اْلحَمْدُ للهِ
اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى آله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ
الدِّين.
أما بعد: فيا عباد
الله، أوصيكم و نفسي بتقوى الله لعلكم تفلحون، فقد قال الله تعالى في كتابه
الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا
تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً
عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ. وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (29)
Hadirin sidang jumat ingkang minulyo
Wonten ing kesempatan meniko, monggo sareng2 kitho
panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT ingkang sampun paring
nikmat lan kesehatan sehingga kitha tergerak untuk berangkat ke masjid
mengikuti kewajiban melaksanakan shalat Jumat.
Tanpa nikmat dan peparing Gus Allah, bias jadi hati kitha
mboten tergerak sama sekali untuk purun berangkat ke masjid menghadiri shalat
Jumat. Di luar sana, mungkin kathah tetangga-tetangga, sanak sedulur, ingkang puengen
saget berangkat Jumatan, ananing karena sakit utawi uzur tertentu mboten saget
sareng-sareng kempal ing meniko majelis.
Mugi-mugi amal ibadah meniko saget dadi bekal lan saksi
kelak wonten ing perhitungan amal di alam akhirat. Amin ya rabbal alamin...
Ingkang nomer kaleh, monggo sareng-sareng kitha berusaha
meningkatan takwa kita kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya takwa. Yakni,
dengan cara menjalankan sedoyo perintah Allah SWT lan nebihi larangan-larangan
Allah SWT. Amergi, hanyalah takwa bekal meniko, terbaik bagi manusia kangge
menghadap dengan percaya diri di hadapan Allah SWT.
Hadirin Jamaah Jumah rahimakumulah….
Dewasa ini, banyak kita temukan berbagai masalah wonten
ing kehidupan masyarakat. Mulai pencurian, perampokan, penipuan, hingga peminta-minta
lewat berbagai macam modelnya. Sedoyo meniko terjadi wonten ing sekitar kitha,
salah satu sebabnya inggih meniko karena meninggalkan cara ingkang sampun
diatur oleh Baginda Rasulullah saw.
Salah satu cara Baginda Rasulullah saw menata kehidupan
sosial, supados saget berjalan kanti normal, saget berjalan sesuai rel
kehidupan ingkang sae, inggih meniko mendorong umatnya untuk bekerja secara
mandiri lan melakukan transaksi jual beli ingkang sae.
Wonten ing hadis ingkang diriwayatkan Imam Ahmad
disebutkan bahwa
Suatu ketika Baginda Rasulullah saw pernah ditanya:
قِيلَ : يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ ؟
Ya Rasul, profesi nopo yang paling sae?
قَالَ : "
عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ، وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ ".
Rasulullah saw. Menjawab, "Bekerja mandiri dan jual
beli yang benar"
Cara pertama supados kehidupan seseorang berjalan sesuai
rel agama dan kemulian, inggih meniko lewat bekerja secara mandiri. Artosipun,
seseorang bisa disebut muslim ingkang baik saat dia mau bekerja kangge memenuhi
kebutuhannya sendiri. