmad Zaini Dahlan.
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian mendhaifkan ijtihad ulama’ sebesar Imam al-Syafie, al-Ghazali, al-Nawawi, Ibn Hajar, Syeikh Izuddin Abdissalam, Imam Ramli, Imam Rafi’e, Imam al-Subki dan banyak lagi yang menjadi panutan dan rujukan kepada umat Islam yang berakidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian tidak pernah berlapang dada dengan perbedaan pandangan sekalipun di dalam masalah khilafiyyah ijtihadiyyah fiqhiyyah yang mana para ulama’ muktabar pun berselisih pandangan. Apakah kalian mengira pandangan ulama’ mujtahid dibatalkan dengan pandangan kalian yang bukan mujtahid? Jika di zaman para sahabat dan para salaf sudah ada perbedaan di dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadith bagaimana kalian menyangka hanya kefahaman kalian saja yang benar dan menepati sunnah?
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian menolak pengajian tasawwuf dan tarekat secara total sedangkan ilmu dan praktik tasawwuf sinonim dengan ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Hasan al-Basri, Sheikh Junaid al-Baghdadi, Sheikh Abdul Qadir al-Jilani, Hujat al-Islam Imam al-Ghazali dan banyak lagi.
Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian merasa hanya kalian saja yang benar-benar Islam dan berada di atas Sunnah Rasulullah SAW dan selain kalian bid’ah sesat dan syirik. Berapa banyak para ulama’ dan umat Islam yang kalian ingin sesatkan dari awal selepas salaf hingga hari ini karena tidak menepati ideologi dan aliran kalian?Jika kalian mengaku Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah maka siapa lagi Imam-Imam Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah yang kalian ikuti jika yang besar-besar sebagai panutan umat Islam ditolak akidah dan perjalanan mereka? Jamaah Islam manakah yang kalian ikuti karena mayoritas umat Islam berakidah al-‘Asyairaah Wa al-Maaturidyyah dan bermazhab dengan salah satu daripada mazhab yang empat yang telah diterima secara talaqqi bi al-Qabul daripada satu generasi kepada satu generasi berantai daripada Rasulullah SAW sehingga kepada kita pada hari ini.
Jika kalian tidak ingin digelar Wahhabi, maka kembalilah kepada manhaj Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah mengikuti mayoritas para ulama’ yang besar-besar. Selama kalian menyelisihi daripada perjalanan mereka, maka selama itu kalian akan digelar dengan al-Wahhabiyyah bertepatan dengan manhaj yang diasaskan oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab.
Oleh: Ballung Al Batawi
Thursday, February 18, 2016

Berbagi Senyum Saja
Saking kayanya, saya pun berbagi uang 50 ribuan kepada semua siswa-siswi Ma Tarbiyatut Tholabah Kranji. Semuanya dapat, tanpa kecuali.
"Lho, Pak. Anak pondok dan anak bajakan kok dapatnya sama?
Mestinya anak pondok dapat lebih banyak, sebab jauh dari orangtua."
"Pak, mestinya yang bajakan dapat jatah lebih banyak. Sebab, tiap hari harus pulang pergi naik angkot."
Yang anak yatim pun ikut-ikutan protes. Minta tambah.
Belum lagi yang aktif di OSIS atau yang langganan juara olimpiade atau bintang pelajar.
Kurang...
Kurang...
"Pak Kholid itu lho, kalau senyum di hadapan saya kok bibirnya kurang lebar 1 centimeter ya?"
Sedekah paling mudah dan murah.
Sedekah paling adil dan merata.
Tak akan ada yang iri atau protes bila anda tebarkan senyuman pada setiap orang.
Tak ada orang yang menuntut lebih dari pada senyuman anda.
@ruanginstalasi
Wednesday, February 17, 2016

Faktor Pengurang Umur
Umur umat Rasulullah saw itu rata-rata 60-70 tahun.
Tapi, secara medis (ilmu kedokteran), umur seseorang bisa berkurang akibat nyedot asap.
Oleh para penyedot asap, dibantah:
"Lho, justru selama mulut masih bisa menyedot asap, berarti umur masih panjang."
Hehehe...
Secara psikologi, umur manusia pun bisa berkurang sebab terlalu banyak tekanan dan stress.
Nah, salah satu hal yang bisa memicu stress berkepanjangan ialah terlalu banyak utang.
Ada yang protes.
"Lho, Pak. Saya punya utang banyak, tp gak stress kok. Soalnya saya gak pernah memikirkan utang itu," sanggah dia.
"Kalau itu sih, bukan elo yang umurnya pendek. Tapi, orang yang ngasih utang sama elo yang cepet mati."
Hahaha...