Friday, June 9, 2017

Antara Ada dan Tiada

Antara "ADA" dan "TIDAK ADA"

Hari itu liburan sekolah
Pak Salam mengajak dua orang anaknya liburan di kebun binatang
Keduanya sudah besar, mau lulus sekolah dasar
Di dalam lokasi kebun binatang, mereka berdua disuruh keliling sendiri

Pak Salam dan Bu Salam tidak ikut muterin Bonbin
Mereka berdua sudah hafal bonbin
Karena tiap liburannya hampir selalu ke bonbin

Siang-siang, kedua anaknya datang
Mereka ngumpul bareng orangtuanya
Duduk lesehan, menikmati bekal dari rumah

Sambil makan, Pak Salam bertanya pada anaknya,
"Apa kalian lihat gajah?"

"Iya, ayah... Saya lihat gajah!" jawab anak pertama mantab.
Tapi, si anak kedua malah menjawab,
"Gak ada gajah, Yah... Di Bonbin ini gak ada gajahnya."
(Tapi, anaknya ini gak pakai sumpah-sumpah atas nama Allah, lhooo...)

"Lho, apa kalian gak keliling bareng? Kok bisa beda jawaban?"
"Kami berpisah, Ayah. Aku nyewa sepeda onthel. Kalau adek pilih jalan kaki. Sehat katanya," ujar si tua memberi penjelasan.

"Owh... Begitu...!" Sang ayah manggut-manggut.
"Apa kalian lihat Burung Merak?"
"Iya, Ayah... Baguuus sekali," jawab anak pertama.
"Wah, gak ada itu burung merak. Bonbin ini gak lengkap kayak MAZOOLA, Yah...!" sanggah anak kedua.
(Tapi, anaknya ini gak pakai sumpah-sumpah atas nama Allah, lhooo...)

Ayahnya kembali manggut-manggut.
Ini dua orang, sama-sama masuk bonbin, sama-sama ngaku sudah keliling bonbin, tapi kok jawabannya bisa beda ya?
Kok satunya jawab ada,
Sementara satunya jawab tidak ada?

-----------------------

Begitulah kira-kira,
Ada orang yang bilang "ADA DALILNYA"
Ada pula yang bilang "TAK ADA DALILNYA"
Jadi, kaleeeeem ajaaa brother ...

Hihihi...

Meripat kethop2 dewean 
Gak bisa tidur habis potong kain 

Mau Bikin Musholla, Minta Dishalati Rasulullah saw Lebih Dulu

Mau Bikin Musholla,
Minta Dishalati Rasulullah saw Lebih Dulu

Itban bin Malik, salah seorang sahabat senior
Alumni Mak Tabah, eh bukan, Alumni Perang Badar
Bila hujan turun, danau yang memisahkan kampungnya dengan masjid Nabawi meluap airnya. Sehingga sulit dilewati.

Nah, sebagai imam shalat di kampungnya
Itban berniat membangun musholla di kampung
Sebagai alternatif kalau hujan turun
Di samping itu, beliau sendiri juga matanya buta

Menghadaplah Itban pada Baginda Nabi
Sowan mau bikin musholla
Tapi gak sambil bawa proposal pembangunan kayak Musholla Nurus Siroj
Hihihihi ... Colek Pak Achmad Zamrony

"Kanjeng Nabi, kulo badhe ndamel musholla ten griyo kulo. Menawi Panjenengan kerso shalat riyen di TKP?" pinta Itban.
"Oke. Insya Allah akan kulakukan." ujar Baginda Nabi saw.

Siangnya, Rasulullah berangkat ditemani Abu Bakar
Tiba di lokasi, Itban menyambut dengan semringah

"Wahai Itban, dimana letak (musholla) yang kau pinta aku shalat?"
"Sudut rumah saya sebelah sini, Kanjeng Nabi."
Rasulullah saw lalu shalat dua rakaat

Naaaaah....
Di tempat itulah didirikan musholla bagi warga kampungnya Itban bin Malik.

عنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ - وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الْأَنْصَارِ - أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي، فَإِذَا كَانَتِ الْأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ بِهِمْ، وَوَدِدْتُ - يَا رَسُولَ اللَّهِ - أَنَّكَ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ فِي بَيْتِي فَأَتَّخِذَهُ مُصَلًّى. قَالَ : فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ". قَالَ عِتْبَانُ : فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : " أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ ؟ " قَالَ : فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا فَصَفَّنَا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ.


