Wednesday, March 16, 2016

Amalan Kecil dan Mudah

Saat ujian, apa yang biasanya disarankan oleh Pak/Bu Guru kalian?

Ya.
Kerjakan dulu soal yang mudah.
Yang nampak sulit, tinggalkan dulu.

Maksudnya apa?
Biar kita segera dapat nilai.
Biar kita sudah punya tabungan soal yang benar.
Sebab, waktu yang tersedi mengerjakan soal amat terbatas.

3 hari ini adalah UAMBN untuk siswa-siswi tingkat MA.
Soal pilihan ganda sebanyak 50 item, harus dikerjakan dalam waktu 1,5 jam (90 menit).
Berarti, setiap siswa hanya punya waktu kurang dari 2 menit untuk mengerjakan setiap soal.

Padahal, soalnya rata-rata ber-kalimat panjang. Baik soal atau jawaban di pilihan gandanya. Untuk baca soalnya saja dibutuhkan waktu yang tak sebentar.

Workshop Public Speaking Magically

Workshop Public Speaking Magically kini hadir kembali memenuhi permintaan dari beberapa kawan. Setelah sukses dengan beberapa kali Workshop Public Speaking Magically sebelumnya.

PSM kali ini mengusung tema ELEVATE YOUR LIFE dimana dimulai dengan Fundamental Level yang akan mengupas dan mengasah 2 poin penting:

1) Bagaimana mengelola KETAKUTAN PRIBADI
2) Bagaimana menguasai PONDASI PERSENTASI EFEKTIF.

Dua hal ini sangat penting untuk menjadi titik fokus bagi para Mahasiswa, Guru, Karyawan, Eksekutif ataupun Anda yang sedang berupaya untuk menyelesaikan 2 poin tadi.

Tempat sangat terbatas karena kami berharap semua peserta mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berlatih dan mendapatkan pendampingan yang cukup.

>> Waktu Pelaksanaan:
Minggu, 27 Maret 2016
08.00-16.30 WIB

>> Tempat:
Diklat Kualita Pendidikan Indonesia
Jl. Gayungsari IV No.33 Surabaya

>> Fasilitas:
- Modul & sertifikat
- Lunch & Coffe Break
- Pemateri: Master Trainer Public Speaking "Coach Rio Purboyo"

>>Investasi:
Rp.200.000

>>Cara Daftar:
NAMA#NO_TELP#EMAIL#ASAL_LEMBAGA(jika ada)#ALAMAT#KOTA

Kirim lewat SMS/WA ke: 085730008564

>>Info Lebih Lanjut:
Ridlo : 085730008564 / 081231820788

Kualita Pendidikan Indonesia
Jl. Gayungsari IV No. 33 Surabaya
031 8284963 / 031 8286696
marketing@kpi-indonesia.org
www.kpi-indonesia.org/site

MOHON MAAF TEMPAT TERBATAS DAN PENDAFTARAN BISA SEWAKTU-WAKTU DITUTUP KARENA TELAH MEMENUHI KUOTA.

Monday, March 14, 2016

Suami Polisi, Tak Selalu Membanggakan

Tak selamanya bersuami polisi itu membanggakan.

Lihatlah, berita Jawa Pos Minggu kemarin. Seorang brimob menembak istrinya di depan anak sendiri. Lalu, tewas bunuh diri dengan pistolnya sendiri.

Polisi itu bersenjata. Pakai api lagi. Amat berbahaya. Sekali tekan langsung meletus dan kemungkinan besar nyawa melayang.

Maka, yang terpenting, cari pasangan itu yang mentalnya baik.  Yang akhlaknya baik. Walau bawa bom sekalipun, ia tak akan gunakan sembarangan.

Kata Pak Guru, ukuran minimal, seorang suami itu:
Jika ia tak bisa membahagiakanmu, minimal ia tidak menyakitimu.

Maka, jangan nyari suami itu karena tumpak'ane.
Karena bawa CRV atau BMW
Karena naiknya Ninja atau Vespa.

Karena rumahnya tingkat sepuluh.
Jangan...!!!
Bisa-bisa kalau lagi marah, dilempar kau dari lantai sepuluh.

Maka, sekali lagi, cari yang mentalnya baik. Yang akhlaknya menawan. Yang menghormati wanita seperti ia menghormati ibundanya.

