Thursday, September 24, 2015

The Power of Ijo-ijo

Peran Berbeda

Peran Berbeda

Membaca kisah Sahabat mulia, Utsman bin Affan, Sang Dzun Nurain, Khalifah ketiga, salah seorang yang dijamin masuk surga, saya menyimpulkan banyaj hal.

Salah satunya adalah soal perbedaan peran di masyarakat. Soal perbedaan kapasitas dan kelebihan setiap individu.
(Saya agak kesulitan menyebut kalimat yang pas dalam masalah ini).

Maksud saya, seseorang yang bisa menjalankan peran di bidang tertentu dengan sangat baik, belum tentu bisa menjalankan peran di bidang lainnya dengan sama baiknya.

#Peran Menantu
Sahabat Utsman, kita ketahui kisahnya. Beliau telah menjalankan peran sebagai menantu yang hebat. Menantu kesayangan mertua. Bahkan, sampai dinikahkan dengan anak yang lainnya, saat istri sebelumnya meninggal.

Itulah sebab beliau mendapat julukan Dzun Nuraini; yang punya dua cahaya (nur). Beristri 2 anak Baginda Rasulullah saw.

#Peran Orang Kaya (Dermawan)

Salah satu tugas orang kaya adalah menebarkan (menyalurkan) kekayaannya biar dirasakan sekelilingnya.

لأن لايكون دولة بين الأغنياء منكم
Biar gak muter2 di kalangan orang kaya saja.

Dan, Sahabat Utsman amat berhasil menjalankan peran sbg orang kaya tersebut.

Ia membeli sumur milik yahudi Madinah seharga miliaran, ys g kemudian disedekahkan untuk kaum muslimin.

Ia membantu berbagai peperanGn umat Islam dalam bermacam bantuan. Kuda, unta, persenjataan, hingga bahan makanan, sebagai bekal perang.

#Peran Khalifah

Namun, ia tak begitu berhasil dalam dunia politik. Dalam medan yang penuh intrik.
Ini, disebabkan (salah satunya) sifat beliau yang pemalu, lemah lembut, jujur, nir prasangka.

Beliau pun dengan mudah diperdaya dan dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ada di sekitarnya.

Karena "kelemahan" dalam perpolitikan itulah, beliau mengalami musibah di akhir jabatan sebagai khalifah.

Bahkan, menurut sumber yang saya baca, sebelum terbunuh, beliau telah dikepung pemberontak di rumahnya selama 40 hari. Selama masa itu, pemberontak mensabotase kiriman bahan makanan dan minuman dari luar ke rumah beliau.

~~~

Dalam konteks sekarang, seorang pengusaha yang berhasil di bisnisnya, belum pasti pula akan sukses saat melakoni peran sebagai politikus, anggota dpr, atau pejabat bupati.

Wallahu a'lam

Drajat, 130915

Bila Ulama Ditinggalkan

Khutbah Ied Adha pagi ini:

Akan ada suatu zaman dimana masyarakat mulai menjauhi ulama dan para fuqaha' (ahli fikih).
Bila itu terjadi, maka akan ditimpakan 3 hal berikut:

1. Dicabut keberkahan dari usaha dan pekerjaan mereka

2. Mendapat penguasa yang zalim

3. Mati tanpa membawa iman