صحيح البخاري | كِتَابٌ : الصَّلَاةُ  | بَابُ الْمَسَاجِدِ فِي الْبُيُوتِ.

Saturday, May 27, 2017

Syekh Dahlan dan Putranya; Syekh Ihsan Jampes

Syekh Dahlan dan Putranya; Syekh Ihsan Jampes
Sama-sama Melarat Mondok e

Anak yang baik rata-rata dilahirkan dari orangtua yang baik pula.
Seorang kiai besar, lahir atas "jasa" akumulasi kebaikan orangtua dan dirinya
Walau orangtuanya biasa-biasa, anaknya bisa menjadi kiai besar
Asalkan keduanya sama-sama mengumpulkan kebaikan-kebaikan

Syekh Ihsan Jampes, ulama besar asal Kediri
Karyanya masih menjadi kajian di perguruan tinggi luar negeri
Beliau mengarang kitab Sirajut Tholibin,  Syarah Ihya' Ulumuddin
Juga kitab-kitab lainnya (tidak semua diterbitkan)

Saat mondok, beliau termasuk melarat
Mendapat ujian berat dari kiainya

Pada suatu malam,
Kiai tempat Syekh Ihsan muda mondok keliling asrama
Beliau mendapati para santrinya sedang tidur
Ada salah seorang santri yang dadanya bersinar, menyembur ke langit-langit
Sang kiai pun mengikat sarung si santri
Sebagai penanda

Esok paginya,
Usai Subuh, sang kiai dawuh,
"Poro santri,  sopo seng sarunge cancangan?"

Sontak Syekh Ihsan Jampes muda pun angkat tangan
Setelah itu, Syekh Ihsan dipanggil

"Nak, gini ya...
Cincin Bu Nyai itu jatuh ke jumbleng. Kamu mau gak ambilkan?"
"Nggeh, Kiai..." jawab Syekh Ihsan, suka cita.

Beliau segera menuju ke jumbleng* tempat cincin Bu Nyai terjatuh
*Jumbleng: WC zaman dahulu. Berupa kubangan di tanah, lalu dipasang bambu sebagai tempat nangkring orang yang buang hajat. Bisa dibayangkan sendiri. (Insert: jumbleng, ilustrasi).

Syekh Ihsan Jampes bersiap membuka baju,  namun dilarang kiainya
"Langsung saja, gak perlu dicopot bajunya. Langsung tangan," kata kiai.

Syekh Ihsan lantas jongkok
Menjulurkan tangannya ke jumbleng
Tiap ada barang yang keliatan "mrengkel", ia plutut-plutut
Barangkali ada cincinnya

Semua sudut dan prengkelan, ia remas-remas
Masih tak ketemu jua itu cincin
Akhirnya, Syekh Ihsan nyebur ke jumbleng
Beliau mencari ke semua sudut, sampai ketemu

Dengan gembira beliau menghadap kiai
Melaporkan keberhasilannya menemukan cincin Bu Nyai

Sang Kiai lantas dhawuh,
"Nak, sekarang pulanglah. Ilmuku sudan habis kau serap. Dirikanlah pondok."

Syekh Ihsan pulang, menjadi kiai besar.

Ternyata, orangtua Syekh Ihsan;  yakni Syekh Dahlan juga melarat waktu mau mondok

Syekh Dahlan mau mondok di Mbah Kholil Bangkalan
Beliau menghadap Syaikhona Kholil
"Mau apa kamu?"
"Mau jadi santri Panjenengan, Kiai,"
"Emoh. Aku ora gelem nerimo kowe dadi santriku. Kecuali mau memenuhi syarat dariku."
"Nggeh, Kiai. Syarate nopo?"
"Syaratnya, kalau kamu berangkat mondok, saat menyeberang laut Madura, gak boleh naik kapal. Harus berenang. Begitu pula kalau mau pulang."
"Nggeh, 86 Kiai."

Syekh Dahlan pun berangkat mondok menyeberang laut Madura dengan berenang
(Dulu belum ada jembatan Suramadu lhooo...).

Begitulah,
Karena syarat mondok yang berat, mau gak mau Syekh Dahlan pun banyak menghabiskan waktu di pondok. Tidak sering pulang.

Beda dengan santri sekarang.
Jejak kakinya saja masih ada, ia sudah pulang kampung lagi
Saat liburan sekolah, pondok sepi. Pulang semua
Habiskan waktu di rumah; nonton TV atau main internet

Babat Lamongan
@ms.kholid
1 Ramadhan 1438 H
27 Mei 2017 M

Kenapa Santri Sekarang Sedikit yang Jadi?