#MocoKoranWingi
#NgawasiUjian

14032016

Friday, March 11, 2016

Lowongan Editor di Sahifa Penerbit Depok

Assalamu'alaikum Warohmatullah

Sahifa Penerbit membuka kesempatan bagi kawan-kawan untuk bergabung sebagai Editor Buku.

Persyaratan:
Pria atau wanita, usia maksimal 35 tahun
Pendidikan Minimal S1 bidang keagamaan (Diutamakan lulusan pondok pesantren)
Memiliki kemampuan membaca Kitab Berbahasa Arab
Menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar
Mampu bekerja dengan deadline yang ketat
Bersedia ditempatkan di Depok

Segera kirim lamaran beserta CV dan contoh tulisan ke email sahifa.book@gmail.com sebelum 17 Maret 2016.

Thursday, March 10, 2016

20 Tahun Terkena Lungsuran Berak Tetangga

Kisah ini dimuat oleh Ibnu Hajar al-Haitami
dalam kitab: Az-Zawajir an Iqtirafil Kabair
الزواجر عن اقتراف الكبائر

Ada seorang ulama bernama Sahl bin Abdullah at-Tustari.
Rumah beliau berada di perbukitan.
Karena kondisi tanah yang berbukit, rumah-rumah di wilayah itu pun seperti bertumpuk satu sama lain.
Termasuk rumahnya Kiai Sahl bin Abdullah ini.

Tepat di atas rumah beliau, adalah tetangganya seorang Majusi.
Sepitenk (jawa: jumbleng) tetangganya bocor. Jadi, tiap kali Pak Majusi itu buang hajat, kotorannya mesti jatuh ke rumah Kiai Sahl.

Bila Pak Majusi buang hajat pagi hari, Kiai Sahl pun membersihkannya pagi itu.
Bila Pak Majusi buang hajat siang hari, Kiai Sahl pun bersihkan kotoran siang itu pula.
Pun, saat Pak Majusi buang hajat malam hari, Kiai Sahl harus membersihkan malam-malam.

Bayangkan...
Kalau kita yang jadi tetangganya Pak Majusi itu?!!!

Suatu ketika, Pak Majusi, tetangganya itu, berkunjung ke rumah Kiai Sahl. Pak Majusi melihat Kiai Sahl sedang membersihkan kotoran di rumahnya. Pak Majusi heran.

"Kiai, mohon maaf, ini sedang bersihkan apa?" tanya Pak Majusi.
"Kotoran, Pak..." jawab Kiai Sahl enteng.
"Lha, terus kotoran ini dari mana?" Pak Majusi penasaran.
"Ya, dari rumah Sampean lah, Pak," ujar Kiai Sahl tanpa ekspresi.

"Loh...??? sudah berapa lama kayak gini?"
"Gak lama kok, Pak. Baru 20 tahun," lagi-lagi Kiai Sahl menjawab tanpa beban--tanpa menyalahkan tetangganya itu.

Seketika itu, Pak Majusi meminta maaf dan langsung masuk Islam. Seluruh keluarganya pun masuk Islam.

--------

Lagi-lagi, kita dihadapkan dengan cerita yang sepertinya mustahil terjadi di zaman ini. Maksudnya, mustahil menemukan orang yang seperti Mbah Sahl ini zaman sekarang.

Zaman sekarang, halaman rumah kena tetesan air saja sudah langsung komplain ke kelurahan.
Daun pohon menjulur sedikit ke halaman rumah pun langusng dilaporkan polisi. dan lain sebagainya.

Lha, ini kotoran.
Bukan sembarang kotoran. Tapi, kotoran manusia.
Kalau kotoran kambing atau sapi seh lumayan.
Masih bisa dipakai pupuk tanaman.

Nah, kalau kotoran manusia?
Mau dibuat apa hayoooooo????


Babat, 10032016
MS Shorih Kholid
@mskholid
@ruanginstalasi

Syekh Ahmad bin Mahdi; Diisukan Jadi Suami Korban Perkosaan

Di kitab Tadzkiratul Khuffadz (kitab berisi ulama ahli hadits) disebutkan cerita tentang salah seorang ulama ahli hadits, bergelar hafidz, ahli zuhud, bernama Ahmad bin Mahdi bin Rustum.

Suatu hari, Syekh Ahmad bin Mahdi didatangi seorang perempuan. Syaikh Ahmad sama sekali tidak mengenal perempuan itu.

Perempuan itu mengadukan masalah besarnya pada Syekh Ahmad.

"Kiai, saya mohon maaf. Saya ini hamil. Tapi, hamilnya bukan sebab pernikahan atau perzinahan. Saya diperkosa di bawah ancaman," ujar si wanita.

"Terus?" Tanya Syaikh.

"Untuk menghindari tuduhan dan menutup rasa malu, keluarga kami bercerita pada tetangga bahwa Syaikh Ahmad adalah suami saya," jawab perempuan.

Syaikh Ahmad terdiam.
Beliau tidak marah. Bahkan melihat perempuan itu dizalimi, Syaikh Ahmad mau disebut-sebut sebagai suami perempuan itu.

Begitu si perempuan melahirkan, banyak tamu yang datang ke rumah Syaikh Ahmad. Mereka datang mengucapkan selamat sambil membawa aneka hadiah dan uang.

Syaikh Ahmad bahkan mengirimkan yang sebanyak 2 dinar emas setiap bulan bagi si perempuan.
(*sekitar 4 jutaan lebih).
Padahal, Syaikh Ahmad tidak punya hubungan apapun dengan si wanita.

Hingga 2 tahun, atas takdir Allah, anak perempuan itu meninggal.

Si perempuan itu pun kembali menemui Syaikh Ahmad. Dia hendak mengembalikan seluruh uang yang telah diberikan Syaikh Ahmad selama 2 tahun.

Syaikh Ahmad menolak menerima uang tersebut.

"Wahai wanita, saya ini menyedekahi anakmu. Kalau anakmu meninggal, itu berarti warisannya adalah hakmu," tegas Syaikh Ahmad.

Luar biasa...

Betapa hebatnya ulama zaman dulu. Beliau diisukan beristri seseorang yg hamil di luar nikah, menerima.
Belum cukup, masih pula memberi sedekah orang yang mengisukan hal itu.

Coba bayangkan.
Bagaimana jika anda yang didatangi perempuan itu?

Inilah yang membedakan kita dengan para ulama.

Babat, 10032016
@ruanginstalasi
@mskholid

Sunday, February 28, 2016

WRB Arena Futsal Championship 2016

Copas grup sebelah.
WRB Arena Futsal Championship 2016

Open Now s/d Kamis, 21 April 2016
Technical Meeting : Jumat, 22 April 2016
Kick Off : Sabtu, 23 April (Main Tiap Sabtu-Minggu)

Registrasi : Rp. 350.000

Persyaratan :
- Fotocopy KTP 1 Lembar
- Foto 3x4 1 Lembar

Total Hadiah 20 Juta + Trophy + Top Scorer

Ayo segera daftarkan team mu sekarang!!

Contact Person :
Salsabila : 087780947225
Wahyu     : 08990548903
Line          :egahasyim

Lokasi : WRB Arena Futsal, Perumahan Puri Megah Blok A1 No 17A Cipondoh - Kota Tangerang

Friday, February 26, 2016

Kitab Terjemahan yang Kredibel


Kitab Terjemahan yang Kredibel
"Jangan Terbitkan Buku ala At-Tibyan"

Hari ini adek saya bongkar-bongkar rak buku di rumah. Bersih-bersih, ceritanya. Tak sengaja saya lihat buku berjudul:
"Al-Ibanah Buku Putih Imam Al Asy'ari".

Buku itu saya beli Kwitang tahun 2007 lampau. Saat saya masih di Jakarta dan sering wisata buku di Kwitang - Senen.

Ada satu hal mengganjal di pikiran saya. Yakni terkait buku yang katanya terjemahan dari karya ulama besar madzhab Asya'irah; Imam Abul Hasan Al-Asy'ari.

Kenapa mengganjal?
Pertama, karena penerbitnya yang saya lihat tidak bermadzhab Asya'irah, bahkan track record-nya lebih banyak menyerang pemahaman akidah Asya'irah.
Kok malah menerbitkan buku karya beliau. Ada apa?

Kedua.
Ini pelanggaran kedua dalam dunia penerbitan buku.
Sebagai pribadi yang pernah nyemplung di penerbitan dan dunia editing, saya temukan di halaman identitas, buku terbitan Pustaka At-Tibyan Solo ini sama sekali tidak mencantumkan identitas buku asli yang diterjemahkan.

Adalah sebuah kewajiban bagi buku terjemahan, untuk selalu menampilkan (selain judul asli) nama penulis, nama penerbit asal, tahun diterbitkan, dan cetakan keberapa.
Itu akan memudahkan bagi pembaca untuk mengecek kebenaran versi kitab yang diterjemahkan.

Sebab, khusus kitab Al-Ibanah, memang diklaim ada banyak versi. Jangankan versi kitabnya, versi tahapan akidah (taubatnya) Imam Al-Asy'ari juga ada banyak versi. Akidahnya, ya tergantung pemilik versi. Pokonya digunakan untuk membela akidah mereka--atas nama Syekh Imam Al-Asy'ari.

Coba bandingkan dengan buku lain yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Pustaka Al Kautsar--yang banyak menerbitkan buku harakah karya ulama-ulama Ikhwanul Muslim (yang juga ada di rak buku saya) berjudul Pedoman Bernegara karya Syekh Yusuf al-Qaradhawi.

Di buku yang berjudul asli As-Siyasah Asy-Syar'iyah itu, penerbit Al Pustaka Al Kautsar memuat lengkap identitas buku; mulai judul asli, pengarang, penerbit, kota diterbitkan, cetakan, hingga tahun diterbitkan buku asli. Barulah, dituliskan identitas buku untuk terbitas edisi bahasa Indonesia.

Lha, yang terbitan Pustaka At-Tibyan ini, cuma ditulis judul buku asli dan nama penulis. Lalu dilanjutkan identitas buku edisi terjemahan.

Nah, kalau cetakan ala At Tibyan begini, bagaimana caranya kita mau komplain soal isi kitab tersebut atau terjemahannya. Wong gak ada identitas lengkapnya.

Bisa-bisa, kita komplain dengan bawa buku versi A.
Sementara si At-Tibyan menyodorkan kitab lain versi B.
Harusnya si gak apa-apa dengan versi B, tapi mbok ya dimuat secara jujur di dalam halaman identitas buku.

Salam Buku,

MS. Kholid
WP : @ruanginstalasi
IG & Tw : @mskholid

Teknik Pengurangan Efisien

Teknik Pengurangan Efisien


Wednesday, February 24, 2016

Bagaimana Kalian Tidak Disebut Wahabi?

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?

Jika mayoritas Ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Ibn Hajar al-‘Asqalaani dan Imam Nawawi, Imam Hadith Ahl al-Sunnah Wal Jamaah pun ditolak akidah mereka karena berfahaman ‘asyaairah. Apalagi kami yang kecil-kecil ini.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi? Jika kalian menolak bermazhab bahkan mensyirikkan bermazhab sedangkan telah dipraktik oleh umat Islam seluruh dunia dari awal  zaman salaf hingga hari ini hatta para ulama’ mujtahid yang bersar-besar juga bermazhab dengan salah satu mazhab Imam yang empat.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian hanya menjadikan kemaksuman kepada tokoh-tokoh kalian saja sehingga pantang dikritik akan terus melenting sedangkan yang mengkritik Imam Ibn Taimiyyah adalah sebesar Imam al-Hâfizh al-Mujtahid Taqiyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H) menulis sebanyak 7 buah kitab mengkritik Imam Ibn Taimiyyah dan banyak  lagi yang sezaman dan yang setelahnya. Ulama yang mengkritik Muhammad Ibn Abdul Wahhab adalah sebesar Mufti al-Haramain (Mekah dan Madinah) pada zaman terakhir Khilafah Uthmaniyyah yang masyhur dengan kitab mukhtasar jiddan syarah matan al-ajrumiyyah dan syarah al-Fiyyah yaitu Syeikhul Islam Sheikh Ahmad Zaini Dahlan.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian mendhaifkan ijtihad ulama’ sebesar Imam al-Syafie, al-Ghazali, al-Nawawi, Ibn Hajar, Syeikh Izuddin Abdissalam, Imam Ramli, Imam Rafi’e, Imam al-Subki dan banyak lagi yang menjadi panutan dan rujukan kepada umat Islam yang berakidah Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian tidak pernah berlapang dada dengan perbedaan pandangan sekalipun di dalam masalah khilafiyyah ijtihadiyyah fiqhiyyah yang mana para ulama’ muktabar pun berselisih pandangan. Apakah kalian mengira pandangan ulama’ mujtahid dibatalkan dengan pandangan kalian yang bukan mujtahid? Jika di zaman para sahabat dan para salaf sudah ada perbedaan di dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadith bagaimana kalian menyangka hanya kefahaman kalian saja yang benar dan menepati sunnah?