~~~

KH Makmun Afandi
PP Nurus Siroj Tritunggal Babat Lamongan

~~~~

Catatan saya:

Mendengar hadis tersebut, saya teringat dengan beberapa orang yang begitu getol promosi;

ikut nabi apa ikut ulama?
Ikut sopir apa ikut kondektur?
Ikut Rasulullah yg ma'shum apa ikut Imam Syafii yang tidak ma'shum?
Ikut hadis apa manut kiai?
Gerakan kembali pada Alquran dan hadis.
Gerakan memurnikan Islam.
Dll.

Saya kira, jawabannya sederhana saja, ulama yang baik tidak akan melawan Allah. Tidak akan berani mencoba2 berbeda dengan Rasulullah. Tidak akan bermain2 dengan ayat dan hadis.
Apalagi sampai ngawur menafsir Alquran dan memahami hadis dengan akal pendek.

Sebab,
Alquran dan hadis dijamin tak pernah salah.
Yang mungkin salah adalah penafsiran kita. Bisa jadi, apa yang kita katakan mengikuti Alquran dan hadis, ternyata salah dan berbeda dari maksud sebenarnya.

Kalau penafsiran dan pemahaman ulama salafus shalih, generasi ulama yang pernah belajar pada tabiin salah, maka bisa jadi pemahaman orang zaman sekarang jauh lebih melenceng.

Sebab, yang dikatakan ikut ulama salafus shalih itu, ternyata saat diteliti, justru mengikuti pendapat ulama akhir zaman. Yang hidup abad 19-20 an.

Wallahu A'lam

Tritunggal, 24092015

Sunday, September 6, 2015

Tanda Pertama Anak Sholeh

Rame-rame soal bacaan Fatihah untuk orang mati. Saya ingat, justru ini adalah doktrin pertama yang saya sampaikan pada murid-murid saya.

Tiap kali masuk kelas baru, saya selalu sampaikan bahwa investasi seorang ayah lewat anaknya adalah kesalihannya.

Dan, ciri pertama anak shalih adalah yang mau mendoakan kedua orangtuanya.
ولد صالح يدعوا له

Maka, pesan saya;
Mulai sekarang, usahakan minimal tiap selesai shalat 5 waktu, kirim Fatihah untuk kedua orangtua sampean dan mbah2 sampean.

"Kok mboten Al-Baqarah, Ustadz?"
"Booooleeeh, terserah sampean. Kalau bacanya mau Al-Baqarah."

~~~

Kira-kira, besok kalau sudah mati, mau gak punya anak2 yang shalih dan rajin mendoakan. Rajin baca Fatihah tiap habis shalat. Rutin sedekah tumpeng ke masjid tiap malam Jumat. Rutin ngasih sumbangan untuk madrasah dan masjid dengan pahala dikirimkan untuk sampean?

Mauuuuu ....
Selalu serentak, jawaban mereka.
Saya suka sekali kalau mendengar jawaban ini.

Berbeda dengan kalau ditanya;
"Ada pertanyaan?"
"Mboten..." itu jawaban hampir pastinya. Hehehe...

Maka, kuncinya adalah:
Seperti yang diabadikan oleh pepatah "Buah Jatuh, Tidak Jauh dari Pohonnya."

Kalau ingin punya anak-anak yang shalih, maka sejak sekarang harus ber-azzam (tekad) untuk menjadi anak shalih.

