Sunday, February 28, 2016

WRB Arena Futsal Championship 2016

Copas grup sebelah.
WRB Arena Futsal Championship 2016

Open Now s/d Kamis, 21 April 2016
Technical Meeting : Jumat, 22 April 2016
Kick Off : Sabtu, 23 April (Main Tiap Sabtu-Minggu)

Registrasi : Rp. 350.000

Persyaratan :
- Fotocopy KTP 1 Lembar
- Foto 3x4 1 Lembar

Total Hadiah 20 Juta + Trophy + Top Scorer

Ayo segera daftarkan team mu sekarang!!

Contact Person :
Salsabila : 087780947225
Wahyu     : 08990548903
Line          :egahasyim

Lokasi : WRB Arena Futsal, Perumahan Puri Megah Blok A1 No 17A Cipondoh - Kota Tangerang

Friday, February 26, 2016

Kitab Terjemahan yang Kredibel


Kitab Terjemahan yang Kredibel
"Jangan Terbitkan Buku ala At-Tibyan"

Hari ini adek saya bongkar-bongkar rak buku di rumah. Bersih-bersih, ceritanya. Tak sengaja saya lihat buku berjudul:
"Al-Ibanah Buku Putih Imam Al Asy'ari".

Buku itu saya beli Kwitang tahun 2007 lampau. Saat saya masih di Jakarta dan sering wisata buku di Kwitang - Senen.

Ada satu hal mengganjal di pikiran saya. Yakni terkait buku yang katanya terjemahan dari karya ulama besar madzhab Asya'irah; Imam Abul Hasan Al-Asy'ari.

Kenapa mengganjal?
Pertama, karena penerbitnya yang saya lihat tidak bermadzhab Asya'irah, bahkan track record-nya lebih banyak menyerang pemahaman akidah Asya'irah.
Kok malah menerbitkan buku karya beliau. Ada apa?

Kedua.
Ini pelanggaran kedua dalam dunia penerbitan buku.
Sebagai pribadi yang pernah nyemplung di penerbitan dan dunia editing, saya temukan di halaman identitas, buku terbitan Pustaka At-Tibyan Solo ini sama sekali tidak mencantumkan identitas buku asli yang diterjemahkan.

Adalah sebuah kewajiban bagi buku terjemahan, untuk selalu menampilkan (selain judul asli) nama penulis, nama penerbit asal, tahun diterbitkan, dan cetakan keberapa.
Itu akan memudahkan bagi pembaca untuk mengecek kebenaran versi kitab yang diterjemahkan.

Sebab, khusus kitab Al-Ibanah, memang diklaim ada banyak versi. Jangankan versi kitabnya, versi tahapan akidah (taubatnya) Imam Al-Asy'ari juga ada banyak versi. Akidahnya, ya tergantung pemilik versi. Pokonya digunakan untuk membela akidah mereka--atas nama Syekh Imam Al-Asy'ari.

Coba bandingkan dengan buku lain yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Pustaka Al Kautsar--yang banyak menerbitkan buku harakah karya ulama-ulama Ikhwanul Muslim (yang juga ada di rak buku saya) berjudul Pedoman Bernegara karya Syekh Yusuf al-Qaradhawi.

Di buku yang berjudul asli As-Siyasah Asy-Syar'iyah itu, penerbit Al Pustaka Al Kautsar memuat lengkap identitas buku; mulai judul asli, pengarang, penerbit, kota diterbitkan, cetakan, hingga tahun diterbitkan buku asli. Barulah, dituliskan identitas buku untuk terbitas edisi bahasa Indonesia.

Lha, yang terbitan Pustaka At-Tibyan ini, cuma ditulis judul buku asli dan nama penulis. Lalu dilanjutkan identitas buku edisi terjemahan.

Nah, kalau cetakan ala At Tibyan begini, bagaimana caranya kita mau komplain soal isi kitab tersebut atau terjemahannya. Wong gak ada identitas lengkapnya.

Bisa-bisa, kita komplain dengan bawa buku versi A.
Sementara si At-Tibyan menyodorkan kitab lain versi B.
Harusnya si gak apa-apa dengan versi B, tapi mbok ya dimuat secara jujur di dalam halaman identitas buku.

Salam Buku,

MS. Kholid
WP : @ruanginstalasi
IG & Tw : @mskholid

Teknik Pengurangan Efisien

Teknik Pengurangan Efisien


Wednesday, February 24, 2016

Bagaimana Kalian Tidak Disebut Wahabi?

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?