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian menolak pengajian tasawwuf dan tarekat secara total sedangkan ilmu dan praktik tasawwuf sinonim dengan ulama’ Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah sebesar Imam Hasan al-Basri, Sheikh Junaid al-Baghdadi, Sheikh Abdul Qadir al-Jilani, Hujat al-Islam Imam al-Ghazali dan banyak  lagi.

Bagaimana kalian tidak digelar Wahhabi?Jika kalian merasa hanya kalian saja yang benar-benar Islam dan berada di atas Sunnah Rasulullah SAW dan selain kalian bid’ah sesat dan syirik. Berapa banyak para ulama’ dan umat Islam yang kalian ingin sesatkan dari awal selepas salaf hingga hari ini karena tidak menepati ideologi dan aliran kalian?Jika kalian mengaku Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah maka siapa lagi Imam-Imam Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah yang kalian ikuti jika yang besar-besar sebagai panutan umat Islam ditolak akidah dan perjalanan mereka? Jamaah Islam manakah yang kalian ikuti karena mayoritas umat Islam berakidah al-‘Asyairaah Wa al-Maaturidyyah dan bermazhab dengan salah satu daripada mazhab yang empat yang telah diterima secara talaqqi bi al-Qabul daripada satu generasi kepada satu generasi berantai daripada Rasulullah SAW sehingga kepada kita pada hari ini.

Jika kalian tidak ingin digelar Wahhabi, maka kembalilah kepada manhaj Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah mengikuti mayoritas para ulama’ yang besar-besar. Selama kalian menyelisihi daripada perjalanan mereka, maka selama itu kalian akan digelar dengan al-Wahhabiyyah bertepatan dengan manhaj yang diasaskan oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab.

Oleh: Ballung Al Batawi

Thursday, February 18, 2016

Berbagi Senyum Saja

Berbagi Senyum Saja
Anda tidak akan bisa memuaskan semua orang dengan uang. Berbagi uang sama rata pun tak serta merta mendatangkan penerimaan yang lapang dari mereka.
Misalnya,
Saking kayanya, saya pun berbagi uang 50 ribuan kepada semua siswa-siswi Ma Tarbiyatut Tholabah Kranji. Semuanya dapat, tanpa kecuali.
Saya yakin, pasti terdengar nada protes.
"Lho, Pak. Anak pondok dan anak bajakan kok dapatnya sama?
Mestinya anak pondok dapat lebih banyak, sebab jauh dari orangtua."
Yang bajakan juga gak mau kalah.
"Pak, mestinya yang bajakan dapat jatah lebih banyak. Sebab, tiap hari harus pulang pergi naik angkot."
Yang merasa lebih miskin dari temannya pun tak mau kalah. Protes.
Yang anak yatim pun ikut-ikutan protes. Minta tambah.
Belum lagi yang aktif di OSIS atau yang langganan juara olimpiade atau bintang pelajar.
Begitu pun kira-kira kasusnya, andai saya melakukan hal yang sama pada penduduk sedesa. Semua saya kasih 100 ribu per orang. Tanpa kecuali. Baik kecil maupun dewasa, atau kakek nenek.
Kurang...
Kurang...
Kurang...
Tapi, semua orang akan puas dengan senyuman anda.
Misalnya, saya selalu tebar senyuman kepada setiap murid saya. Selalu tersenyum pada setiap tetangga saya.
Kira-kira apa yang terjadi?
Adakah yang protes (misalnya);
"Pak Kholid itu lho, kalau senyum di hadapan saya kok bibirnya kurang lebar 1 centimeter ya?"
"Pak Kholid itu kalau senyumnya ke saya kok gak keliatan giginya, ya... harusnya khan .... ?!"
Itulah dahsyatnya senyuman.
Sedekah paling mudah dan murah.
Sedekah paling adil dan merata.
Tak akan ada yang iri atau protes bila anda tebarkan senyuman pada setiap orang.
Tak ada orang yang menuntut lebih dari pada senyuman anda.
Salam ...
18 Pebruari 2016
@mskholid
@ruanginstalasi

Wednesday, February 17, 2016

Faktor Pengurang Umur

Umur umat Rasulullah saw itu rata-rata 60-70 tahun.

Tapi, secara medis (ilmu kedokteran), umur seseorang bisa berkurang akibat nyedot asap.

Oleh para penyedot asap, dibantah:
"Lho, justru selama mulut masih bisa menyedot asap, berarti umur masih panjang."

Hehehe...

Secara psikologi, umur manusia pun bisa berkurang sebab terlalu banyak tekanan dan stress.

