Friday, June 16, 2017

Curhat Nabi Musa as dan Kenapa Pergi dari Mesir

Curhat Nabi Musa as dan Kenapa Pergi dari Mesir

Beliau pindah keluar negara Mesir karena nyawanya terancam.
Sebagaimana informasi yang beliau terima dari salah seorang warga:

(وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ)
[Surat Al-Qashash 20]
"Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu".

Lalu,
Ketika masa hijrah beliau selesai,
Beliau kangen dengan negerinya
Hendak kembali ke negeri asal

Di tengah jalan, di Bukit Tursina, Musa mendengar suara Allah
Seraya mendapatkan perintah untuk berdakwah kepada Firaun dan kaumnya.

Namun,
Musa merasa kurang percaya diri
Selain karena lidahnya kurang fasih berbicara
Dosa masa lalunya, masih menghantui;
Membunuh seseorang (walau tanpa sengaja)

Musa kuatir, masyarakat akan mengingat peristiwa itu dan menuntut balas kematian
(قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ) [Surat Al-Qashash 33]
Musa berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku."

Musa as mengaku telah melakukan kesalahan pada masa lalunya
Walau begitu, beliau tetap berani kembali ke negerinya
Karena ada jaminan dari Allah swt.
Berdakwah mengajak Firaun dan kaumnya kembali pada Allah.

(قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا ۚ بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ)
[Surat Al-Qashash 35]

Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang."

Wallahu A'lam

Masjid Beton, 16 Juni 2017
@mskholid

Friday, June 9, 2017

Bekas Usapan Tangan Rasulullah saw. Bisa Sembuhkan Tumor

Bekas Usapan Tangan Rasulullah saw.
Bisa Sembuhkan Tumor

Hadits berikut ini, yang dimuat oleh Imam Ahlis Sunnah, Ahmad bin Hanbal, dalam Kitab Musnad.
Saya ambil bagian akhirnya saja.
Tidak mengurangi esensi dari isi hadits.



....
قالَ حَنْظَلَةُ : فَدَنَا بِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : إِنَّ لِي بَنِينَ ذَوِي لِحًى وَدُونَ ذَلِكَ وَإِنَّ ذَا أَصْغَرُهُمْ، فَادْعُ اللَّهَ لَهُ. فَمَسَحَ رَأْسَهُ وَقَالَ : " بَارَكَ اللَّهُ فِيكَ "، أَوْ : " بُورِكَ فِيهِ ". قَالَ ذَيَّالٌ : فَلَقَدْ رَأَيْتُ حَنْظَلَةَ يُؤْتَى بِالْإِنْسَانِ الْوَارِمِ وَجْهُهُ أَوِ الْبَهِيمَةِ الْوَارِمَةِ الضَّرْعِ، فَيَتْفُلُ عَلَى يَدَيْهِ وَيَقُولُ : بِاسْمِ اللَّهِ. وَيَضَعُ يَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ وَيَقُولُ عَلَى مَوْضِعِ كَفِّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَمْسَحُهُ عَلَيْهِ. وَقَالَ ذَيَّالٌ : فَيَذْهَبُ الْوَرَمُ.

....
Suatu hari,
Handzalah  diajak bapaknya menghadap Baginda Rasulullah saw. Lalu, bapaknya mendekatkan Handzalah pada Nabi.
Rasulullah saw lalu mengusap kepala Handzalah,
"بارك الله فيك"
Atau
"بورك فيك"
"Semoga Allah memberkahi kamu."

Dzayyal bercerita:
Suatu hari datang seseorang menghadap Handzalah.
Orang tersebut mengantarkan temannya yang sakit tumor di wajahnya.

Dalam riwayat lain:
Mengantarkan seekor hewan yang terkena penyakit benjolan

Handzalah meludah pada telapak tangannya
Lalu berucap: Bismillah...

Kemudian meletakkan tangannya pada bagian kepala yang pernah diusap oleh Baginda Rasulullah saw.
Lantas, diusapkan tangannya pada bagian tubuh orang yang sakit.

Maka, sirnalah tumor itu.

~
Demikian sekilas info


Barokah dari Rambut dan Wadah milik Nabi

Barokah dari Rambut dan Mangkok Tinggalan Baginda Nabi saw

Dalam Hilyatul Auliya' :

Ini ceritanya Abdullah, anaknya Imam Ahmad bin Hanbal
(Ulama Ahlussunnah, Salafus Sholih)

Saya melihat Bapak mengambil sehelai rambut Baginda Rasulullah saw.
Lalu, diletakkan di bibir beliau, dan dikecupnya
Aku juga (sepertinya pernah) melihat Bapak meletakkan rambut Nabi di mata beliau
Bahkan, pernah juga mencelupkan rambut itu ke dalam air

Air celupan rambut itu beliau minum
(Sebagai) sarana supaya memperoleh kesembuhan (dari sakit)

Bapak juga pernah menggunakan mangkuk tinggalan Nabi saw
Diisinya dengan air, lalu diminum...

Aku juga berulang kali melihat Bapak minum air Zamzam sebagai (sarana) pengobatan.
Air Zamzam itu diusap-usapkan pada kedua tangan dan wajah beliau.

~ Demikian sekilas info

~ 2,8 MILIAR RUPIAH ~

~ 2,8 MILIAR RUPIAH ~

Itu jumlah uang yang dikeluarkan Imam Bukhari demi menebus Wadah (Bekas) tinggalan Nabi saw
Begitulah riwayat yang ditulis Imam Qurtubi dalam "Mukhtashar al-Bukhari"

Nilai 2,8 miliar itu saya kurs kan dengan harga pembelian Imam Bukhari dari pewaris Nadhr bin Anas (khadamnya Nabi). Yakni sebesar 800.000.
Hanya saja, 800 ribu di riwayat ini tidak disebutkan dirham atau dinar

Saya anggap (sementara, sambil nunggu nemu riwayat lain) itu dirham
Dan ketika saya kurs kan dengan 1 dirham UEA : 3,621, nilainya mencapai 2,8 M
Lantas, berapa jumlahnya andai itu 800 ribu dinar???

Apa berani kau bilang Imam Bukhari gak waras?
Demi sebuah wadah saja, pakai nebus duit 2,8 M
Apa gak mending beli cangkir keramik dari China yang bagus-bagus itu
Bisa dapat jutaan pcs

Bisa dibagi-bagi pula sebagai souvenir oleh-oleh haji
Atau belikan saja gelas putih di Kebraon Surabaya
Terus disablon tulisan nama sponsor
Plus dikasih ucapan "Selamat Idul Fithri"

Hihihi...