Mauuuu???
Mauuuu....

~~~

Warkop Monas
Sunan Drajat, 6 September 2015

Sunday, August 30, 2015

Shalatlah Seperti Shalatku [2]

Ada beberapa orang yang begitu semangat dengan formalitas gerakan shalat.

Saking semangatnya, ketika sedang shalat, otak nya selalu terpikir pada kakinya.

"Sudahkah kakiku nempel ke kaki orang sampingku."

"Kok jauh amat ya kaki orang di sampingku, gua harus geser kaki nich. Biar nempel."

"Kok orang baris di depanku itu ada longgar satu centimeter ya... Bahaya ini. Bisa ditempati setan tuh 1 cm."

"Kok bukan gua ya, yang berdiri dekat orang itu. Biar gua injak kakinya, tahu rasa dia. Masak setan dikasih tempat di antara shaf shalat sich..."

"Yang di samping, telunjuknya diam2 saja ya...???"

Dan, pertanyaan2 lain sejenis.
Yang alasannya, (katanya) paling meniru cara shalat Rasulullah saw.

Di sisi lain, mereka mempertanyakan zikir bersama2, Wirid suara keras, dan doa bareng yang dipimpin imam usai shalat, dengan pertanyaan:
"Apakah ada dalilnya Rasulullah melakukan itu?"

------

Di pihak lain, mungkin juga pantas pertanyakan pada beberapa orang yang punya pandangan seperti di atas;

"Apakah ada dalilnya ketika pas shalat terus memikirkan kaki tetangga atau telunjuk tetangga?"

"Apakah ada riwayat yang menyebutkan salafus shalih sibuk mencari kaki2 tetangganya saat shalat?"

Atau mungkin ada riwayat yang menyebutkan para sahabat itu "galau" karena tetangga shalatnya menginjak kaki atau berjauhan 1 cm antar kaki?

Jika kita dilarang melakukan suatu perbuatan karena dipertanyakan dalilnya,
Maka
Kita pun layak mempertanyakan dalil kenapa mereka melarang dan mempertanyakan sebuah perbuatan/amalan.

Kira2 lebih utama mana memikirkan shalat kita sendiri: dengan memahami tiap laras yang baca mulai takbir hingga salam, mulai iftitah hingga tasyahud, ataukah sibuk memikirkan amaliah orang lain yang ada di samping kita???

Kira2 manakah yang lebih ada dalilnya?

Paciran, 30 Agustus 2015

Saturday, August 29, 2015

Shalatlah Seperti Shalatku


صلوا كما رايتموني أصلي...

Banyak orang yang membaca hadis ini, kemudian sibuk diri dengan aneka formalitas gerakan shalat.

(Bisa jadi) dengan amat bersemangat memperhatikan cara sedekapnya yang membentuk gunung merapi.

Kaki menginjak kaki.
Memutar-mutar jari telunjuk.
Atau lain sebangsanya.

Di sisi lain, ia lupa dengan esensi shalat yang sesungguhnya. Atau bentuk shalat Rasulullah saw yang sesungguhnya.

Shalat Rasulullah saw tak sekadar petunjuk dalam hal formalitas dan gerakan--yang berimbas sah dan batalnya shalat.
Tapi, jaaaauh lebih dari itu.

Beliau saw shalat dengan keadaan seakan-akan melihat Allah. Ya, langsung beribadah di depan Allah. Maka, setiap gerakan dan bacaan adalah bentuk ketaatan dan komunikasi langsung pada Sang Pencipta.

Banyak orang yang karena otaknya disibukkan oleh gerakan "formalitas" shalat, ia justru amat mudah mencaci maki orang lain yang tidak sesuai dengan gerakan shalat versinya.

Ia dengan mudah mengklaim bahwa shalatnya paling benar, paling nyunnah, dan paling pasti diterima Allah swt.

Padahal, dalam ayat lain, Allah tegas menyindir orang-orang seperti itu.
فويل للمصلين # الذين هم عن صلاتهم ساهون...

"Neraka Wail bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) yang lupa/lalai dalam shalatnya."

Bisa jadi, yang dimaksud dengan "lalai" dalam ayat ini ialah orang yang sibuk dengan formalitas gerakan shalat dan melupakan sisi sisi taqorrub (kedekatan) kepada Allah dalam shalatnya.

Mari instropeksi diri...
Mari memperjuangkan kedekatan kepada Allah swt.

Besuki, 29 Agustus 2015

Tuesday, August 18, 2015

Beda Jalan dan Jalur

Iqro', Qiraati, Tilawati, Yanbu'a, Ummi, Al-Nahdliyah, Baghdadiyah, atau ....????

Bagi sebagian orang, pertanyaan seperti ini terkadang bisa amat sensitif.
Apalagi, jika bukan sekadar pertanyaan.

Bahkan, kadar sensitifnya terkadang bisa menyamai pertanyaan: NU, muhammadiyah, Persis, Jamiat Khoir, Al-Washliyah, Salafy, Wahabi, Jamaah Tabligh, atau ... ????

Sejenak, saya kira kita perlu menengok sejarah penciptaan leluhur kita. Sejarah misi manusia pertama dan diteruskan keturunannya.

"Wahai malaikat, Aku hendak ciptakan khalifah di bumi."

"Buat apa Engkau ciptakan makhluk yang justru bikin kerusakan dan mengalirkan darah*."

*Melempar bom, granat, ranjau, rudal dan meriam. Atau pakai senjata sederhana untuk memenggal kepala.

Tugas kita, sesungguhnya, jauh lebih besar daripada sekadar ngeyel dan ribut soal "paragraf pertama", atau paragraf berikutnya.

Kita semua adalah khalifah. Pengatur dan pemimpin. Tentu saja dengan kadar dan kapasitas masing2 kita. (baca catatan saya soal khalifah--sekitar sebulan lampau di wall facebook).

Tiap kita ingin mencapai muara yang sama. Tapi, dengan jalan dan cara yang bisa jadi berbeda. Lagi2 ini berbicara kualitas dan kapasitas masing2. Bicara pula kualitas sasaran kekhilafahan itu.

Surabaya, 18 Agustus 2015

Monday, August 17, 2015

Tanpa Kapten Kolor Lagi

Begini nih gak enaknya bepergian tanpa buku.
Ngaplo di atas bis, cuma berteman mp3 dari handphone.

Padahal, sejak sebelum berangkat sudah mengingat-ingat buku serial Captain Underpants "Kapten Kolor" Dav Pilkey yang belum selesai saya baca semalam.

Pengen segera tiba di rumah dan menyambar si buku.

Saya langsung terpesona dengan kekonyolan tokoh dalam cerita. Yang katanya, terinspirasi dari penulisnya yang juga konyol dan suka bikin ulah saat sekolah.

Sudah amat lama rasanya, saya tidak merasakan terbahak2 saat membaca buku. Terang saja, tema bacaan saya beberapa tahun ini terbilang serius.

Dan, Kisah Kapten Kolor ini telah membuka kembali memory saat saya banyak melahap buku2 cerita lucu dan konyol...

