Jika Anda masih di dalam sebuah kardus dunia penulisan atau dalam pengalaman orang Melayu masih berada di bawah tempurung penulisan, segeralah keluar dari sana. Tempurung penulisan itu adalah dunia penerbitan, baik itu media atau buku. Sebagai seorang berjiwa writerpreneur, Anda harus mampu keluar dari sana untuk memandang lebih luas lagi dunia penulisan.
Dunia penulisan sesungguhnya tidak terbatas pada dunia penerbitan saja. Betul dunia penerbitanlah yang membutuhkan bahan baku utama berupa naskah. Namun, galibnya sebuah sumber peluang, banyak sekali orang mencoba peruntungan di sini meskipun tidak semua orang layak disebut sebagai penulis profesional. Kadang-kadang pasokan lebih besar dari permintaan sehingga beberapa penerbit menetapkan bayaran yang belum memadai untuk sebuah kerja penulisan. Karena itu, dunia penerbitan adalah batu loncatan pertama bagi seorang writerpreneur.
Omong Berisi (Omber) Writerpreneur #2
Gagasan entrepreneurship yang menurut saya terbaik–dan jujur saya kagumi serta banggakan–adalah gagasan Quantum Leap, Dr. Ir. Ciputra. Saya senang dengan ungkapan simpelnya bahwa seorang entrepreneur adalah mereka yang dapat mengubah ‘rongsokan’ menjadi ‘emas’. Tanpa berteori dengan omong kosong, beliau sudah membuktikan kiprahnya dalam banyak hal, termasuk visi menciptakan 4,4 juta entrepreneur di Indonesia ini.
Sekitar tiga tahun lewat saya rasa, seorang penulis produktif bernama Ali Muakhir menggelontorkan resolusi menulis 50 buku anak dalam setahun. Saya menimpali bahwa itu memang sangat mungkin… tinggal menerapkan pola yang tepat, komitmen yang kuat, serta tentunya didasari teknik kecepatan yang memadai. Dan Mas Ale (Ali Muakhir) memang bukan sebuah omong kosong, tepat ketika menjejak kaki di Salamadani pada 2009, beliau mendapatkan anugerah Rekor MURI sebagai penulis buku anak paling produktif dengan lebih dari 300 karya yang tersebar di puluhan penerbit nasional, bahkan sampai negara jiran Malaysia. Karya pamungkasnya hingga beroleh Rekor MURI juga sangat kreatif: Funny Stories for Boys and Girls, Favourite Stories for Boys, dan Favourite Stories for Girls–pemilihan dan pemilahan cerita dengan tingkat kesulitan lumayan untuk mengepaskan dengan karakter gender anak-anak.
Omong Berisi Writerpreneur #1
Selalu saja ada dorongan untuk menulis; dari awalnya sebuah hobi, lalu menjadi pekerjaan, dan seterusnya menjadi bisnis. Dalam sebuah training Professional Writing Skill, seorang peserta bertanya kepada saya, “Pak, apa bedanya menulis sebagai pekerjaan dan menulis sebagai bisnis?”
Saya jawab dan balik bertanya: “Menulis sebagai pekerjaan biasanya mengiringi profesi tertentu, seperti editor, staf humas, sekretaris, notulis, atau guru/dosen. Sekarang soal bisnis, saya tanya kepada Anda: berapakah tarif yang Anda tetapkan untuk satu lembar artikel atau feature?” Sang peserta tadi agak ragu-ragu menjawab hingga kemudian dia menyebutkan angka tertentu.
Penerbitan buku itu seperti ‘kutukan’, kata seorang teman. Seseorang yang masuk ke sana takkan bisa keluar dari sana. Hehehe, saya membenarkan. Dan saya termasuk orang yang sering menggoda seseorang masuk ke dunia penerbitan buku, lalu hidupnya pun berputar-putar di sana meski ia tak lagi bersama saya.
Bisnis penerbitan buku sebenarnya bisnis ekstra rumit karena menggunakan insting lebih untuk dapat menghasilkan produk buku pro-pasar. Bisnis ini juga menggunakan keahlian gabungan, seperti editing, desain grafis, illustration making, dan book making. Namun, entah mengapa kebanyakan orang menganggapnya gampang dan dapat dimasuki siapa pun–terutama mengompori orang untuk ‘self-publishing’.
By: Dityaning (11 tahun)
Penulisnya bernama lengkap Dityaning Presvianti Putri. Ia Lahir di
Surabaya. Mulai menulis sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Pernah
mendapatkan juara 1 Lomba Menulis Cerp
en
dalam Olimpiade Sastra Tingkat Jawa Timur tahun 2009. Moonlight adalah
kumpulan cerpen pertamanya yang diterbitkan oleh DAR! Mizan.
Buku setebal 98 halaman ini sendiri terdapat 8 judul cerita pendek.
Salah satunya berjudul Tersesat di Rumah Pintar, yang menyinggung Ibu
Ani Yudhoyono di dalamnya. Moonlight juga salah satu cerpen terpilih di
dalamnya.
By: Nabila (12 tahun)
Sampai tanggal 20 September
2012, buku terbitan DAR! Mizan ini sudah dipinjam 4 kali. Ditulis oleh Nabila
(12 tahun). Nama lengkapnya Nabila Ulamy Alya'. Ia lahir di Takengon, Aceh
Tengah. I Can Fly merupakan buku ketiganya yang diterbitkan oleh DAR!
Mizan. Buku pertama dan keduanya, The Happy Party dan Tawa Annisa
juga diterbitkan DAR! Mizan.
Buku bertebal 100 halaman ini
bercerita tentang Nindya yang berkeinginan agar bisa terbang, dan menjadi seorang
peri. Ia lalu bertemu dengan Angelina yang kemudian mengajaknya ke dunia peri.
Nindya pun belajar di Fairy International Boarding School di dunia peri. Untuk
bisa mempunyai sayap, ternyata ada syaratnya. Nindya harus mengumpulkan
sebanyak-banyaknya kebaikan. Dengan kebaikan itu, sayapnya akan tumbuh sedikit
demi sedikit. Tapi, kalau Nindya melakukan kesalahan, sayapnya akan kembali
mengecil.
By: Shara (9 tahun)
Buku ini ditulis oleh si cilik bernama lengkap Wanda Amyra Mayshara. Ia
lahir di Bekasi dan bersekolah di
SDIA Al-Azhar 9 Kemang Pramata. Buku Reporter Cilik merupakan kumpulan
cerpen pertamanya yang diterbitkan DAR! Mizan. Sampai bulan September 2012,
buku ini telah dipinjam sebanyak 3 kali.
Reporter Cilik sendiri merupakan salah satu judul di
antara 13 judul yang mengisi buku bertebal 152 halaman. Berkisah tentang
pemilihan reporter cilik di sekolah. Pemilihan reporter itu dilakukan setiap
bulan di sekolah Sabarina—tokoh dalam cerita. Reporter yang terpilih akan
mewawancarai seseorang tentang masalah-masalah tertentu. Nantinya, hasil wawancara akan dimuat di mading sekolah.