Imam Bukhari Nulis Kitab di Dekat Makam Nabi

Imam Bukhari Ada-ada Saja

Ngapain pula nulis kitab pakai di dekat Kuburan Kanjeng Rasulullah saw segala?
Apa gak enak di kamar sendiri aja
Nyaman, ber-AC (hihihi)
Kopi dan singkong goreng juga siap sedia

Lha, ini malah jauh-jauh dari Bukhara ke Madinah
Usai haji kok gak segera pulang
Apa gak ditunggu tamu-tamunya di kampung
Hihihi... Dasar Imam Bukhari emang ayak-ayak wae

Tapi,
Ternyata, bisa kita lihat sendiri hasil karya beliau setelah sekira 1200 tahun kemudian
Ya, itulah karya yang ditulis dari pinggir kuburan
Kikikkikikkk...

Jubahnya Nabi saw Dicelupkan Air, Sebagai Tabarrukan untuk Kesembuhan Sakit

Jubahnya Nabi saw Dicelupkan Air,
Sebagai Tabarrukan untuk Kesembuhan Sakit

قالَتْ : هَذِهِ جُبَّةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَخْرَجَتْ إِلَيَّ جُبَّةَ طَيَالِسَةٍ كِسْرَوَانِيَّةٍ، لَهَا لِبْنَةُ دِيبَاجٍ، وَفَرْجَيْهَا مَكْفُوفَيْنِ بِالدِّيبَاجِ، فَقَالَتْ : هَذِهِ كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ، فَلَمَّا قُبِضَتْ قَبَضْتُهَا، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْبَسُهَا، فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا لِلْمَرْضَى يُسْتَشْفَى بِهَا.

Hadits dalam Shahih Muslim di atas, redaksinya panjang
Saya ambil bagian bawahnya ketika Sayyidah Asma' binti Abu Bakr berkata,

"Jubah ini dulu dibawa Aisyah (saudara perempuannya), sampai dia wafat.
Setelah dia wafat, jubah itu saya bawa.
Inilah jubah yang dipakai Rasulullah saw.
Kami membasuh jubah itu sebagai (tabarrukan) agar si sakit sembuh."

Hadits Riwayat Imam Muslim

Antara Ada dan Tiada

Antara "ADA" dan "TIDAK ADA"

Hari itu liburan sekolah
Pak Salam mengajak dua orang anaknya liburan di kebun binatang
Keduanya sudah besar, mau lulus sekolah dasar
Di dalam lokasi kebun binatang, mereka berdua disuruh keliling sendiri

Pak Salam dan Bu Salam tidak ikut muterin Bonbin
Mereka berdua sudah hafal bonbin
Karena tiap liburannya hampir selalu ke bonbin

Siang-siang, kedua anaknya datang
Mereka ngumpul bareng orangtuanya
Duduk lesehan, menikmati bekal dari rumah

Sambil makan, Pak Salam bertanya pada anaknya,
"Apa kalian lihat gajah?"

"Iya, ayah... Saya lihat gajah!" jawab anak pertama mantab.
Tapi, si anak kedua malah menjawab,
"Gak ada gajah, Yah... Di Bonbin ini gak ada gajahnya."
(Tapi, anaknya ini gak pakai sumpah-sumpah atas nama Allah, lhooo...)

"Lho, apa kalian gak keliling bareng? Kok bisa beda jawaban?"
"Kami berpisah, Ayah. Aku nyewa sepeda onthel. Kalau adek pilih jalan kaki. Sehat katanya," ujar si tua memberi penjelasan.

"Owh... Begitu...!" Sang ayah manggut-manggut.
"Apa kalian lihat Burung Merak?"
"Iya, Ayah... Baguuus sekali," jawab anak pertama.
"Wah, gak ada itu burung merak. Bonbin ini gak lengkap kayak MAZOOLA, Yah...!" sanggah anak kedua.
(Tapi, anaknya ini gak pakai sumpah-sumpah atas nama Allah, lhooo...)

Ayahnya kembali manggut-manggut.
Ini dua orang, sama-sama masuk bonbin, sama-sama ngaku sudah keliling bonbin, tapi kok jawabannya bisa beda ya?
Kok satunya jawab ada,
Sementara satunya jawab tidak ada?

-----------------------

Begitulah kira-kira,
Ada orang yang bilang "ADA DALILNYA"
Ada pula yang bilang "TAK ADA DALILNYA"
Jadi, kaleeeeem ajaaa brother ...

Hihihi...

Meripat kethop2 dewean 
Gak bisa tidur habis potong kain 

Mau Bikin Musholla, Minta Dishalati Rasulullah saw Lebih Dulu

Mau Bikin Musholla,
Minta Dishalati Rasulullah saw Lebih Dulu

Itban bin Malik, salah seorang sahabat senior
Alumni Mak Tabah, eh bukan, Alumni Perang Badar
Bila hujan turun, danau yang memisahkan kampungnya dengan masjid Nabawi meluap airnya. Sehingga sulit dilewati.

Nah, sebagai imam shalat di kampungnya
Itban berniat membangun musholla di kampung
Sebagai alternatif kalau hujan turun
Di samping itu, beliau sendiri juga matanya buta

Menghadaplah Itban pada Baginda Nabi
Sowan mau bikin musholla
Tapi gak sambil bawa proposal pembangunan kayak Musholla Nurus Siroj
Hihihihi ... Colek Pak Achmad Zamrony

"Kanjeng Nabi, kulo badhe ndamel musholla ten griyo kulo. Menawi Panjenengan kerso shalat riyen di TKP?" pinta Itban.
"Oke. Insya Allah akan kulakukan." ujar Baginda Nabi saw.

Siangnya, Rasulullah berangkat ditemani Abu Bakar
Tiba di lokasi, Itban menyambut dengan semringah

"Wahai Itban, dimana letak (musholla) yang kau pinta aku shalat?"
"Sudut rumah saya sebelah sini, Kanjeng Nabi."
Rasulullah saw lalu shalat dua rakaat

Naaaaah....
Di tempat itulah didirikan musholla bagi warga kampungnya Itban bin Malik.

عنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ - وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الْأَنْصَارِ - أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي، فَإِذَا كَانَتِ الْأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ بِهِمْ، وَوَدِدْتُ - يَا رَسُولَ اللَّهِ - أَنَّكَ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ فِي بَيْتِي فَأَتَّخِذَهُ مُصَلًّى. قَالَ : فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ". قَالَ عِتْبَانُ : فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : " أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ ؟ " قَالَ : فَأَشَرْتُ لَهُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، فَقُمْنَا فَصَفَّنَا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ.


صحيح البخاري | كِتَابٌ : الصَّلَاةُ  | بَابُ الْمَسَاجِدِ فِي الْبُيُوتِ.