~~~

@TamanBacaSukaBuku

Sunday, August 16, 2015

Kapten Kolor, Buku Lucu

Saya "menemukan" buku ini tak sengaja di Giant Margorejo dua hari lalu. Ada obral beberapa buku terbitan Gramedia.

Saya terprovokasi oleh judulnya; "Kapten Kolor", juga oleh tiga kata memikat di covernya:
- Penuh Aksi
- Tegang
- Konyol

Langsung saya ubek2 seri buku ini. Ternyata, cuma ada 2 judul serinya. Tanpa pikir panjang, langsung saya comot dari jejeran buku.

Sampai di rumah, malam, istri saya Farah Zaenal nyeletuk:
"Endi, kok gak lucu blass??" Katanya mempertanyakan, mungkin habis baca dari tengah buku.

Saya ambil buku itu.
Baru baca halaman pertama, saya sudah terbayang dalam otak saya, betapa lucu kisah imajinasi dalam buku ini.

Dan benar, siang ini sepulang sekolah, saya baca buku ini. Saya bahkan tergelak-gelak sendirian di rumah. Berkat kisah di dalam buku ini.

Sayang sekali, saya tak beli cukup banyak eksemplar, bisa untuk hadiah sewaktu-waktu.

~~ Buku Jendela Dunia

16 Agustus 2015

Khaled

Wednesday, July 29, 2015

Empat Komponen Fungsi Kekhalifahan Manusia

Manusia, Sebagai Khalifah di Bumi, tugas pertama yang dimunculkan oleh Allah untuk manusia di bumi adalah sebagai khalifah. Sebagai pemimpin dan pengatur kehidupan di bumi supaya bisa berjalan dengan baik. Artinya, fungsi kekhalifahan ini berlaku bagi setiap individu manusia. Tidak bisa diartikan bahwa semua manusia harus menjadi khalifah (pemimpin; dalam bentuk raja, presiden, atau perdana menteri, dll.) untuk menjalan fungsi tersebut.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
Al-Baqarah 30

Dan, fungsi kekhalifahan itu akan bisa berjalan dengan baik apabila setiap individu manusia bekerjasama sesuai dengan posisi dan kapasitasnya.

Dalam salah satu hadits Rasulullah saw disebutkan syarat tercapainya fungsi itu.

Pertama,
بعلم العلماء
(Ilmunya para ulama)
Orang-orang pintar, yang diberikan karunia (kemudahan) ilmu oleh Allah masih mau mengajar.

Zaman sekarang ini, orang-orang berilmu mumpuni mulai enggan mengajar. Para kiai banyak yang lebih suka ngurusi partai dan organisasi. Lulusan sarjana, ogah-ogahan mengajar di sekolah. Maklum, gajinya tak seberapa.

Akibatnya, yang mengisi posisi transfer ilmu dan kependidikan itu, orang-orang yang kerap kali tak mumpuni menjadi seorang guru-pendidik. Dampaknya, ya...