Kenapa Santri Sekarang Sedikit yang Jadi?

Dulu,
Seorang yang hendak nyantri akan diuji berat oleh kiainya
Dan ujiannya macam-macam, sak karep sang kiai
Ada yang butuh bertahun-tahun melaratnya
Ada pula yang cuma setahun dua tahun

Rata-rata,
Santri dulu menjadi hebat, karena di pondoknya dia melarat

Lha, kalau santri sekarang yang melarat itu bukan santrinya
Tapi wali muridnya

Bayangkan,
Pas pendaftaran saja sang wali murid sudah disodori
- Biaya pendaftaran
- Uang makan bulanan
- Uang gedung
- Uang Asrama
- Uang Kitab dan buku
- Biaya kesehatan dan sewa almari
Yang melarat orangtuanya, si calon santri mah nunggu aja di luar kantor pondok sambil mainan handphone (yang sebentar lagi akan berpisah darinya).

Saat santri nakal,
Wali murid dipanggil
Santri nakal lagi,
Wali murid lagi yang dipanggil
Melarat lagi kan?

Yang nakal siapa,
Yang dipanggil dan dinasihati siapa?
Wali murid lagi yang melarat.

Anaknya?
Cengengesan wae...

Lha, gimana kelak jadi santri yang berkualitas kalau senengnya bikin melarat orangtua
Hati-hati, ini bisa jadi termasuk uququl walidain
Meskipun bentuknya tidak membentak atau memukul,
Tapi, kelakukan si santri jelas membuat orangtuanya bersedih
Membuat mereka susah dan nelangsa

Santri dulu lulusnya beda-beda
Ada yang butuh 10 tahun baru dinyatakan lulus
Ada yang butuh 3, 5, 7 tahun baru lulus
Ada pula yang baru hitungan bulan lulus
Saat lulus itu, kemampuan santri sudah standar

Kalau santri sekarang,
Mondok 3 tahun dapat ijazah ya lulus semua
Boyong pulang semua
Padahal kemampuannya belum standard
Belum minimal antara satu dengan lainnya

Habis itu, pergi ke kota
Lantas dengan bangga bilang kesana kemari sudah lulus nyantri
Sudah hebat setelah nyantri ke kiai

Padahal, ngajinya;
Fikih baru mabadi'
Aqidahnya baru aqidatul awwam
Haditsnya baru arbain
Tafsirnya baru Jalalain
Nahwunya baru imrithy
Itu pun enggak tau khatam semua apa tidak
Itu pun enggak tau selalu melek atau banyak tidurnya

Babat,
27 Mei 2017
1 Ramadhan 1438 H

Thursday, May 4, 2017

Mengapa Mendadak Ustadz?

Mengapa Mendadak Ustadz?

Mengapa dulur-dulur kita yang telat mempelajari Islam (seperti Pak Felix, Pak Syafi'i, Bu Irene, Caesar, dll.), mengalami peningkatan besar tentang tentang agama ini?
Mereka punya pengetahuan yang amat banyak dibanding sebagian (oknum) dulur yang bertahun-tahun berislam dan mempelajari ilmunya di pesantren-pesantren?

Jawabannya,
SEMANGAT

Beliau-beliau itu punya semangat yang luar biasa dalam belajar
Semangat tinggi mengejar sekian belas (atau puluh) tahun ketertinggalan belajar agama
Semangat tinggi itu pula yang menjadikan otak menyesuaikan diri
Otak menjadi lebih mudah menyerap informasi yang dibaca

Semangat ini pula yang menjadikan kepercayaan diri meningkat berlipat-lipat
Walau ilmu baru nyampe satu ayat, karena semangat, ya pede luar biasa untuk mengisi ceramah atau seminar

Di sisi lain, ilmu itu laksana pedang
Makin banyak dipakai dan diajarkan (baca: diasah) ia semakin tajam
Èfèknya, pengetahuan beliau-beliau pun meningkat bak kilat
Meng-aras dulur-dulur yang sudah bertahun-tahun belajar agama

Nah,
Semangat ini erat kaitannya dengan perasaan
Begitu perasaan anda libatkan dalam proses belajar, maka efeknya luar biasa
Anda merasa begitu enteng mempelajari sesuatu
Begitu mudah menyerap pengetahuan-pengetahuan