Jika mayoritas Ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Ibn Hajar al-‘Asqalaani dan Imam Nawawi, Imam Hadith Ahl al-Sunnah Wal Jamaah pun ditolak akidah mereka karena berfahaman ‘asyaairah. Apalagi kami yang kecil-kecil ini.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi? Jika kalian menolak bermazhab bahkan mensyirikkan bermazhab sedangkan telah dipraktik oleh umat Islam seluruh dunia dari awal  zaman salaf hingga hari ini hatta para ulama’ mujtahid yang bersar-besar juga bermazhab dengan salah satu mazhab Imam yang empat.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian hanya menjadikan kemaksuman kepada tokoh-tokoh kalian saja sehingga pantang dikritik akan terus melenting sedangkan yang mengkritik Imam Ibn Taimiyyah adalah sebesar Imam al-Hâfizh al-Mujtahid Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H) menulis sebanyak 7 buah kitab mengkritik Imam Ibn Taimiyyah dan banyak  lagi yang sezaman dan yang setelahnya. Ulama yang mengkritik Muhammad Ibn Abdul Wahhab adalah sebesar Mufti al-Haramain (Mekah dan Madinah) pada zaman terakhir Khilafah Uthmaniyyah yang masyhur dengan kitab mukhtasar jiddan syarah matan al-ajrumiyyah dan syarah al-Fiyyah yaitu Syeikhul Islam Sheikh Ahmad Zaini Dahlan.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian mendhaifkan ijtihad ulama’ sebesar Imam al-Syafie, al-Ghazali, al-Nawawi, Ibn Hajar, Syeikh Izuddin Abdissalam, Imam Ramli, Imam Rafi’e, Imam al-Subki dan banyak lagi yang menjadi panutan dan rujukan kepada umat Islam yang berakidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian tidak pernah berlapang dada dengan perbedaan pandangan sekalipun di dalam masalah khilafiyyah ijtihadiyyah fiqhiyyah yang mana para ulama’ muktabar pun berselisih pandangan. Apakah kalian mengira pandangan ulama’ mujtahid dibatalkan dengan pandangan kalian yang bukan mujtahid? Jika di zaman para sahabat dan para salaf sudah ada perbedaan di dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadith bagaimana kalian menyangka hanya kefahaman kalian saja yang benar dan menepati sunnah?

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian menolak pengajian tasawwuf dan tarekat secara total sedangkan ilmu dan praktik tasawwuf sinonim dengan ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Hasan al-Basri, Sheikh Junaid al-Baghdadi, Sheikh Abdul Qadir al-Jilani, Hujat al-Islam Imam al-Ghazali dan banyak  lagi.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian merasa hanya kalian saja yang benar-benar Islam dan berada di atas Sunnah Rasulullah SAW dan selain kalian bid’ah sesat dan syirik. Berapa banyak para ulama’ dan umat Islam yang kalian ingin sesatkan dari awal selepas salaf hingga hari ini karena tidak menepati ideologi dan aliran kalian?Jika kalian mengaku Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah maka siapa lagi Imam-Imam Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah yang kalian ikuti jika yang besar-besar sebagai panutan umat Islam ditolak akidah dan perjalanan mereka? Jamaah Islam manakah yang kalian ikuti karena mayoritas umat Islam berakidah al-‘Asyairaah Wa al-Maaturidyyah dan bermazhab dengan salah satu daripada mazhab yang empat yang telah diterima secara talaqqi bi al-Qabul daripada satu generasi kepada satu generasi berantai daripada Rasulullah SAW sehingga kepada kita pada hari ini.

Jika kalian tidak ingin digelar Wahhabi, maka kembalilah kepada manhaj Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah mengikuti mayoritas para ulama’ yang besar-besar. Selama kalian menyelisihi daripada perjalanan mereka, maka selama itu kalian akan digelar dengan al-Wahhabiyyah bertepatan dengan manhaj yang diasaskan oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab.

Oleh: Ballung Al Batawi

Thursday, February 18, 2016

Berbagi Senyum Saja

Berbagi Senyum Saja
Anda tidak akan bisa memuaskan semua orang dengan uang. Berbagi uang sama rata pun tak serta merta mendatangkan penerimaan yang lapang dari mereka.
Misalnya,
Saking kayanya, saya pun berbagi uang 50 ribuan kepada semua siswa-siswi Ma Tarbiyatut Tholabah Kranji. Semuanya dapat, tanpa kecuali.
Saya yakin, pasti terdengar nada protes.
"Lho, Pak. Anak pondok dan anak bajakan kok dapatnya sama?
Mestinya anak pondok dapat lebih banyak, sebab jauh dari orangtua."
Yang bajakan juga gak mau kalah.
"Pak, mestinya yang bajakan dapat jatah lebih banyak. Sebab, tiap hari harus pulang pergi naik angkot."
Yang merasa lebih miskin dari temannya pun tak mau kalah. Protes.
Yang anak yatim pun ikut-ikutan protes. Minta tambah.
Belum lagi yang aktif di OSIS atau yang langganan juara olimpiade atau bintang pelajar.
Begitu pun kira-kira kasusnya, andai saya melakukan hal yang sama pada penduduk sedesa. Semua saya kasih 100 ribu per orang. Tanpa kecuali. Baik kecil maupun dewasa, atau kakek nenek.
Kurang...
Kurang...
Kurang...
Tapi, semua orang akan puas dengan senyuman anda.
Misalnya, saya selalu tebar senyuman kepada setiap murid saya. Selalu tersenyum pada setiap tetangga saya.
Kira-kira apa yang terjadi?
Adakah yang protes (misalnya);
"Pak Kholid itu lho, kalau senyum di hadapan saya kok bibirnya kurang lebar 1 centimeter ya?"
"Pak Kholid itu kalau senyumnya ke saya kok gak keliatan giginya, ya... harusnya khan .... ?!"
Itulah dahsyatnya senyuman.
Sedekah paling mudah dan murah.
Sedekah paling adil dan merata.
Tak akan ada yang iri atau protes bila anda tebarkan senyuman pada setiap orang.
Tak ada orang yang menuntut lebih dari pada senyuman anda.
Salam ...
18 Pebruari 2016
@mskholid
@ruanginstalasi

Wednesday, February 17, 2016

Faktor Pengurang Umur

Umur umat Rasulullah saw itu rata-rata 60-70 tahun.

Tapi, secara medis (ilmu kedokteran), umur seseorang bisa berkurang akibat nyedot asap.

Oleh para penyedot asap, dibantah:
"Lho, justru selama mulut masih bisa menyedot asap, berarti umur masih panjang."

Hehehe...

Secara psikologi, umur manusia pun bisa berkurang sebab terlalu banyak tekanan dan stress.

Nah, salah satu hal yang bisa memicu stress berkepanjangan ialah terlalu banyak utang.

Ada yang protes.
"Lho, Pak. Saya punya utang banyak, tp gak stress kok. Soalnya saya gak pernah memikirkan utang itu," sanggah dia.

"Kalau itu sih, bukan elo yang umurnya pendek. Tapi, orang yang ngasih utang sama elo yang cepet mati."

Hahaha...

Riya' (Pamer) Itu Mahal

Ikhlas itu lawannya riya' (pamer).

Tapi, bedanya, modal dan resiko keduanya amat berbeda. Ini bukan soal konsekwensi di hadapan Tuhan lho, ya...
Namun, pamer dan ikhlas dan konsekwensi di hadapan manusia (lebih dulu).

#1
Orang pamer, itu butuh modal yang amat banyak.

Coba, anda mau pamer, menunjukkan bahwa anda kaya. Maka, anda butuh mobil mewah macam bmw, mercedes, ferrari atau lainnya. Dan, semuanya mahal.

Beda kalau apa adanya.
Sesuai kebutuhan saja. Ada L300 dipakai, ada truk juga dipakai, ada sepeda motor pun gak malu berangkat kondangan. Bahkan, ke masjid enjoy saja jalan kaki.

Anda mau pamer dengan tujuan dibilang cantik.
Anda butuh treatment macam facial, lulur wajah, totok wajah, pedicure, manicure, hingga pakai aneka make up dan parfum.
Semuanya butuh biaya tak sedikit.

Beda dengan orang yang gak ingin pamer kecantikan. Cukup pakai bedak bayinya, batu tawas sebagai deodoran, celak pun hadiah oleh2 haji. Muraaaah sekali.

#2
Pamer Itu Risiko "gelo"-nya (Kecewa) Lebih Besar

Anda ingin pamer saat resepsi pernikahan anak anda. Biaya resepsi 100 juta lebih. Makannya prasmanan; aneka menu siap disantap.

Tapi, ternyata, tamu-tamu anda yang bawa amplop isinya minimalis semua.
Ada amplop isinya 10 ribu.
Ada yang isinya cuma 20 ribu.
Bahkan, ada yang amplopnya besar, tapi isinya cuma 5ribu.

Kira-kira bagaimana perasaan Anda?
Pasti "Gelone" setengah mati.

Contoh lain,
Anda ikut lomba pidato ingin pamer di hadapan teman2 dan gurunya. Persiapan matang, latihan pun berminggu2.

Ndilalah, pas hari perlombaan tak ada satu pun teman dan guru yang menyaksikan penampilan Anda.

Kira-kira bagaimana perasaan Anda? Walaupun dapat juara 1, misalnya.

Ini baru dari sudut pandang hubungan sesama manusia. Kalau sudut pandang pahala dan amal ibadah, malah lebih parah lagi.

Wallahu a'lam...

Babat, 17 Pebruari 2016

@mskholid
@ruanginstalasi

Monday, February 15, 2016

Fitnah Kecil yang Merepotkan

Sebetulnya, masalah khilafiyah furuiyah ini sudah hampir selesai di kalangan NU.
Sudah mulai tidak dibahas2 lagi di kalangan pesantren dan santri.

Para santri sudah mulai memikirkan bagaimana membangun perekonomian umat, pertanian yang hebat, perkebunan dan berlimpah, atau teknologi canggih.

Harapannya, muncul dokter-dokter hebat yang ikhlas melayani berbekal ilmu agama.
Muncul ahli2 teknologi yang menjadikan teknologi dan perkembangan senjata sebagai sarana menjaga kedamaian di dunia.
Harapannya, muncul ... ... ... dst.

Namun, fitnah dan serangan itu muncul lagi. Entah kapan mulainya? Entah siapa yang mengawali.

Fitnah masalah2 kecil yang sesungguhnya amat menggerus energi umat dan ulama. Akhirnya, NU terpaksa harus ikut mengurusi fitnah itu.

Di sisi lain, saat negara-negara itu bersiap menggelar tikar Perang Dunia 3, kita cuma bisa memperhatikan--tanpa kekuatan. Sambil harap-harap cemas, semoga tidak menyebar ke negara kita.

Semoga Allah melapangkan dada kita. Dada sesama umat muslim. Biar kita bisa bekerja sama dalam hal2 yang disepakati, dan melupakan hal2 yang tidak disepakati (rata2 urusan kecil).

15 Pebruari 2016

@mskholid

Wednesday, February 10, 2016

Shalat Jamaah sebagai Ibadah Sosial

Shalat Jamaah, Ibadah Sosial

Pada dasarnya, shalat adalah ibadah personal. Urusan seorang hamba dengan Tuhannya.

Namun, label ibadah personal itu bisa berubah jika shalat itu dilaksanakan secara berjamaah. Shalat jamaah menjadi ibadah SOSIAL.

Kenapa sosial?
Karena ketika shalat berjamaah, ada hal-hal tertentu yang berhubungan erat dengan manusia lainnya.

#1
Kita diperintahkan berhias.

(يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ)
[Surat Al-A'raf 31]

Karena bertemu dan berkumpul dengan banyak orang, sudah semestinya jamaah memakai pakaian yang bagus. Pakaian istimewa. Minimal sepadan dengan pakaian saat kondangan.