Kedua,
بعدل الأمراء
Sikap adil para pemimpin.
Pemimpin dari tingkatan yang paling rendah, harus memikirkan setiap keputusannya; sudah adil apa belum.

Pak RT, Pak RW, Pak Bayan, Pak Carik, Kades, Camat, Bupati, Pegawai Dinas Pendidikan, Pegawai Dinas Kementerian Agama, Panitia seleksi masuk PNS, seleksi kepegawaian, gubernur, presiden, dsb., harus mendasarkan keputusannya atas azas keadilan.

Ketiga,
Kedermawanan Orang Kaya.

Salah satu fungsi orang kaya adalah memutarkan uang karunia Allah itu agar bisa menyebar ke orang-orang yang membutuhkan.
Supaya dana dan kekayaannya itu tidak hanya muter di kalangan orang-orang kaya saja.

Hendaknya orang kaya itu tidak hanya gemar bersilaturrahim antar orang kaya saja. Nongkrongnya juga dengan sesama club mobil BMW, Mercedes, atau Ferrari. Tapi, juga terkadang perlu datang ke orang-orang lemah ekonominya dan kedudukannya.

Yang diberi bantuan hukum (saat tersangkut fitnah "pengadilan" negeri ini, misalnya) tak hanya teman-temannya yang kaya raya dan berduit dan siap dibantu ratusan pengacara. Tapi, juga harus membantu nenek-nenek yang terpaksa mengambil barang orang lain secukupnya, hanya untuk menutupi lapar.

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ...
Al-Hasyr : 7

Keempat,
Doanya Orang-orang Melarat

Ini yang kerap diremehkan banyak orang.
Orang-orang lemah dan melarat secara ekonomi, itu kerap kali adalah orang-orang yang paling manjur doanya. Paling didengar Allah.

Nah, biar orang-orang lemah dan melarat itu doanya bagus dan baik, maka ketiga komponen sebelumnya harus berlaku baik kepada mereka.

- Orang alim tidak boleh membeda-bedakan murid. Yang kaya diperhatikan, yang anak miskin dicuekin. Tak boleh menerima santri yang kaya saja. Tapi, yang miskin juga diterima, bila perlu didanai dan diberi kecukupan selama mondok.

- Para pemimpin harus bersikap adil (khususnya) kepada rakyatnya yang lemah dan melarat. Bukan mendahulukan mereka yang ada koneksi dan kepentingan. Kalau ada bantuan program dan dana utk masyarakat, yang didahulukan oleh Pak RT / Pak Kades ya tidak boleh sanak keluarganya. Tapi, cari yang paling melarat dulu.

- Orang-orang kaya harus gemar bersedekah dan mengeluarkan zakatnya. Tapi, dengan cara yang baik dan terpuji. Tidak dengan cara mengumpulkan ribuan orang di rumahnya, lalu disuruh antre untuk menerima sumbangan satu persatu. Cara seperti ini justru lebih merendahkan  derajat dan martabat kaum papa. Alangkah elegannya, andai si kaya datang langsung ke rumah orang-orang lemah itu (atau menyuruh karyawannya) untuk mengantar zakat/sedekahnya.

Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa
Sesungguhnya, Allah itu menurunkan hujan karena tidak tega dengan binatang ternak dan orang-orang lemah.
(au kama Qala Rasulullah saw).

----

Bila Keempat komponen itu bisa bersinergi, maka fungsi kekhalifahan manusia di muka bumi akan tercapai.

Wallahu A'lam...

M. Shorih Kholid Fadlol
Teacher, Book & Coffe Lover

*Maaf, catatannya mungkin terlalu panjang. Nulis pakai laptop jadi keenakan nulisnya. Biasanya cuma pakai jempol. Hehehe...

Sunday, July 26, 2015

Momen Paling Melegakan

Saat santai berdua di kamar, saya iseng bertanya pada istri,

"Sayang, apa momen yang paling melegakan bagi seorang manusia? Ini berlaku bagi semua orang lho; tua, muda, kaya, miskin, melarat, konglomerat, pasti punya satu momen ini."

