"Mengabdi zaman sekarang itu, Lid. Tidak harus kamu pulang kampung. Terus ikut bantu ngajar di almamater kamu."
Pesan beliau.
"Lha, terus dos pundhi, Ustadz?"
"Kamu kerja yang sukses, punya uang banyak, bantu almamater kamu lewat uang.
Kamu meniti karier di pemerintahan, jadi pejabat. Bantu almamater kamu lewat urusan di pemerintahan.
Kamu ... bla...bla...bla..."
Beberapa tahun belakangan, saya mengamati ada banyak potensi dari alumni yang butuh mengajar. Mau bantu lewat jalur-jalur lain, belum bisa. Bisanya hanya lewat jalur pendidikan.
Hanya saja,
Slot yang hendak diisi penuh.
Almamater tidak bisa menerima.
Padahal, saya perhatikan mereka-mereka itu potensial, fresh graduate, termasuk lulusan terbaik almamater, lulusan kampus besar nusantara. Namun, tidak kebagian slot untuk ikut mengabdi.
Di sini, terkadang saya galau.
Kegalauan inilah, yang menjadi salah satu curhatan pada beliau; Guru saya.
Solusinya;
"Buatkan sekolah yang unggul buat mereka. Yang layak sesuai kapasitas mereka."
Jadi,
Tunggu saja.
Insya Allah akan kami buka rekrutmen terbuka untuk para calon pendidiknya.
No comments:
Write komentar