Saturday, May 27, 2017

Syekh Dahlan dan Putranya; Syekh Ihsan Jampes

Syekh Dahlan dan Putranya; Syekh Ihsan Jampes
Sama-sama Melarat Mondok e

Anak yang baik rata-rata dilahirkan dari orangtua yang baik pula.
Seorang kiai besar, lahir atas "jasa" akumulasi kebaikan orangtua dan dirinya
Walau orangtuanya biasa-biasa, anaknya bisa menjadi kiai besar
Asalkan keduanya sama-sama mengumpulkan kebaikan-kebaikan

Syekh Ihsan Jampes, ulama besar asal Kediri
Karyanya masih menjadi kajian di perguruan tinggi luar negeri
Beliau mengarang kitab Sirajut Tholibin,  Syarah Ihya' Ulumuddin
Juga kitab-kitab lainnya (tidak semua diterbitkan)

Saat mondok, beliau termasuk melarat
Mendapat ujian berat dari kiainya

Pada suatu malam,
Kiai tempat Syekh Ihsan muda mondok keliling asrama
Beliau mendapati para santrinya sedang tidur
Ada salah seorang santri yang dadanya bersinar, menyembur ke langit-langit
Sang kiai pun mengikat sarung si santri
Sebagai penanda

Esok paginya,
Usai Subuh, sang kiai dawuh,
"Poro santri,  sopo seng sarunge cancangan?"

Sontak Syekh Ihsan Jampes muda pun angkat tangan
Setelah itu, Syekh Ihsan dipanggil

"Nak, gini ya...
Cincin Bu Nyai itu jatuh ke jumbleng. Kamu mau gak ambilkan?"
"Nggeh, Kiai..." jawab Syekh Ihsan, suka cita.

Beliau segera menuju ke jumbleng* tempat cincin Bu Nyai terjatuh
*Jumbleng: WC zaman dahulu. Berupa kubangan di tanah, lalu dipasang bambu sebagai tempat nangkring orang yang buang hajat. Bisa dibayangkan sendiri. (Insert: jumbleng, ilustrasi).

Syekh Ihsan Jampes bersiap membuka baju,  namun dilarang kiainya
"Langsung saja, gak perlu dicopot bajunya. Langsung tangan," kata kiai.

Syekh Ihsan lantas jongkok
Menjulurkan tangannya ke jumbleng
Tiap ada barang yang keliatan "mrengkel", ia plutut-plutut
Barangkali ada cincinnya

Semua sudut dan prengkelan, ia remas-remas
Masih tak ketemu jua itu cincin
Akhirnya, Syekh Ihsan nyebur ke jumbleng
Beliau mencari ke semua sudut, sampai ketemu

Dengan gembira beliau menghadap kiai
Melaporkan keberhasilannya menemukan cincin Bu Nyai

Sang Kiai lantas dhawuh,
"Nak, sekarang pulanglah. Ilmuku sudan habis kau serap. Dirikanlah pondok."

Syekh Ihsan pulang, menjadi kiai besar.

Ternyata, orangtua Syekh Ihsan;  yakni Syekh Dahlan juga melarat waktu mau mondok

Syekh Dahlan mau mondok di Mbah Kholil Bangkalan
Beliau menghadap Syaikhona Kholil
"Mau apa kamu?"
"Mau jadi santri Panjenengan, Kiai,"
"Emoh. Aku ora gelem nerimo kowe dadi santriku. Kecuali mau memenuhi syarat dariku."
"Nggeh, Kiai. Syarate nopo?"
"Syaratnya, kalau kamu berangkat mondok, saat menyeberang laut Madura, gak boleh naik kapal. Harus berenang. Begitu pula kalau mau pulang."
"Nggeh, 86 Kiai."

Syekh Dahlan pun berangkat mondok menyeberang laut Madura dengan berenang
(Dulu belum ada jembatan Suramadu lhooo...).

Begitulah,
Karena syarat mondok yang berat, mau gak mau Syekh Dahlan pun banyak menghabiskan waktu di pondok. Tidak sering pulang.

Beda dengan santri sekarang.
Jejak kakinya saja masih ada, ia sudah pulang kampung lagi
Saat liburan sekolah, pondok sepi. Pulang semua
Habiskan waktu di rumah; nonton TV atau main internet

Babat Lamongan
@ms.kholid
1 Ramadhan 1438 H
27 Mei 2017 M

Kenapa Santri Sekarang Sedikit yang Jadi?

Kenapa Santri Sekarang Sedikit yang Jadi?

Dulu,
Seorang yang hendak nyantri akan diuji berat oleh kiainya
Dan ujiannya macam-macam, sak karep sang kiai
Ada yang butuh bertahun-tahun melaratnya
Ada pula yang cuma setahun dua tahun

Rata-rata,
Santri dulu menjadi hebat, karena di pondoknya dia melarat

Lha, kalau santri sekarang yang melarat itu bukan santrinya
Tapi wali muridnya

Bayangkan,
Pas pendaftaran saja sang wali murid sudah disodori
- Biaya pendaftaran
- Uang makan bulanan
- Uang gedung
- Uang Asrama
- Uang Kitab dan buku
- Biaya kesehatan dan sewa almari
Yang melarat orangtuanya, si calon santri mah nunggu aja di luar kantor pondok sambil mainan handphone (yang sebentar lagi akan berpisah darinya).

Saat santri nakal,
Wali murid dipanggil
Santri nakal lagi,
Wali murid lagi yang dipanggil
Melarat lagi kan?

Yang nakal siapa,
Yang dipanggil dan dinasihati siapa?
Wali murid lagi yang melarat.

Anaknya?
Cengengesan wae...

Lha, gimana kelak jadi santri yang berkualitas kalau senengnya bikin melarat orangtua
Hati-hati, ini bisa jadi termasuk uququl walidain
Meskipun bentuknya tidak membentak atau memukul,
Tapi, kelakukan si santri jelas membuat orangtuanya bersedih
Membuat mereka susah dan nelangsa

Santri dulu lulusnya beda-beda
Ada yang butuh 10 tahun baru dinyatakan lulus
Ada yang butuh 3, 5, 7 tahun baru lulus
Ada pula yang baru hitungan bulan lulus
Saat lulus itu, kemampuan santri sudah standar

Kalau santri sekarang,
Mondok 3 tahun dapat ijazah ya lulus semua
Boyong pulang semua
Padahal kemampuannya belum standard
Belum minimal antara satu dengan lainnya

Habis itu, pergi ke kota
Lantas dengan bangga bilang kesana kemari sudah lulus nyantri
Sudah hebat setelah nyantri ke kiai

Padahal, ngajinya;
Fikih baru mabadi'
Aqidahnya baru aqidatul awwam
Haditsnya baru arbain
Tafsirnya baru Jalalain
Nahwunya baru imrithy
Itu pun enggak tau khatam semua apa tidak
Itu pun enggak tau selalu melek atau banyak tidurnya

Babat,
27 Mei 2017
1 Ramadhan 1438 H

Thursday, May 4, 2017

Mengapa Mendadak Ustadz?