Lama istri saya tak menjawab.
Entah mikir atau ogah2an karena sering saya kerjain.
Akhirnya, dia mencoba peruntungan,

"Pasti momen ulang tahun."
"Salah!" Jawabku, "Aku ulang tahun tiap tahun juga biasa saja."

"Apa ya?"
Gayanya, seakan sedang berpikir jawaban.
Tiba-tiba dia menyahut,
"Menyerah deh..."

"Ngono wae gayane sok mikir??!!"

"Momen itu adalah saat selesai buang air besar (berak)." Jawabku yang langsung diiyakannya.

Ya,
BUANG AIR BESAR

Apalagi kalau setelah seharian gak bisa keluar, sementara pas keluarnya butuh ngeden karena sudah mengeras. Wuihh, rasa nikmatnya itu masih terasa walau 2 jam lebih dari peristiwa. Bahkan daei pagi hingga sorenya.

Karena itu, Rasulullah ajarkan kita untuk bersyukur,

"Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau telah hilangkan rasa sakit dari diriku dan menyehatkanku."

الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني

Biasanya, saya baca doa ini dengan penuh penghayatan, penuh rasa syukur dan bahagia. Tentu saja tidak cukup baca sekali pas usai hajat. Tapi, berkali-kali tiap saya ingat kenikmatan paling melegakan dalam hidup ini.

--------

Padahal, apa sebenarnya yang kita keluarkan itu?
Justru adalah makanan2 yang bisa jadi luar biasa enaknya; sate, gule, ayam bakar, pecel, mie ayam, soto, sup, ikan bakar, dll.

Tapi, tak sedikit pun kita merasa ragu untuk mengeluarkan mantan makanan enak2 itu. Malah gembira dan menimbulkan efek lega luar biasa. Kenapa? Karena, saat itu kita benar2 ikhlas dan rela barang itu berpindah dari perut kita.

Seperti itulah sebenarnya saat kita bersedekah. Andai tiap sedekah, zakat, infak, yang kita keluarkan seikhlas kita mengeluarkan "barang" itu, maka sebanyak apapun harga yang kita keluarkan,keluarkan niscaya akan timbul kelegaan dan kepuasan yang hampir sama. Bahkan, bisa jadi lebih woww dibanding buang air besar.

Sebaliknya, kalau ada yang sedekah tapi kok hatinya tak lega, tak puas, maka bisa jadi ada kesalahan dalam menata niat dan hati anda.

Wallahu a'lam

Babat, 26 Juli 2015

Khaled
Teacher, Book & Coffee Lover

Thursday, July 23, 2015

Berjuang; Tenaga, Pikiran, Waktu, dan Uang

Sejak semalam, saya maju mundur untuk share masalah yang seperti ini dalam khalayak luas. Lewat media sosial pula. Kuatir terkesan pamer atau lainnya.
Hal "kecil" seperti ini sudah menjadi kebiasaan kami sejak dulu. Sejak saya masih gabung dengan teman2 Wasiat Jakarta di Jakarta.

Berorganisasi adalah berjuang.
Tak hanya tenaga, pikiran, dan waktu yang kita korbankan. Tapi, juga sedikit uang yang kita simpan.
Teman-teman yang mampu, yang punya rezeki cukup (tidak kekurangan), biasanya akan dengan sukarela mengeluarkan beberapa lembar demi jalannya acara bersama.

Termasuk yang kami lakukan malam ini, usai mempersiapkan acara di aula PP TABAH. Kami melingkar dan membicarakan apa yang kurang. Maka, satu persatu pun keluar duitnya.
Lumayan.

1.250.000 terkumpul malam ini. Walau masih jauh dari kata berkecukupan.
Saya amat bersyukur. Allah masih menggerakkan hati mereka yang ekonominya cukup untuk menyisihkan hartanya demi berjuang.

Dan ternyata,
Saya perhatikan teman-teman yang selalu dengan sukarela menyisihkan hartanya untuk perjuangan, akan selalu dimudahkan jalannya oleh Allah swt dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. 

Subhanallah...
Jazakumullah ahsanal jaza'...
Kata terakhir dari Cak Anam Anshori, "Tak usah malu meminta-minta. Wong bukan untuk diri kita sendiri aja kok. Uangnya kan untuk kepentingan orang banyak."