Berbeda ketika belajar tanpa perasaan
Belajar hanya karena tekanan agar dapat nilai bagus
Belajar dalam tekanan supaya cepat lulus
Belajar dalam tekanan supaya tidak kena marah orangtua
Pasti suuulit sekali masuknya

Coba deh lihat orang yang sedang dilanda perasaan (asmara)
Karena perasaan cinta, ia jadi punya semangat berlipat
Karena cinta pula, ia bisa melakukan hal-hal mustahil dalam keadaan normal
Cinta pulalah yang menyebabkan pembenci pelajaran sastra bisa menulis puluhan atau ratusan baris puisi yang nyastra

Perasaan cinta pula yang mengubah Dom Toretto sanggup melakukan sekian banyak aksi mustahil, seperti dalam film Fast Furious 8.

Karena itu, tumbuhkan cinta
Semaikan debar dalam dada saat belajar, saat membaca karya
Semaikan debar kerinduan saat membaca ayat-ayat-Nya
Niscaya anda akan terperanjat melihat diri yang berbeda

Bukankah Einstein yang disebut orang paling cerdas itu, hanya baru menggunakan sekira 15% kemampuan otaknya?
Nah, cara paling mudah meningkatkan potensi otak ialah lewat perasaan

Wallahu a'lam

Babat, 4 Mei 2017
@mskholid
@ruanginstalasi


Thursday, April 27, 2017

Begitu Kreatifnya Iklan Rokok

~ Kreatifnya Iklan Rokok ~

"Bagaimana Menjual Racun Mematikan, yang Tidak Enak Rasanya, dan Membuat Orang Kecanduan Racun Tersebut?"

Judul di atas, adalah pilihan kalimat luar biasa yang dipakai Pak Tung dalam bukunya Marketing Revolution.
Bagi saya, sub judul di atas begitu wowww...
Saat membaca judulnya saja, sepertinya akan langsung terbersit dalam benak kita:
IT'S IMPOSIBLE
TIDAK MUNGKIN!!!
BAGAIMANA BISA??!!!

Tapi, itulah hebatnya Pak Tung memberi judul.
Dan, itulah hebatnya Pak Tung sebagai salah satu pakar marketing membongkar rahasianya.

Jawabannya,
Gunakan Hukum Pavlov
Pavlov, peneliti bidang psikologi Rusia yang memperoleh nobel tahun 1904.
Apa hasil penelitiannya sehingga memperoleh nobel?

"Bahwa manusia dan anjing dapat dibentuk dan dikendalikan lewat pembiasaan. Manusia ditentukan oleh lingkungan. Bukan oleh hereditas, pewarisan turun temurun."

Kesimpulan Pavlov diambil lewat percobaan terhadap anjing
Ternyata, anjing tidak hanya mengeluarkan air liur saat lapar dan mengendus bau makanan saja. Ia juga tiba-tiba meliur saat mendengar suara lonceng

Tentu saja, lewat pembiasaan sebelumnya, bahwa ketika hendak diberikan makanan pada si anjing, dibunyikanlah lonceng itu.
Ternyata, setelah itu, tiap kali mendengar bunyi lonceng, anjing akan berliur
Terlepas akan ada makanan datang atau tidak

Dalam ilmu marketing, teori Pavlov diaplikasikan dalam bentuk mengingatkan secara terus-menerus, tanpa harus menawarkan
Artinya, konsumen (dan calon konsumen) terus menerus diingatkan tentang hebatnya sebuah produk dan keunggulannya. Tanpa perlu menawarkan pentingnya produk
Dan, itulah yang dilakukan (salah satunya) oleh iklan rokok.

Begitu kreatifnya iklan rokok

Ada kita temukan iklan yang menunjukkan keakraban dalam sebuah geng dengan cerita simpel, kongkrit, emosional, menunjukkan saling bantu antarteman, dan bisa dipercaya.
Lalu setelah itu, dimunculkan sebuah musik yang khas dan tagline rokok tersebut.
Setelah mendengar iklan tersebut berkali-kali, muncullah perasaan bahwa bentuk keakraban dan kesetiaan sesama teman bisa diwujudkan (salah satunya) lewat bareng-bareng mengkonsumsi rokok yang sama.

Atau pakai artis terkenal, bintang film, lelaki gagah
Supaya menimbulkan perasaan (ikut) terkenal, hebat, keren, dan diakui
Maka, mengkonsumsi rokok bisa menimbulkan perasaan terkenal, hebat, keren

Bisa juga menunjukkan sekelompok pemuda yang dinamis, maju, berkembang, dan berani
Baru dimunculkan tagline rokok tersebut

Bisa juga pakai sekelompok pemuda yang kreatif, yang selalu punya akal dalam mengatasi masalah, baru dikeluarkan tagline rokoknya

Begitulah,
Kreativitas iklan rokok pun mampu menarik sekian banyak perokok baru, dengan motivasi diri yang berbeda-beda
Lewat perasaan dan kesan masing-masing yang berbeda dari iklan hebat-hebat tersebut.

Babat, 27 April 2017
Proses mengikat makna dari bacaan buku karya Pak Tung Desem Waringin
@mskholid


Wednesday, April 26, 2017

Bedah Buku Kiai Ndas

Undangan Bedah Buku

Buku terbaru karya Ustadz Enha
(Nurul Huda Haem) berjudul:

Kiai Ndas
(Ngaji Raga, Ngaji Ati, Ngaji laku)

"Gila..! itu kata yang ingin aku tulis untuk buku ini. Bukan hanya lantaran tuturan-tuturan kata yang dijalin indah dan pilihan diksi-diksinya yang cermat, ia juga ditulis dengan gaya dialog-dialog yang jenaka dan renyah." (KH. Husein Muhammad, Cendikiawan Muslim, Pengasuh Pesantren Dar Al-Tauhid Cirebon)

Catat Waktunya:
Hari Sabtu, 13 May 2017
Waktu Jam 14.00 WIB (Jam 2 Siang)
Tempat di Toko Buku Gramedia Matraman

Pembicara:
1. KH. Husein Muhammad
2. Denny Siregar
3. Opick Tomboati (dalam konfirmasi)

Informasi:
1. Mba linda razad
2. Mba Fitri

Facebook: Fitri Yanty
Wa: 083891000009
BBM: D6E28E7A
Instagram: @v3yanty

Spektakuler:
Dalam pembelian satu exp Buku terdapat 1 Form Umroh Gratis yang dapat dikirimkan ke Gramedia dan akan diundi nanti. Anda bisa membeli buku ini 10 exp, 100 exp atau lebih sebagai hadiah untuk keluarga dan sahabat.

Hadiah umroh langsung dari Kafilah Rindu Haromain.


Sunday, April 23, 2017

Salah Ambil Buku

~ Salah Ambil Buku ~

Apa hal yang paling lama dilakukan dalam ritual 'eek'?
Bagi saya ialah saat memilih buku apa yang hendak dibawa ke kamar toilet.

"Lho, jarene kudu ngising?
Kok jek nek ngarep rak buku?" Kata si Emak.

~ Katanya kebelet buang air
Kok malah masih di depan rak buku ~

Ya, sebab, tak ada ngising yang nikmat tanpa baca buku
Seperti halnya perokok yang selalu bilang;
Gak akan bisa keluar dengan lega tanpa mengisap asap beracun itu

Nah, di antara kejadian yang mengesalkan itu, ialah saat kita sudah menetapkan pilihan pada sebuah buku di rak untuk dibawa ke WC. Ternyata, ketika sudah "ndoprok" bersiap menikmati momen, ternyata buku tersebut sudah khatam kita baca.

Ngelirik bungkus pepsodent, sudah pernah dibaca pula
Ngelirik botol sampo, sudah khatam pula
Ngeliat bungkus Rinso, baru aja kemarin beres terbaca
Terus, mau ngapain???

Jadilah,
Ruang ini benar-benar bilik termenung.
Ngaplo di kamar WC. Ingin segera selesai.

Saya termasuk tipe orang yang mau baca buku dua kali khatam--apalagi lebih. Kecuali buku pelajaran dan referensi. Kalau Novel mah ogah baca buku kali.
Terlalu sayang waktu kita untuk mengulang baca sebuah buku berkali-kali
Sementara, masih ada sekian banyak buku lain menunggu untuk dibaca
Ini berlaku pula untuk menonton film

Saya biasanya bawa buku ke toilet semacam komik
Mulai Conan, Slam Dunk, Donal Bebek, hingga Paman Gober

Kenapa?
Sebab, buku-buku jenis tersebut dijamin tak ada tulisan basmalah atau kalimat zikir
Jadi, aman kalau dibawa ke kamar mandi
Berbeda dengan buku agama, yang hampir pasti ada kalimat Allah nya

Selamat Hari Buku

Babat, 23 April 2017
@mskholid
@ruanginstalasi


Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)