Mengapa Mendadak Ustadz?

Mengapa dulur-dulur kita yang telat mempelajari Islam (seperti Pak Felix, Pak Syafi'i, Bu Irene, Caesar, dll.), mengalami peningkatan besar tentang tentang agama ini?
Mereka punya pengetahuan yang amat banyak dibanding sebagian (oknum) dulur yang bertahun-tahun berislam dan mempelajari ilmunya di pesantren-pesantren?

Jawabannya,
SEMANGAT

Beliau-beliau itu punya semangat yang luar biasa dalam belajar
Semangat tinggi mengejar sekian belas (atau puluh) tahun ketertinggalan belajar agama
Semangat tinggi itu pula yang menjadikan otak menyesuaikan diri
Otak menjadi lebih mudah menyerap informasi yang dibaca

Semangat ini pula yang menjadikan kepercayaan diri meningkat berlipat-lipat
Walau ilmu baru nyampe satu ayat, karena semangat, ya pede luar biasa untuk mengisi ceramah atau seminar

Di sisi lain, ilmu itu laksana pedang
Makin banyak dipakai dan diajarkan (baca: diasah) ia semakin tajam
Èfèknya, pengetahuan beliau-beliau pun meningkat bak kilat
Meng-aras dulur-dulur yang sudah bertahun-tahun belajar agama

Nah,
Semangat ini erat kaitannya dengan perasaan
Begitu perasaan anda libatkan dalam proses belajar, maka efeknya luar biasa
Anda merasa begitu enteng mempelajari sesuatu
Begitu mudah menyerap pengetahuan-pengetahuan

Berbeda ketika belajar tanpa perasaan
Belajar hanya karena tekanan agar dapat nilai bagus
Belajar dalam tekanan supaya cepat lulus
Belajar dalam tekanan supaya tidak kena marah orangtua
Pasti suuulit sekali masuknya

Coba deh lihat orang yang sedang dilanda perasaan (asmara)
Karena perasaan cinta, ia jadi punya semangat berlipat
Karena cinta pula, ia bisa melakukan hal-hal mustahil dalam keadaan normal
Cinta pulalah yang menyebabkan pembenci pelajaran sastra bisa menulis puluhan atau ratusan baris puisi yang nyastra

Perasaan cinta pula yang mengubah Dom Toretto sanggup melakukan sekian banyak aksi mustahil, seperti dalam film Fast Furious 8.

Karena itu, tumbuhkan cinta
Semaikan debar dalam dada saat belajar, saat membaca karya
Semaikan debar kerinduan saat membaca ayat-ayat-Nya
Niscaya anda akan terperanjat melihat diri yang berbeda

Bukankah Einstein yang disebut orang paling cerdas itu, hanya baru menggunakan sekira 15% kemampuan otaknya?
Nah, cara paling mudah meningkatkan potensi otak ialah lewat perasaan

Wallahu a'lam

Babat, 4 Mei 2017
@mskholid
@ruanginstalasi


Thursday, April 27, 2017

Begitu Kreatifnya Iklan Rokok

~ Kreatifnya Iklan Rokok ~

"Bagaimana Menjual Racun Mematikan, yang Tidak Enak Rasanya, dan Membuat Orang Kecanduan Racun Tersebut?"

Judul di atas, adalah pilihan kalimat luar biasa yang dipakai Pak Tung dalam bukunya Marketing Revolution.
Bagi saya, sub judul di atas begitu wowww...
Saat membaca judulnya saja, sepertinya akan langsung terbersit dalam benak kita:
IT'S IMPOSIBLE
TIDAK MUNGKIN!!!
BAGAIMANA BISA??!!!

Tapi, itulah hebatnya Pak Tung memberi judul.
Dan, itulah hebatnya Pak Tung sebagai salah satu pakar marketing membongkar rahasianya.

Jawabannya,
Gunakan Hukum Pavlov
Pavlov, peneliti bidang psikologi Rusia yang memperoleh nobel tahun 1904.
Apa hasil penelitiannya sehingga memperoleh nobel?

"Bahwa manusia dan anjing dapat dibentuk dan dikendalikan lewat pembiasaan. Manusia ditentukan oleh lingkungan. Bukan oleh hereditas, pewarisan turun temurun."

Kesimpulan Pavlov diambil lewat percobaan terhadap anjing
Ternyata, anjing tidak hanya mengeluarkan air liur saat lapar dan mengendus bau makanan saja. Ia juga tiba-tiba meliur saat mendengar suara lonceng

Tentu saja, lewat pembiasaan sebelumnya, bahwa ketika hendak diberikan makanan pada si anjing, dibunyikanlah lonceng itu.
Ternyata, setelah itu, tiap kali mendengar bunyi lonceng, anjing akan berliur
Terlepas akan ada makanan datang atau tidak

Dalam ilmu marketing, teori Pavlov diaplikasikan dalam bentuk mengingatkan secara terus-menerus, tanpa harus menawarkan
Artinya, konsumen (dan calon konsumen) terus menerus diingatkan tentang hebatnya sebuah produk dan keunggulannya. Tanpa perlu menawarkan pentingnya produk
Dan, itulah yang dilakukan (salah satunya) oleh iklan rokok.

Begitu kreatifnya iklan rokok

Ada kita temukan iklan yang menunjukkan keakraban dalam sebuah geng dengan cerita simpel, kongkrit, emosional, menunjukkan saling bantu antarteman, dan bisa dipercaya.
Lalu setelah itu, dimunculkan sebuah musik yang khas dan tagline rokok tersebut.
Setelah mendengar iklan tersebut berkali-kali, muncullah perasaan bahwa bentuk keakraban dan kesetiaan sesama teman bisa diwujudkan (salah satunya) lewat bareng-bareng mengkonsumsi rokok yang sama.

Atau pakai artis terkenal, bintang film, lelaki gagah
Supaya menimbulkan perasaan (ikut) terkenal, hebat, keren, dan diakui
Maka, mengkonsumsi rokok bisa menimbulkan perasaan terkenal, hebat, keren

Bisa juga menunjukkan sekelompok pemuda yang dinamis, maju, berkembang, dan berani
Baru dimunculkan tagline rokok tersebut

Bisa juga pakai sekelompok pemuda yang kreatif, yang selalu punya akal dalam mengatasi masalah, baru dikeluarkan tagline rokoknya

Begitulah,
Kreativitas iklan rokok pun mampu menarik sekian banyak perokok baru, dengan motivasi diri yang berbeda-beda
Lewat perasaan dan kesan masing-masing yang berbeda dari iklan hebat-hebat tersebut.

Babat, 27 April 2017
Proses mengikat makna dari bacaan buku karya Pak Tung Desem Waringin
@mskholid


Wednesday, April 26, 2017

Bedah Buku Kiai Ndas

Undangan Bedah Buku

Buku terbaru karya Ustadz Enha
(Nurul Huda Haem) berjudul:

Kiai Ndas
(Ngaji Raga, Ngaji Ati, Ngaji laku)

"Gila..! itu kata yang ingin aku tulis untuk buku ini. Bukan hanya lantaran tuturan-tuturan kata yang dijalin indah dan pilihan diksi-diksinya yang cermat, ia juga ditulis dengan gaya dialog-dialog yang jenaka dan renyah." (KH. Husein Muhammad, Cendikiawan Muslim, Pengasuh Pesantren Dar Al-Tauhid Cirebon)

Catat Waktunya:
Hari Sabtu, 13 May 2017
Waktu Jam 14.00 WIB (Jam 2 Siang)
Tempat di Toko Buku Gramedia Matraman

Pembicara:
1. KH. Husein Muhammad
2. Denny Siregar
3. Opick Tomboati (dalam konfirmasi)

Informasi:
1. Mba linda razad
2. Mba Fitri

Facebook: Fitri Yanty
Wa: 083891000009
BBM: D6E28E7A
Instagram: @v3yanty

Spektakuler:
Dalam pembelian satu exp Buku terdapat 1 Form Umroh Gratis yang dapat dikirimkan ke Gramedia dan akan diundi nanti. Anda bisa membeli buku ini 10 exp, 100 exp atau lebih sebagai hadiah untuk keluarga dan sahabat.

Hadiah umroh langsung dari Kafilah Rindu Haromain.


Sunday, April 23, 2017

Salah Ambil Buku

~ Salah Ambil Buku ~

Apa hal yang paling lama dilakukan dalam ritual 'eek'?
Bagi saya ialah saat memilih buku apa yang hendak dibawa ke kamar toilet.

"Lho, jarene kudu ngising?
Kok jek nek ngarep rak buku?" Kata si Emak.

~ Katanya kebelet buang air
Kok malah masih di depan rak buku ~

Ya, sebab, tak ada ngising yang nikmat tanpa baca buku
Seperti halnya perokok yang selalu bilang;
Gak akan bisa keluar dengan lega tanpa mengisap asap beracun itu

Nah, di antara kejadian yang mengesalkan itu, ialah saat kita sudah menetapkan pilihan pada sebuah buku di rak untuk dibawa ke WC. Ternyata, ketika sudah "ndoprok" bersiap menikmati momen, ternyata buku tersebut sudah khatam kita baca.

Ngelirik bungkus pepsodent, sudah pernah dibaca pula
Ngelirik botol sampo, sudah khatam pula
Ngeliat bungkus Rinso, baru aja kemarin beres terbaca
Terus, mau ngapain???

Jadilah,
Ruang ini benar-benar bilik termenung.
Ngaplo di kamar WC. Ingin segera selesai.

Saya termasuk tipe orang yang mau baca buku dua kali khatam--apalagi lebih. Kecuali buku pelajaran dan referensi. Kalau Novel mah ogah baca buku kali.
Terlalu sayang waktu kita untuk mengulang baca sebuah buku berkali-kali
Sementara, masih ada sekian banyak buku lain menunggu untuk dibaca
Ini berlaku pula untuk menonton film

Saya biasanya bawa buku ke toilet semacam komik
Mulai Conan, Slam Dunk, Donal Bebek, hingga Paman Gober

Kenapa?
Sebab, buku-buku jenis tersebut dijamin tak ada tulisan basmalah atau kalimat zikir
Jadi, aman kalau dibawa ke kamar mandi
Berbeda dengan buku agama, yang hampir pasti ada kalimat Allah nya

Selamat Hari Buku

Babat, 23 April 2017
@mskholid
@ruanginstalasi


Friday, March 31, 2017

Rumah Paling Kokoh,Bukanlah dari Bahan Beton Paling Kuat

Kevlar, Ini adalah serat yang amat kuat.
Ia bahan yang digunakan sebagai pelindung rompi antipeluru pasukan tentara
Kabel optik yang dipasang di pinggir jalanan, juga dilapisi serat kevlar ini.
Sehingga, andai kabel itu tertindih pohon besar sekalipun, kabel tidak akan putus.
Atau minimal, ia hanya mengalami sedikit kerusakan 

Tapi, tahukah kita bahwa kevlar yang amat kuat itu masih kalah kuat dibandingkan bahan halus sarang laba-laba?
Sarang laba-laba yang nampak ringan dan mudah kita rusak, itu sebenarnya punya kekuatan luar biasa. Daya tahannya 10 kali lipat dari bahan kevlar yang dipakai pelindung rompi antipeluru.

Bila bahan sarang laba-laba itu ditumpuk dengan ketebalan yang sama dengan beton cor, ia punya kekuatan minimal 10 kali lipat dibanding beton cor. Namun, di sisi lain, punya kelenturan yang mengalahkan serat sintesis.

Sarang laba-laba yang ringannya 1 mg itu, ternyata bisa "menampung" hewan-hewan yang beratnya 10 x lipat berat sarang. Mulai nyamuk, serangga, cicak, hingga burung emprit, bisa mati tak berdaya--dan menjadi santapan lezat sang spider.

Namun,
Apa kata Al-Quran tentang sarang laba-laba yang demikian kuat bahannya?
Coba kita baca surat Laba-laba berikut:

(مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ)
[Surat Al-Ankabut 41]
lewat @QuranAndroid

"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."

Lho????
Kok bisa?
Bagaimana bisa Allah menyatakan bahwa rumah yang paling lemah adalah rumahnya laba-laba. Padahal, hasil penelitian ilmuwan menyatakan bahwa bahannya dari bahan paling top dan berkualitas. Kokoh tak tertandingi.
Tapi, malah disebut paling lemah oleh Allah.

Dalam surat tersebut, dikatakan bahwa orang yang menyadarkan kehidupannya pada selain Allah (setan, tuyul, mak lampir, dedemit, kunthul mabur, butho ijo, jin, nyai loro ngelu, dan sebagainya), laksana berlindung pada sarang laba-laba yang amat lemah.

Sarang laba-laba, meski terbuat dari bahan berkualitas dan kokoh, ia tak mampu menjadi pelindung bagi kita dari panas dan hujan. Bahkan, sekadar berlindung dari tiupan angin pun, ia tak sanggup melindungi.

Seperti itu pulalah kira-kira rumah sebagai tempat tinggal kita
Ia tak boleh hanya sekadar kuat karena dibuat dari cor semen kokoh tak tertandingi
Tak boleh sekadar tinggi, bertingkat, dan pagar tinggi
Tapi, juga harus berfungsi memberikan rasa aman, nyaman, dan membuka kesempatan bagi penghuninya untuk terus berkembang.