-----

Kranji, 22 Juli 2015
Khaled
With
Cak Ahmad Millah Full Anam Anshori, Cak Moh. Nur Huda Cak Mufarrih, Reang Rohul Hakim Purnomo, Pak Mulyo, dan lain-lain

Wednesday, July 22, 2015

Cinta yang Sempurna

Ada doa yang tiap malam dipanjatkan tiap usai shalat tarawih. Doa yang dibaca ribuan imam dan diaminkan jutaan muslim. Sejak awal Ramadhan hingga malam ke 29 lalu.
Doa itu berbunyi:
اللهم اجعلنا بالإيمان كاملين . ولفرائضك مؤدين . وعلى الصلوات محافظين...
Poin pertama yang kita minta pada Allah sepanjang malam bulan Ramadhan lalu, adalah:
"Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang punya imam sempurna..."

Ya, iman yang sempurna.
Lalu, timbul pertanyaan; iman yang sempurna itu seperti apa ciri-cirinya?
Apakah orang yang percaya tiada  tuhan selain Allah?
Percaya Muhammad adalah utusan dan Nabi Allah
Percaya pada kitab2 Allah, para malaikat, percaya qadha qadar, dan hari kiamat,

Bisa langsung disebut punya iman yang sempurna?
Tidak bisa.
Ada beberapa ciri sehingga seseorang bisa disebut punya iman yang sempurna, seperti dawuh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Yang pertama,
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب اليه من ولده ووالده والناس أجمعين.
"Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi cinta kepada 
anaknya, orangtuanya, dan seluruh manusia."

Hmmm...
Ciri pertama ialah: menjadikan sosok Rasulullah saw sebagai panutan, teladan, dan pribadi yang paling dicintai melebihi anak sendiri, orangtua kandung, dan seluruh manusia di muka bumi.
Kalau cuma mengalahkan cinta dari artis pujaan, penyanyi, aktor, atau anak tetangga sih enteng. Tapi, kalau harus mengalahkan cinta kepada anak2 kandung, orangtua dan seluruh manusia????
Berrrrrat Men...!!!
Karena berat itulah, ganjarannya juga keren.
Stempel  "IMAN YANG SEMPURNA"
Nah, kira2 ada tidak orang yang seperti itu?
ADA. Banyak sekali.

Para sahabat Rasulullah adalah orang2 pilihan yang rela mengorbankan jiwa raga, harta, dan seluruh yang dimiliki demi cintanya pada Allah dan Rasul Nya.
Ada sahabat Abu Bakr yang merelakan seluruh hartanya semi kebutuhan jihad.
Saat ditanya Rasulullah,

"Lalu, keluargamu kau tinggali apa Abu Bakr?"
"Aku tinggalkan Allah dan Rasul Nya."
Rasulullah saw terharu mendengar jawaban beliau. Padahal ketika itu, Madinah sedang musim paceklik.

Ada juga Ali yang rela menempati dipan Rasulullah di malam hijrah. Padahal puluhan pemuda quraisy sudah siap menghunus pedang, mengitari rumah kanjeng Nabi.
Juga kisah sahabat2 lainnya.

Para auliyaullah... para wali Allah, salah satu cirinya ialah menjadikan Allah dan Rasul Nya sebagai ang paling dicintai melebih cinta kepada harta, keluarga, anak2, dan seluruh umat manusia.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mencintai Allah dan Rasul Nya melebih cinta pada semua makhluk?

Para ulama mengajarkan untuk meminta rasa cinta itu pada Sang Pemilik cinta, pada yang Maha Membolak-balik hati. Meminta pada Allah SWT.
اللهم إني أسألك حبك. وحب من يحبك. وحب عمل يقربني إلى حبك


"Ya Allah, karuniakanlah kepadaku rasa cinta kepada-Mu, dan rasa cinta kepada orang2 yang
 mencintai-Mu, juga cinta kepada amalan-amalan yang mendekatkan pada cinta-Mu."


---------


Khaled
Drajat, 22 Juli 2015

Saturday, July 18, 2015

Pemimpin Harus Pandai Beretorika

Pemimpin memang harus pandai beretorika. Pandai memilih kata dan kalimat yang tidak membahayakan kelompok sini dan sana. Atau potensi timbulkan konflik dari kelompok sana atau sini. Karena, memang seperti itu bagian dari fungsi pemimpin.