Jangan kondangan pakai baju batik panjang yang wangi, tapi ke masjid pakai kaos oblong yang sudah seharian dipakai. Kaos sisa bagi-bagi dari caleg lagi. Hehehe...

#2
Larangan Masuk Masjid Bagi Jamaah yang habis makan bawang

Intinya, larangan ikut bergabung dengan jamaah dengan membawa bau yang tidak mengenakkan orang lain.

Nabi saw memberi contoh dengan bawang. Karena yang paling lazim zaman itu ya habis makan bawang.
Kalau zaman sekarang, bisa berlaku bagi orang yang habis makan durian, sate, jengkol, atau pete.

Termasuk, yang berbau ketek menyengat. Sudah sepatutnya, menjaga kebersihan diri. Dengan rajin mandi atau menggunakan deodoran (batu tawas, misalnya).
Jangan sampai orang di samping kita menahan napas sepanjang shalat gara-gara sampean.

Pun, usahakan sudah gosok gigi sebelum berangkat ke masjid.
Jangan sampai anda tidak sengaja menjadikan shalat orang di samping anda tidak khusyuk. Gara-gara bau mulut belum disikat.

Coba kita renungkan,
Persoalan kecil seperti ini pun ternyata menjadi perhatian agama.

#3 :
Jangan Bawa Sajadah Lebar-lebar

Lagi-lagi ini terkait dengan hubungan antar sesama jamaah. Dengan sajadah yang amat lebar, itu bisa mengambil jatah ruang orang lain di shaf.
Shaf yang mestinya muat 3 orang, jadi cuma diisi 2 orang. Gara2 sajadah jumbo.

Pun, anjuran untuk merapatkan shaf menjadi tidak terlaksana, gara-gara egoisme sajadah ini.
Sebab, banyak orang menjadi segan menginjak sajadah beludru mahal anda, yg dibeli dari Mekah. Apalagi, jika anda kaya raya. Sementara, di samping anda dia tak berpunya.

#4 :
Jangan Melanggar Garis Shaf

Garis shaf dibuat utk meratakan dan meluruskan barisan jamaah. Tentu saja demi kemaslahatan bersama.

Coba saja,
Andai jamaah shaf pertama berdiri 5 - 10 cm agak kebelakang dibanding garis jatahnya, bisa dipastikan jamaah di shaf berikutnya akan kekurangan space untuk sujud.

Akibatnya, mereka pun terpaksa berdiri agak kebelakang pula. Dan itu, jelas memakan jatah barisan jamaah di belakangnya.
Begitu seterusnya.

#5 :
Jadi Imam, Jangan Terlalu Lama-lama

Seorang imam, harus mempertimbangkan psikologis jamaahnya.

Kata Rasulullah saw, jamaah shalat itu terdiri dari anak2, ibu2 yg punya anak, bapak2 "sepuh" (tua), atau orang yang punya kesibukan. Imam harus bisa menyesuaikan.

Salah seorang sahabat (yang jadi imam) pernah ditegur Rasulullah saw gara-gara baca surat yang amat panjang di dua rakaat. Sehingga, sang sahabat dilaporkan oleh jamaahnya.

Beda kalau kita shalat sendirian di rumah. Tahajud di rumah, misalnya.
Boleh-boleh saja anda baca Al-Baqarah di rakaat pertama, dan Ali Imran di rakaat kedua.

Plus baca tasbih saat rukuk dan sujud sebanyak 100 kali.
Sah, dan malah dianjurkan.
Makin lama munajatnya pada Allah, makin baik, bukan?!

#6
Jadi Muadzin, Beri Kesempatan Jamaah untuk Shalat Sunnah

Tentu saja dengan batasan waktu yang disepakati. Beberapa masjid di kota besar malah sudah memasang jam digital untuk penunjuk saat iqamah. Sehingga, jamaah bisa memperkirakan masih ada waktu atau tidak untuk Shalat Sunnah.

Jangan baru setengah menit usai adzan, langsung iqamah. Kan sayang sekali, kesempatan shalat sunnah berlalu begitu saja.
Apalagi kalau shalat Subuh. Shalat Sunnah 2 rakaatnya bernilai lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Babat, 10 Pebruari 2016
@mskholid
@ruanginstalasi

Call for Volunteer Youth Proactive III

Youth, tertarik untuk berkontribusi pada pemberantasan korupsi di Indonesia?

Yuk, daftarkan dirimu menjadi volunteer Youth Proactive angkatan 3! Dengan ketentuan di bawah ini:

Berusia 18-27 tahun;
Domisili di Jabodetabek;
Tertarik pada gerakan antikorupsi;
Bersedia mengikuti tahapan wawancara.

Tertarik? Kunjungi info detail di website YP:

http://youthproactive.com/youth-programs/volunteer-angkatan-3/

Youth juga akan terlibat di KEMUDI (Kelas Muda Digital) secara online di hari Sabtu dan Minggu. Di kelas ini youth akan belajar tentang hak-hak kita sebagai pengguna internet, berkampanye di media digital, hubungan antara HAM dan internet, dan masih banyak lagi.

Gimana?

Dicatat, ya! Tenggang waktu pendaftaran sampai dengan hari Minggu, 14 Februari 2016, pukul 23:59 WIB.

📞 Septi (0857 2861 5580).