Saya ingat nasihat orang tua,
"Pager mangkok iku luwih kuat timbang pager wesi."

Pagar pakai mangkok (makanan), itu lebih kuat melindungi daripada pagar besi yang dipasang paku-paku tajam.

Apa artinya?
Kebaikan dan kemurahan kita pada tetangga, lewat suka memberi makanan, itu akan lebih melindungi kita (dari gangguan tetangga dan oranglain), daripada memagari rumah dengan tembok besar nan tinggi, dan dipasang kawat berduri.

Wallahu a'lam...

Drajat, 31 Maret 2017
@mskholid
@ruanginstalasi

#MonggoNgopi
#MengikatMakna

Fokus pada Kekuatan, Bukan pada Kelemahan

Fokus pada Kekuatan yang Terus Dikuatkan

Ini cerita Pak Tung dalam bukunya.

Ada seorang cacat bawaan sejak lahir di Hawai.
Ia tidak punya tangan kanan.
Sejak kecil, ia selalu menjadi sasaran hinaan dan olok-olok temannya.
Ia merasa amat rendah diri. Tak berani melawan.

Suatu hari, ia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai ada banyak ahli beladiri keturunan Jepang).
Guru itu bertanya,
"Apa kau mau kuajarkan ilmu beladiri yang membuatmu percaya diri?"
"Tentu saja mau, guru!" Ujarnya penuh semangat.

Si orang cacat lalu diajarkan satu jurus kuncian. Selama berminggu-minggu ia disuruh mempraktikkan jurus kuncian tersebut.
Pada minggu ke 16, si murid cacat merasa sudah pintar.
Ia memohon pada gurunya agar diajarkan jurus lainnya.

Apa kata sang guru,
"Praktikkan dan latihlah dulu jurus itu dengan lebih cepat kuat. Coba itu lakukan setiap hari!" Perintah sang guru.

Hingga beberapa minggu, si cacat makin kuat dan cepat dengan hanya satu jurus saja.
"Guru, saya sudah amat ahli dan cepat dengan jurus ini. Ajarkan yang lain."

Sang guru bergeming.
"Kamu harus lebih kuat dan cepat lagi. Setelah itu, kamu harus banyak latihan tanding."

Begitulah,
Latihan dilakukan berminggu-minggu lagi hingga si murid makin kuat dan cepat dengan jurus kuncian ini. Hanya satu jurus.

"Sekarang tiba saatnya kamu latihan tanding," kata sang guru.

Si murid cacat pun latihan tanding dengan beberapa ahli beladiri dengan jenis berbeda.
Semua lawan dapat dikalahkan dengan cepat dan mudah.

"Baik sekarang, saatnya kudaftarkan kamu ke kejuaraan beladiri berkelas."
"Owh, jangan guru. Saya kan baru menguasai satu jurus!" Sergahnya kuatir.
"Tidak masalah," jawab guru enteng.

Si murid berpikir, bahwa sang guru akan mengajarkan jurus-jurus baru, sebab waktu pertandingan baru dimulai 8 minggu lagi.

Namun ternyata tidak.
Sang guru hanya melatihnya semakin kuat dan cepat, untuk satu jurus yang sama.
Jurus KUNCIAN.

"Apakah saya tidak diajarkan jurus lain, guru?" Tanya si murid jelang pertandingan.
"Tidak perlu."
"Guru, saya bisa sangat malu nanti."
"Tidak masalah. Kamu ikut saja."

Akhirnya,
Hari pertandingan beladiri dimulai.
Ini pertandingan bebas, dari berbagai macam perguruan dan aliran beladiri.
Jurus apapun boleh dipakai.
Aturannya hanya dilarang memukul bagian anu dan kepala belakang.

Saat pertandingan, dengan berdebar si murid maju
Dan, hasilnya, ia menang dengan mudah dan cepat.
Lawannya langsung keok lewat jurus kunciannya yang amat kuat dan cepat.
Begitu seterusnya, semua Lawannya dengan mudah ia kalahkan.

Singkat cerita,
Si cacat masuk final.
Lawannya adalah juara bertahan yang beberapa tahun tak terkalahkan.
Si cacat amat kuatir melihat kenyataan itu.

"Guru, Ajarkan aku jurus baru supaya bisa mengalahkan lawanku di final." Pintanya.
"Tidak perlu. Kau hanya perlu melakukan jurusmu itu dengan lebih cepat dan kuat.

Ternyata,
Di final, si cacat menang.
Ia berhasil bikin sang juara bertahan keok hanya lewat satu jurus andalan.
Jurus KUNCIAN.

Usai pertandingan, si murid bertanya,
"Guru, saya tak habis pikir. Kenapa bisa juara hanya dengan satu jurus?"
"Ada dua alasan yang menjadikan kamu pemenang.
Satu, teknik kuncianmu sangat kuat dan cepat.
Dua, teknik kuncianmu itu sebenarnya ada penawarnya. Atau ada cara untuk mengatasinya dengan mudah. Tetapi, untuk melakukannya, lawanmu harus memegang tangan kananmu.
Dan, kamu tidak punya tangan kanan!!!"

Powerfull...

Babat, 31 Maret 2017

*saya rela ketik-ketik jempol kisah ini agar bisa diambil hikmahnya.

Wednesday, March 15, 2017

Nembus Banjir, Xxxxxx Roda Depan Rusak

Sore itu hujan deras. Saya berangkat dari pondok kranji, sekitar jam 14.30.
Waktu yang cukup kalau jalanan normal.
Ternyata hujan amat deras mengguyur sejak masuk perbatasan Gresik.
Padahal, saya diburu waktu agar bisa tiba di bandara Juanda jam 17.30. Sesuai jadwal kedatangan Ustadz Dhou' dari Sudan yang akan mengisi dauroh di PP Tabah Kranji.

Tiba di jalan Sekapuk. Depan pasar Sekapuk. Hujan masih amat deras.
Celakanya, jalanan tergenang air. Sebelum ini, saya belum pernah melintasi jalan Sekapuk dalam kondisi hujan.
Di tengah-tengah banjir, banyak anak kecil yang (seakan) minta sumbangan.

Saya menerjang banjir yang tingginya melebihi separuh ban.
Suara mesin terkadang menggerung.
Sambil terus baca shalawat, saya yang sore itu ditemani Gus Aldi terus melaju.
Alhamdulillah, meski beberapa kali cemas, mobil bisa menembus banjir dengan aman.

Di wilayah Sembayat, muncul halangan baru.
Jalan bergelombang dan berlubang. Diuruk tanah pedel.
Mobil dan motor terpaksa berjalan merayap. Pelan-pelan.
Macet lagi.

Kami tiba di bandara dengan selamat.
Bertepatan dengan mendaratnya Ustadz Dhou'.

Pulangnya, saya ambil jalur selatan.
Lewat Lamongan kota. Makan sebentar di Asih Jaya.
Dalam perjalanan pulang,  saya merasa aman-aman saja dengan mobil. Tak ada yang aneh.

Siang hari sekitar jam 10.30 saya mengantar orangtua, pak e, mbok e, dan keluarga ke Paciran. Menjenguk Man Umar yang sakit dirawat di RS Arsyih. Saat itu, mobil sudah agak terasa aneh. Suara menggerung saat roda melaju agak kencang.

Usai shalat dan makan siang, saya langsung melaju ke surabaya.
Niat belanja kain untuk pesanan pabrik.

Namun, mobil kian terasa kencang bunyinya.
Semakin menggerung.  Saat masuk tol Manyar, saya minggir sebentar. Sekilas, tak bisa saya deteksi dimana letak kerusakan mobil. Saya niat melanjutkan perjalanan ke surabaya.

Namun, dalam kondisi mobil melaju kencang di dalam jalan tol, suara makin kencang. Akhirnya, tanpa pikir panjang, saya harus masuk bengkel. Saya lihat di kaca mobil tertempel stiker UMC Gresik.

Saya browsing di internet, letak UMC Gresik.
Setelah ketemu,  langsung melaju keluar tol.

Ternyata, yang rusak itu xxxx (entah apa namanya) yang ada nempel di roda ban. Nah, barang ini sudah rusak, hancur, hampir lepas semua. Andai perjalanan makin panjang, bisa jadi roda lepas dan mobil oleng.
Alhamdulillah, Gusti Allah tolong saya.

Diganti baru, kata tukang servisnya.
Harganya 700 ribu.
Plus ongkos lain-lain dan oli, kena 580 ribuan.

Jadi, sore ini untuk servis, sudah langsung kena duit 1,280 an.

15 Maret 2017

Tuesday, March 7, 2017

Kaya atau Melarat Bukan Tanda Dicintai Allah

Kaya atau Melarat Bukanlah Tanda Dicintai Allah

إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ، وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ،

"Gusti Allah itu memberikan dunia kepada siapa saja; baik yang dicintai-Nya atau yang tidak dicintai-Nya.
Tapi, Allah memberikan agama hanya kepada orang yang dicintai-Nya.
Barangsiapa yang diberikan agama oleh Allah, berarti orang itu dicintai Allah."

~ HR Ahmad ~

Jadi, jangan pernah mengukur kedekatan seseorang dengan Allah SWT, dari berapa banyak harta yang dimilikinya.
Dari seberapa kaya ia dalam hidupnya.
Atau sebaliknya,
Mengukur kedekatan dengan Allah lewat miskin atau melaratnya.

Jangan pernah menyimpulkan bahwa seseorang yang kaya itu, berarti ia dicintai Allah
Atau
Jangan pernah meyakini bahwa seseorang yang hidupnya melarat, berarti ia dibenci Allah

Tidak sama sekali.

Jangan pernah mengira bahwa seorang kiai yang hidupnya melarat, ia hanya separuh Kiai
Jangan pernah menyangka bahwa kiai yang kaya, itulah sebenar-benarnya kiai
Atau,
Jangan bilang nabi yang miskin, itu hanya sodok-sodok nabi
Sementara nabi yang kaya, itulah nabi sungguhan

"Nabi kok miskin?"
"Nabi kok sakit-sakitan?"
"Nabi kok melarat?"
Mana buktinya dia dicintai Allah?!!

Duh,
Naudzubillah...

Coba cek,
Siapa kelompok manusia yang paling mulia? Nabi.

Coba cek para Nabi Allah.
Ada nabi yang kaya raya, jadi raja pula. Istrinya seribu. Nabi Sulaiman
Ada nabi yang melarat. Rumah saja tak punya. Nabi Isa
Ada nabi yang tangannya kuat, ngalahaké mesin bego. Nabi Musa
Ada nabi yang hidupnya sakit-sakitan. Nabi Ayyub
Ada nabi yang lain-lain....

Semuanya tetap nabi.
Semuanya adalah kekasih Allah.
Semuanya dicintai dan dekat dengan Allah.

Sungguh,
Tanda bahwa kita dicintai Allah itu bukan soal kaya dan melaratnya diri dalam urusan dunia dan harta.

Wallahu a'lam

Babat, 7 Maret 2017
IG @mskholid 
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》


Kaya atau Melarat Bukan Tanda Dicintai Allah

Kaya atau Melarat Bukanlah Tanda Dicintai Allah

إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ، وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ،

"Gusti Allah itu memberikan dunia kepada siapa saja; baik yang dicintai-Nya atau yang tidak dicintai-Nya.
Tapi, Allah memberikan agama hanya kepada orang yang dicintai-Nya.
Barangsiapa yang diberikan agama oleh Allah, berarti orang itu dicintai Allah."

~ HR Ahmad ~

Jadi, jangan pernah mengukur kedekatan seseorang dengan Allah SWT, dari berapa banyak harta yang dimilikinya.
Dari seberapa kaya ia dalam hidupnya.
Atau sebaliknya,
Mengukur kedekatan dengan Allah lewat miskin atau melaratnya.

Jangan pernah menyimpulkan bahwa seseorang yang kaya itu, berarti ia dicintai Allah
Atau
Jangan pernah meyakini bahwa seseorang yang hidupnya melarat, berarti ia dibenci Allah

Tidak sama sekali.

Jangan pernah mengira bahwa seorang kiai yang hidupnya melarat, ia hanya separuh Kiai
Jangan pernah menyangka bahwa kiai yang kaya, itulah sebenar-benarnya kiai
Atau,
Jangan bilang nabi yang miskin, itu hanya sodok-sodok nabi
Sementara nabi yang kaya, itulah nabi sungguhan

"Nabi kok miskin?"
"Nabi kok sakit-sakitan?"
"Nabi kok melarat?"
Mana buktinya dia dicintai Allah?!!

Duh,
Naudzubillah...

Coba cek,
Siapa kelompok manusia yang paling mulia? Nabi.

Coba cek para Nabi Allah.
Ada nabi yang kaya raya, jadi raja pula. Istrinya seribu. Nabi Sulaiman
Ada nabi yang melarat. Rumah saja tak punya. Nabi Isa
Ada nabi yang tangannya kuat, ngalahaké mesin bego. Nabi Musa
Ada nabi yang hidupnya sakit-sakitan. Nabi Ayyub
Ada nabi yang lain-lain....

Semuanya tetap nabi.
Semuanya adalah kekasih Allah.
Semuanya dicintai dan dekat dengan Allah.

Sungguh,
Tanda bahwa kita dicintai Allah itu bukan soal kaya dan melaratnya diri dalam urusan dunia dan harta.

Wallahu a'lam

Babat, 7 Maret 2017
IG @mskholid 
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》

Sunday, March 5, 2017

Pak Dzakir, Sahabat yang Bisa Diandalkan

Pak Mudzakir:
Sahabat yang Bisa Diandalkan

[Serial Guru Tabah]

Saat saya masih kelas MI di Kranji (lulus 1996), Pak Mudzakir belum aktif mengajar di kelas. Kesibukan beliau waktu itu sebagai Kepala TU. Dengan jabatan dan tugas itu, beliau mempunyai peranan vital dalam administrasi madrasah. Apalagi sebagai sosok muda pekerja keras, beliau bisa dibilang lebih banyak menghabiskan waktu di sekolahan (ngurusi sekolahan) daripada di rumah.

Ketika itu, yang menjabat sebagai kepala sekolah MI adalah Kiai Sjafi' Ali, sosok kepala sekolah yang (sepertinya) tak tergantikan. Nah, urusan dapur administrasi dan per-kertasan, semuanya dihandle oleh Pak Dzakir, panggilan akrabnya.

Ketika (almarhum) Bapak (Fadlol) menjabat sementara sebagai kepala sekolah MI, Pak Mudzakir ini adalah mitra utama dalam mengurusi tetek bengek sekolahan. Apalagi, beliau ini bisa dibilang mengerti semua jeroan madrasah ibtidaiyah Kranji. Ditambah bekal pengalaman dan ilmu yang ditularkan oleh Kiai Sjafi' dulu.

"Urusan sekolah, serahkan Pak Dzakir saja. Pasti beres!" Ucapan Bapak dulu.

Dan, memang kenyataannya seperti itu.
Semua beres di tangan Pak Dzakir.

Berbekal pengalaman bertahun-tahun mendampingi beberapa kepala sekolah, beliau kemudian ditunjuk sebagai pengganti kepala sekolah sebelumnya (Almarhum Pak Atmono). Pilihan itu jelas salah satu keputusan terbaik, menilik pengalaman beliau yang kenyang berkecimpung di MI Tabah.

Tak hanya soal urusan sekolah, Pak Dzakir bisa diandalkan.
Ketika saya dan Mbak saya Aizzah Farihah kuliah di Jakarta, Bapak sering kesulitan uang.
Nah, Pak Dzakir lah beberapa kali menjadi solusi yang bisa diandalkan.
Beliau hampir selalu ada dana, saat Bapak butuh pinjaman.

Bahkan, ketika Bapak meninggal, masih ada hutang pada Pak Dzakir.
Alhamdulillah, langsung bisa kami lunasi begitu bapak meninggal.
Begitulah, beliau adalah rekan dan sahabat yang bisa diandalkan; urusan sekolah dan urusan luar sekolah.

Selamat jalan, Pak Dzakir.
Selamat menjemput surga Allah di alam berikutnya.
Saya bersaksi engkau orang baik.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun

Kranji, 05 Maret 2017
@MSKholid
Teacher
《Konveksi Kaos & Sablon》

Friday, March 3, 2017

Pelayan Kok Kaya Raya?

Khadim (Pelayan) Kok Kaya?

Beliau disebut Khadimul Haramain  (pelayan Dua Tanah Suci).
Ada yang bertanya; pelayan kok kaya raya. Bahkan sanggup nginep di hotel yang harganya puluhan juta semalam. Sanggup bawa rombongan seribu lebih untuk jalan-jalan.
Apa gak kebalik itu?

Ya begitulah...
Sebuah pepatah Arab menyatakan:
من خدم ، خدم
Sopo seng gelem melayani, maka akan dilayani

Maka, nasib pelayan akan berbanding lurus dengan siapa yang dilayani.
Seperti pepatah Arab di atas.
Jika yang dilayani orang mulia, si pelayan ikut jadi mulia
Jika jadi pelayan tukang begal, ikut hancur pula nasib pelayan
Pun, andai jadi pelayan koruptor. Nasibnya tak akan jauh dari tuannya.

Jika jadi pelayan Kiai sepuh, biasanya akan jadi Kiai kelak masa mendatang
Jika jadi pelayan Bupati, orang-orang akan banyak yang nitip surat lewat Anda
Andai jadi ajudan presiden, orang-orang banyak berbisik lewat Anda
Apalagi, jika anda jadi pelayan Tuhan. Pasti akan dilayani pula oleh Tuhan.

Wong Anda berbisnis dengan Tuhan saja, jaminannya selalu untung dan laba
Dijamin tak akan bangkrut.
Apalagi jadi pelayan-Nya.

Nah, yang dilayani oleh King Salman itu adalah Haramain
Dua tanah suci yang sudah dijanjikan Allah kemakmurannya
Dua tanah suci umat Islam sedunia
Sehingga, manfaat kebaikan pun akan kembali pada Si pelayan

Di pondok pun, selalu ada santri (kang-kang) yang menyatakan dirinya sebagai khadim  (pelayan. Di pondok, sering diistilahkan dengan khadam). Mereka kesehariannya adalah membantu keluarga ndalem dalam urusan keseharian. Termasuk menyapu dan membersihkan ndalem dan pondok.

Kang-kang khadam ini, biasanya lebih sering menghabiskan waktu untuk menjadi pelayan ndalem daripada ikut ngaji atau maknani kitab kuning.
Namun, anehnya, ketika lulus pondok dan balik ke daerah masing-masing, bisa jadi kiai atau tokoh agama yang didengar masyarakat.

Yang gak jadi kiai, biasanya hidupnya makmur
Kaya dengan rejeki dunia
Saya mengenal beberapa orang santri yang dulu jadi khadam kiai, sekarang makmur.
Kaya, punya rumah, mobil, dan sudah berhaji.
Hal-hal yang terbayangkan saja tidak mungkin; andai mengingat masa lalunya di pondok yang serba kekurangan. Pun saat kita menilik latar belakang keluarganya di desa, sepertinya untuk kuliah saja, dia gak mungkin.

Anas bin Malik ra, pembantu Rasulullah saw.
Juga dari keluarga tak punya.
Sejak kecil sudah mengabdikan diri untuk Baginda Nabi saw.
Saat Nabi hajat buang air, sahabat Anas inilah yang menyiapkan airnya

Rasulullah saw mendoakan sahabat Anas jadi orang kaya
Pasca wafatnya Baginda Nabi, doa beliau terkabul
Anas kaya anak
Juga kaya harta

Begitulah,
Kalau mau jadi orang kaya, berkhidmahlah
Jadilah khadim
Bila perlu, jadilah khadim Raja Salman
Siapa tau kelak diambil jadi menantu oleh sang Raja (~ngayal).

Babat, 2 Maret 2017
IG @mskholid
《 Konveksi Kaos dan Sablon 》


Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)