Nah, salah satu hal yang bisa memicu stress berkepanjangan ialah terlalu banyak utang.

Ada yang protes.
"Lho, Pak. Saya punya utang banyak, tp gak stress kok. Soalnya saya gak pernah memikirkan utang itu," sanggah dia.

"Kalau itu sih, bukan elo yang umurnya pendek. Tapi, orang yang ngasih utang sama elo yang cepet mati."

Hahaha...

Riya' (Pamer) Itu Mahal

Ikhlas itu lawannya riya' (pamer).

Tapi, bedanya, modal dan resiko keduanya amat berbeda. Ini bukan soal konsekwensi di hadapan Tuhan lho, ya...
Namun, pamer dan ikhlas dan konsekwensi di hadapan manusia (lebih dulu).

#1
Orang pamer, itu butuh modal yang amat banyak.

Coba, anda mau pamer, menunjukkan bahwa anda kaya. Maka, anda butuh mobil mewah macam bmw, mercedes, ferrari atau lainnya. Dan, semuanya mahal.

Beda kalau apa adanya.
Sesuai kebutuhan saja. Ada L300 dipakai, ada truk juga dipakai, ada sepeda motor pun gak malu berangkat kondangan. Bahkan, ke masjid enjoy saja jalan kaki.

Anda mau pamer dengan tujuan dibilang cantik.
Anda butuh treatment macam facial, lulur wajah, totok wajah, pedicure, manicure, hingga pakai aneka make up dan parfum.
Semuanya butuh biaya tak sedikit.

Beda dengan orang yang gak ingin pamer kecantikan. Cukup pakai bedak bayinya, batu tawas sebagai deodoran, celak pun hadiah oleh2 haji. Muraaaah sekali.

#2
Pamer Itu Risiko "gelo"-nya (Kecewa) Lebih Besar

Anda ingin pamer saat resepsi pernikahan anak anda. Biaya resepsi 100 juta lebih. Makannya prasmanan; aneka menu siap disantap.

Tapi, ternyata, tamu-tamu anda yang bawa amplop isinya minimalis semua.
Ada amplop isinya 10 ribu.
Ada yang isinya cuma 20 ribu.
Bahkan, ada yang amplopnya besar, tapi isinya cuma 5ribu.

Kira-kira bagaimana perasaan Anda?
Pasti "Gelone" setengah mati.

Contoh lain,
Anda ikut lomba pidato ingin pamer di hadapan teman2 dan gurunya. Persiapan matang, latihan pun berminggu2.

Ndilalah, pas hari perlombaan tak ada satu pun teman dan guru yang menyaksikan penampilan Anda.

Kira-kira bagaimana perasaan Anda? Walaupun dapat juara 1, misalnya.

Ini baru dari sudut pandang hubungan sesama manusia. Kalau sudut pandang pahala dan amal ibadah, malah lebih parah lagi.

Wallahu a'lam...

Babat, 17 Pebruari 2016

@mskholid
@ruanginstalasi

Monday, February 15, 2016

Fitnah Kecil yang Merepotkan

Sebetulnya, masalah khilafiyah furuiyah ini sudah hampir selesai di kalangan NU.
Sudah mulai tidak dibahas2 lagi di kalangan pesantren dan santri.

Para santri sudah mulai memikirkan bagaimana membangun perekonomian umat, pertanian yang hebat, perkebunan dan berlimpah, atau teknologi canggih.

Harapannya, muncul dokter-dokter hebat yang ikhlas melayani berbekal ilmu agama.
Muncul ahli2 teknologi yang menjadikan teknologi dan perkembangan senjata sebagai sarana menjaga kedamaian di dunia.
Harapannya, muncul ... ... ... dst.

Namun, fitnah dan serangan itu muncul lagi. Entah kapan mulainya? Entah siapa yang mengawali.

Fitnah masalah2 kecil yang sesungguhnya amat menggerus energi umat dan ulama. Akhirnya, NU terpaksa harus ikut mengurusi fitnah itu.

Di sisi lain, saat negara-negara itu bersiap menggelar tikar Perang Dunia 3, kita cuma bisa memperhatikan--tanpa kekuatan. Sambil harap-harap cemas, semoga tidak menyebar ke negara kita.

Semoga Allah melapangkan dada kita. Dada sesama umat muslim. Biar kita bisa bekerja sama dalam hal2 yang disepakati, dan melupakan hal2 yang tidak disepakati (rata2 urusan kecil).

15 Pebruari 2016

@mskholid

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)