Apalagi, rakyat yang dipimpinnya tak sekelas Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurahman, Zubair, Thalhah, Abdullah, Zaid, Sa'ad, Bilal, dan sahabat-sahabat Rasul lainnya.

Yang kiai terhebat dan termasyhur zaman ini (sekalipun) masih gak ada sejentik dari kualitas mereka رضي الله عنهم

Apalagi, cuma ustadz yang populer berbekal suara merdu dan wajah ganteng??!!!

Bidah Sungguhan & (Hanya) Tuduhan

Di antara perkara bidah yang benar-benar bidah di seputar hari raya adalah:

- Menyalakan kembang api dan (apalagi) mercon di malam hari raya, pagi, dan setelah shalat ied

Ada beberapa sebab, perbuatan ini menjadi bidah (tidak abal-abal). Antara lain:
~ Polusi suara. Ini amat menganggu, terutama bagi orang tua dan yang punya bayi kecil. Baik yang suka maupun tak suka, akan terkena dampak dari suara berisik yang tak henti bersahut2an.

~ Polusi Udara.
Dunia ini kian tak ramah soal kualitas udaranya. Seiring makin minimnya penghijauan dan makin banyaknya pohon ditebang, sebenarnya kita sudah hidup di zaman yang kian tak sehat udara nya.

Nah, kondisi tak menguntungkan ini masih pula ditambah dengan bau dan asap dari bermacam bahan kimia yang ada dalam mercon itu. Artinya, manusia memang sedang mengambil peran untuk "membunuh" dirinya sendiri secara tak sadar.

Belum lagi, soal asap rokok yang kian banyak peminatnya. Tak cuma orang2 tua (yang memang butuh utk menemani kerja), tapi juga anak2 yang butuh bergaya (padahal tak punya uang).

~ Menebar Sampah

Sisa kertas mercon itu akan tersebar dan tertinggal begitu saja di jalanan atau bahkan di rumah orang.
Saya kok gak pernah nemu penyulut mercon itu akan dengan sukarela bertanggungjawab membersihkan kertas2 bekas merconnya dari jalanan.
Entah, kalau itu dilakukannya di Singapura, bisa dipenjara dia.

Lihat saja, jalanan yang awalnya bersih2 saja, gara2 ada mercon tuh jadi acakadul.

~ Pawai Malam Takbiran

Ini bukan takbir keliling lho. Memang sih, ada yang benar2 melakukan takbir keliling. Tapi, banyak yang melakukan bidah dengan ngakunya saja yang takbir keliling.

Lebih pantas disebut pawai keliling. Kalau sekadar pawai tanpa mengganggu pengguna jalan, tanpa disertai kemaksiatan, ya masih boleh--atau mungkin makruh. Sebab, ada juga yang pawai keliling itu bukannya sambil baca takbir, justru memutar musik koplo sambil bernyanyi2 di atas mobil/truk.

Apalagi, dalam kendaraan tersebut bercampur lelaki perempuan bukan mahram. Muter2 kota sampai tengah malam. Apa seperti itu yang diajarkan Nabi dalam mengungkapkan rasa bahagia. Untung gak di Papua, bisa dilempar obor mobil kau!!!???

-------------

Sementara, bidah yang abal-abal, adalah sebagaimana yang diklaim beberapa orang sebagai bidah, tapi sesungguhnya sunnah.

Mengapa abal-abal?
Ya karena dituduh bidah sesat dan bukan bagian dari sunnah. Padahal, sebenarnya amat sunnah dan bukan termasuk bidah.
Berikut ini beberapa contohnya:

~ Mengucapkan selamat idul fitri
~ Mengucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin
~ Saling berziarah dan silaturahmi setelah shalat idul fitri
~ Saling memaafkan setelah idul fitri
~ Membaca takbir bersama-sama di masjid pada malam hari raya
~ Membuat aneka jajanan untuk menyambut hari raya
~ Megengan/Doa bersama di malam hari raya.
Dll...

Wallahu a'lam

Babat, 18 Juli 2015

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)