✊🏻 Stand with Us Against Corruption! ✊🏻

Monday, February 8, 2016

Zakat, Rukun Islam Paling Tidak Menarik

Mengapa Tak Banyak Orang Semangat Keluarkan Zakat?

Saya kira, salah satu sebabnya ialah; di antara 5 rukun Islam, hanya zakat kewajiban yang berpotensi paling tidak menarik.

Pertama, Syahadat
Gampang dan mudah.
Semua yang niat masuk Islam, bisa mengucapkannya tanpa beban.
Sehari, bahkan diminta paling tidak ngelakuin 14 x juga enteng-enteng saja tuh.

Kedua, shalat
Semua orang, kaya dan miskin bisa melakukan. Wong tinggal jungkir balik aja kok. Asal syarat dan rukunnya terpenuhi, sah.
Gugur kewajiban.

Ketiga, Puasa
Ini juga gampang. Wong banyak temannya kok.
Dilakukan bareng-bareng. Mau ngopi di warung, gak ada teman.
Mau makan siang, warung pada tutup. Cukup ringan.

Kelima, Haji.
Ini malah jenis ibadah yang paling menarik. Semua kalangan, kaya dan miskin pasti semangat kalau diajak yang satu ini.
Bahkan, ada ratusan ribu orang yang rela mengantre puluhan tahun demi ibadah haji.

Yang menarik lagi,
Selain beribadah, dapat bonus jalan-jalan dan rekreasi.
Plus kalau pulang dapat gelar:
"Pak Haji" atau "Bu Hajah".
Amat menarik.

Lha, yang keempat ini yang berat.
Keluarkan Zakat.
Sama sekali tak menarik.
Bahkan, secara lahiriah, seakan-akan merugikan.

Bagaimana tidak,
40 Kambing yang sudah capek2 kita rawat selama setahun, harus diberikan kepada orang lain yang miskin--begitu saja. Tanpa ada imbal balik yang pantas.

Bagaimana tidak,
Emas sekian puluh gram yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dalam jangka setahun, harus dipotong 2,5% untuk diberikan kepada orang lain begitu saja.
Lagi-lagi, tanpa imbal balik.

Bagaimana tidak,
Sawah yang sudah capek2 kita garap, ditungguin sampai siang malam, ketika panen, lagi2 harus direlakan untuk dibagi.

Amat tidak menarik, kan?

Karena itu, ada sementara orang (yang berzakat) membuat acara-seremonial pembagian zakat di rumahnya. Dengan cara mengundang tetangga2nYa yang miskin, lalu disuruh antre dan dibaginya satu persatu uang 20 rebu.

Mungkin, ini salah satu upaya para muzakki (pengeluar zakat) agar aktivitas rukun Islam keempat ini menjadi menarik dan menyemangatkan bagi mereka.

Atau, mungkin kita perlu buatkan panggilan khusus bagi para muzakki itu--sebagaimana panggilan "Pak Haji dan Bu Haji"?

Ya, mungkin (sekadar usul) dengan menyematkan panggilan "Pak Zaki" (Orang Suci, Orang Bersih).
Barangkali menjadikan aktivitas zakat itu lebih menyemangatkan.

Hahahah...
Ojok dipikir nemen2.
Iki status e wong gendeng ...

Babat, 8 Pebruari 2016
@mskholid
@ruanginstalasi

Tidak Semua Perbuatan Nabi, Boleh Kita Tiru

Ini cerita dari Kiai Gus Qoyyum Lasem.

Suatu ketika, Rasulullah saw kedatangan salah seorang sahabat beliau.

Rupanya, sang sahabat sedang punya hajat. Dia hendak menggelar walimah pernikahan putrinya.
Kepada Rasulullah, sahabat itu hendak meminta bantuan (sumbangan).

Rasulullah saw ketika itu bukanlah seorang yang kaya materi. Tak punya kekayaan berlimpah seperti ketika sebelum hijrah.

Akhirnya, setelah terdiam beberapa lama, beliau memberi solusi.

"Datanglah besok lagi, dengan membawa sebuah botol," saran Rasulullah.

Walau masih ragu dengan saran Rasulullah, sahabat itu tetap pulang. Esok harinya, ia kembali datang menghadap Sang Baginda.

Rasulullah saw mengambil botol tersebut. Lalu mengumpulkan keringat beliau dan memasukkan ke dalam botol.

Setelah hampir penuh, diberikannya botol itu pada sahabat beliau.

"Aku gak bisa berikan apa-apa. Besok, kalau putrimu menikah, suruhlah ia mencelupkan tangannya ke dalam botol ini."

Pas hari pernikahan, putri sahabat segera melaksanakan perintah Baginda. Ajaibnya, seketika itu menyebarlah semerbak harum dari tubuh si putri.
Semua tamu yang hadir, terkagum-kagum dengan bau harum itu.

Mereka saling bertanya-tanya; jenis parfum apa gerangan yang bisa menimbulkan semerbak wangi yang luar biasa.

Semenjak itu, keluarga sahabat itu mendapat julukan "Keluarga Semerbak Wangi".

~~~

Kisah ini adalah salah satu contoh bahwa tidak semua perbuatan Rasulullah saw bisa menjadi sunnah bagi kita.
Tidak bisa serta merta langsung kita praktikkan.

Maka,
Di kelas saya hari ini.
Saya bilang ke anak-anak;

"Coba saja, andaikan ada salah seorang teman sampean nikah. Kemudian sampean hadiahkan kepadanya sebotol keringat sampean.
Habis maen futsal, sampean peras dan masukin botol.
Besok lagi, main Futsal dan masukin botol, hingga penuh.

Kira-kira apa yang terjadi?

Dengan alasan sampean mau ikut perbuatan Rasulullah saw.
Mau ikut mengamalkan sunnah Nabi saw.

Kira-kira apa reaksi teman sampean yang menikah itu?

Babat, 8 Pebruari 2016

@mskholid
@ruanginstalasi

Friday, February 5, 2016

Agenda Acara Islamic Book Fair 2016

JADWAL ACARA ISLAMIC BOOK FAIR 2016


JUM'AT, 27 FEBRUARI 2016

Panggung Utama;

14.00-16.00 : Opening Ceremony Islamic Book Fair 2016 (Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI)

16.30-18.00 : Talkshow "Program Wakaf Qur'an di 99 Pulau Terpencil di Nusantara" (Ir. Heru Binawan, Ust. Harry Moekti)

19.00-20.30 : Workshop "Pengaruh Al-Qur'an Terhadap Tubuh Manusia" (Abdul Roziq, SQ, S.H.I bersama Qori & Qori'ah, Hafidz & Hafidzah)

Ruang Anggrek

16.30-18.00 : Pelatihan "Mudah Faham Al-Qur'an Metode SIKECAP (Sistematis-Kerap-Cepat)  (Ust. Zaitun Rasmin, Ust. Nur Ihsan Muhammad Idris)

19.00-20.30 : Diskusi Terbuka "Konsep Agama Samawi" (Ust. Bachtiar Nasir, Ust. Arifin Nugroho)


SABTU, 28 FEBRUARI 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Bedah Buku "Kontroversi Imunisasi (Bunga Rampai Kedokteran Islam)"  (Dr. Piprim (PROKAMI), Dr. Agus Setiawan)

12.30-14.00 : Dialog & Bedah Buku "Fiqih Puasa"  (Dr. Muhammad Taufiq Hulaimi, M.A. M.Ed. (Pakar Ushul Fiqih))

14.30-16.00 : Launching Buku "Cinta Segi Tiga"  (Ust. Muhammad Rusli Amin, Dr. H.M. Guntur Alting, M.Pd., M.Si.)

16.00-18.00 : Penganugerahan Islamic Book Award 2016

19.00-20.30 : Bedah Buku "Api Tauhid"  (Habiburrahman el-Shirazy)

Ruang Anggrek

10.30-12.00 : Pemutaran Film Dokumenter Masjidil Aqsha  (Sahabat Masjidil Aqsha)

12.30-14.00 : Bedah Buku "Pemerintah Bayangan & Big Brothers"  (Fadli Zon, Rizal Darmaputra,  A. Zainal Muttaqin, Artawijaya)

14.30-16.00 : Talkshow Parenting  (Fauziah Fauzan)

16.30-18.00 : Talkshow Parenting & Bedah Buku "Detik-Detik Penghancuran Keluarga Muslim"  (Iwan Januar, Zulia Ilmawati)

19.00-20.30 : Bedah Buku "Indonesia Milik Allah"  (Ust. Harry Moekti, Abu Zaid)


AHAD, 1 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Talkshow "UmmiPreneur"  (Dra. Hj. Rike Roshilawati, Hj. Retno Sudiarti, Fitri Widjayanti, Spi.)

12.30-16.00 : Grand Launching Buku "Dua Kodi Kartika"  (Ika Kartika, Rendy Saputra, Jamil Azzaini)

16.30-18.00 : Bedah Buku "The Golden Story of Abu Bakar As Shiddiq"  (Ust. Amir Faisal, Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat))

19.00-20.30 : Talkshow & Meet and Greet "Ada Surga di Rumah Mu"  (Ust. Al Habsy)

Ruang Anggrek

10.30-12.00 : Talkshow & Launching Buku "Dilan 2"  (Pidi Baiq)

12.30-18.00 : Seminar "Mencari dan Memahami Rumusan Konsepsi Penanggalan Islam yang Sebenarnya" (Dirjen Bimas Islam, MUI, NU, Muhammadiyah)

19.00-20.30 : Bedah Buku "Mafahim Islamiyah; Pokok-Pokok Pemikiran islam"  (KH. Hafidz Abdurrahman, MA.)


SENIN, 2 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Talkshow "Al-Qur'an Mukjizat Sepanjang Zaman"  (Ust. Zaitun Rasmin)

12.30-14.00 : Talkshow Bersama Takaful

14.30-16.00 : Launching Buku "Berkah Berlimpah dengan Bisnis Property Syariah"  (Hanjaeli, Team Developer Property Syariah, Muhammad Maliki)

16.30-18.00 : Seminar "Membangun Generasi Emas Melalui Pendidikan Berkualitas dan Islami"  (Dr. Sukro Muhab, M.Si)

19.00-20.30 : Semi Final Lomba Nasyid "Idola Nasyid Indonesia"

Ruang Anggrek

10.30-14.00 : Lomba Syarhil & Fahmil Qur'an

14.30-16.00 : Talkshow "Trend Umroh di Kalangan Remaja"  (Majalah Manasik)

16.30-18.00 : Talkshow Bersama Islampos.com

19.00-20.30 : Bedah Buku-Buku Felix Siauw "Berkreasi Dalam Perjuangan Mengembalikan Kehidupan Islam Dengan Cara Syar'i"  (Felix Siauw, Emeralda Noor Achmi, Alfatih Satria)

SELASA, 3 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Talkshow Sabiliku Bangkit "Menggugat Peran Umat Islam Untuk Masa Depan Indonesia"  (Muhammad Zainal Muttaqin, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, Abdullah Hehamahuwa, SH., MH.)

12.30-14.00 : Seminar "Follow Your Prophet, Find Your True Love"  (Arif Rahman Lubis)

14.30-16.00 : Talkshow & Diskusi Buku "Menyehatkan Indonesia Dengan Sampah"  (Gamal Albinsaid)

16.30-18.00 : Launching Buku & Sharing Motivation "Spirit of Golden Moment" dan "Sejarah Nasyid Indonesia"  (Agus Idwar)

19.00-20.30 : Bedah Metode Bilqis "Cara Cepat Membaca dan Mengiramakan Al-Qur'an"  (Abdul Roziq, SQ, S.H.I)

Ruang Anggrek

10.30-14.00 : Lomba Syarhil & Fahmil Qur'an

14.30-16.00 : Talkshow "Indonesia Mengajar Al-Qur'an"  (Ust. Taufiq, Ust. Zaitun Rasmin)

16.30-18.00 : Bedah Buku "Menghafal Al-Qur'an Raih Kemuliaan Magic Memory Al-Qur'an Juz 30" (Erwin Kurnia Wijaya, M.Pd)

RABU, 4 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Soft Launching "Gerakan Ayo Membaca Indonesia"  (Puan Maharani, Rudiantara, 500 Anak Sekolah)

12.30-14.00 : Launching Buku "Wisdom for Beginners; 35 Rambu Penyelamat Bisnis Pertama Anda"  (Supardi Lee)

14.30-16.00 : Final Cerdas Cermat Sains dan Pengetahuan Islam

16.30-18.00 : Talkshow "1001 Malam"  (Candra Malik)

19.00.20.30 : Final Lomba Nasyid "Idola Nasyid Indonesia"

Ruang Anggrek

10.30-14.00 : Cerdas Penyisihan & Semi Final Cerdas Cermat Sains dan Pengetahuan Islam

14.30-16.00 : Obrolan Inspiratif & Bedah Buku "Yuk Move On"  (Lucky Rouf, Tim Trainer Move On Inspiration)

16.30-18.00 : Seminar Bisnis Buku "Keke Business Lesson"  (Rendy Saputra (CEO Keke Busana))

19.00-20.30 : Talkshow "Ketika Visuall Berdakwah"  (Nurhadi Ismail (Pendiri MDC/Gobagsodordesign))

KAMIS, 5 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-14.00 : Final Lomba Syarhil & Fahmil Qur'an

14.30-16.00 : Talkshow Majalah Tarbawi  (Anis Matta)

16.30-18.00 : Bedah Buku "Muhammad SAW. Sang Teladan"  (Hidayat Nurwahid, Ust. Ahmad Satori)

19.00-20.30 : Launching Aplikasi Smart Qur'an  (Ust. Widjayanto)

Ruang Anggrek

10.30-12.00 : Talkshow Bersama Takaful

12.30-14.00 : Launching & Diskusi Buku "Mengelola Zakat Indonesia" (Yusuf Wibisono, Ledia Hanifa Amaliah, Erie Sudewo)

14.00-16.00 : Sosialisasi Teknologi Printing on Demand dan Permodalan Untuk Dunia Penerbitan (Astra Graphia)

16.00-18.00 : Seminar "Penjualan Buku via Online"  (Randy Anthony (Republik Media Kreatif)

19.00-20.30 : Talkshow "sembuh Dengan Bakteri (Bioterra)"  (Prof. Dr. Nur Tauhid, MA., Dr. Nafiudin Mahfudz, M. Kes)


JUM'AT, 6 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Festival Seni Qasidah Rebana

13.00-14.30 : Festival Seni Qasidah Rebana

14.30-16.00 : Talkshow Bersama Tabloid Media Umat  (Ust. Harry Moekti)

16.30-18.00 : Launching "Al-Quran Untuk Pemula'  (Ust. Bachtiar Nasir, Dude Harlino, Pipik Dian Irawati)

19.00-20.30 : Seminar "Prophetic Leadership and Management Wisdom "Preview Training ProLM"  (Dr. Muhammad Syafii Antonio)

Ruang Anggrek

10.30-12.00 : Talkshow & Bedah Buku "Muslimah Sukses Tanpa Stress"  (Dr, Erma Pawitasari, M. Ed., Ahmad Rusdan Utomo, PhD)

13.00-14.30 : Seminar "Aplikasi Nilai-Nilai Al-Qur'an Dalam Pendidikan Keluarga"  (Prof. Dr. Didin Hafiduddin, Dr. Adian Husaini)

14.30-16.00 : Fun Talkshow "Be Perfect Muslimah"  (A. Rifai Riv'an)

16.30-18.00 : Fun Talkshow "Aku, KAu dan KUA"  (Marah Adil, Babe Chabita)

19.00-20.30 : Talkshow "Geliat Novel Islami"  (Indah Hanaco, Arumi E, Irene Dyah Respati, Monica Anggen, Silvarani)

SABTU, 7 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Talkshow (a tribute) & Launching Buku "Ketika Dhira Jatuh Cinta"  (Jamil Azzaini, Nadhira Arini)

12.30-14.00 : Talkshow "Parenting Journey"  (Neno Warisman)

14.30-16.00 : Talkshow "Bulan Terbelah di Langit Amerika"  (Hanum Rais, Rangga Alma)

16.30-18.00 : Booktalk & Book Launching "Tentang rindu"  (Komunitas @Tausyiahku)

19.00-20.30 : Indonesia Nasheed Award

Ruang Anggrek

10.30-12.00 : Bedah Buku Rame-Rame  (Solikhin Abu Izuddin, Fuad Baradja, Fadlan Al-Ikhwani)

12.30-14.00 : Seminar "Kun Fayakun for Business"  (Sandiaga Uno, Jody Brotosuseno, Nurhayati Subhakat, Budi Harta)

14.30-16.00 : Booktalk & Booksignng "How to be Amazing Urban Muslimah"  (Jenahara Nasution, Ria Miranda, Rima Bawazier)

16.30-18.00 : Launching Novel Inspiratif Indiva "Menggali Inspirasi dari Karya Fiksi Bermutu"  (Gola Gong, Afifah Afra)

19.00-20.30 : Kajian Pengusaha Islam (KALAM) "Ekonomi Islam di Masa Khalifah Ar-Rasyidin"  (Dr, Muhammad Syafii Antonio)

AHAD, 8 MARET 2016

Panggung Utama

10.30-12.00 : Talkshow "Palestina, dan Tantangan Penyaluran Bantuan yang Efektif"  (Dr. Basuki Supartono, HE. FaridzMehdavi, Dude Harlino)

12.30-14.00 : Talkshow & Launching Buku "Musafir" Novel Perjalanan Spiritual Ibn' Arabi  (Haidar Bagir)

14.30-16.00 : Bedah Buku "Rindu"  (Tere Liye)

16.30-18.00 : Talkshow Ukhuwah & Soft Launching Buku Duet Salim A. Fillah & Felix Siauw  (Salim A. Fillah, Felix Siauw)

19.00-20.30 : Closing Ceremony Islamic Book Fair 2015

Ruang Anggrek

12.30-14.00 : Peluncuran Buku "Mengejar Pelangi"  (Tri Handayani, Pipiet Senja, Aminah Mustari)

14.30-16.00 : Talkshow "Anda Bertanya, MUI Menjawab"  (Majelis Ulama Indonesia (MUI))

16.360-18.00 : Talkshow "Membumikan Al-Qur'an dengan Metode Mustaqilli"  (Dr. Muhammad Nasih, KH. A. Shohib Khoironi)

Wednesday, February 3, 2016

Diklat Kepala Sekolah dari KPI

DIKLAT KEPALA SEKOLAH I
Segala sesuatu jatuh dan bangkit dikarenakan KEPEMIMPINAN. Pastikan sebagai pemimpin, Anda adalah pembelajar.
APA YANG DIPELAJARI
1. Paradigma mutu sekolah
2. Hubungan antara kompetensi kepala sekolah dan mutu sekolah
3. Praktik kompetensi kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin
FASILITAS:
1. Modul & sertifikat
2. Akomodasi penginapan selama 5 hari dan transportasi Bandara-Hotel PP
3. Makan 3x & Coffe break 2x/hari
4. Pemateri: Master Trainer KPI
5. City tour & School visite

Imam Bukhari dari IRAN???

"Meluruskan Klaim, Menahan Diri dari Caci Maki"
Masih ingat nggak, beberapa waktu lalu, ada banyak orang yang mencaci-maki seorang kiai di media sosial.
Penyebabnya, Kiai itu menyebut bahwa para ahli Hadis itu kebanyakan berasal dari Iran (Persia. Termasuk Imam Bukhari).

Orang-orang yang begitu semangat mencaci Pak Kiai itu berargumen bahwa Imam Bukhari itu dari Bukhara--bukan termasuk bagian dari negara Iran (Persia).
Ketika baca itu, saya gak berani komentar.

Gak berani menyalahkan Pak Kiai. Pun gak berani membantah klaim sang pencaci di medsos itu.
Sebab, pengetahuan saya memang masih terbatas.
Dan, sependek yang saya tahu, Bukhara memang tidak bagian dari Persia (tolong koreksi kalau salah).

Di sisi lain, saya juga tak berani menyalahkan Pak Kiai.
Saya memilih husnudhon saja bahwa beliau pasti punya argumen dan dasar. Tentu saja berbekal bahan bacaan beliau yang pastinya jauh lebih banyak daripada saya.

------------------

Nah, ternyata, tanpa sengaja, siang ini saya baca kitab "Siratul Imam al-Bukhari":
Disebutkan data yang menyatakan kebenaran klaim Pak Kiai.
Mungkin benar, kata si pencaci dari sudut tempat kelahiran Sang Imam (Bukhara - Khurasan), tapi kalau diruntut dari sudut lainnya, ternyata Pak Kiai tidak salah lho... Alias: Pak Kiai juga benar.

--------------

Imam Bukhari itu keturunan Persia.
Cek nama lengkap beliau:
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah bin Badzidzbih.
Menurut al-Hafidz Ibnu Hajar (dalam Kitab Fathul Bari); nama Bardizbah adalah nama Persia. Pak Bardizbah ini memeluk agama seperti agama kaumnya (catatan: agama apa itu? entahlah).

Karena itu, sebagian orang mengkhalim bahwa "orang Persia" dalam sabda Nabi berikut:
"Andaikan agama ini ada di bintang Tsurayya, pastilah ia akan dibawa oleh seoarng lelaki dari Persia." [HR Muslim - Bab Fadhailu as-Shahabah]
Yang dimaksud "orang Persia" adalah Imam al-Bukhari.

Salam Baca,
Lamongan, 3 Pebruari 2016
@mskholid
@ruanginstalasi

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)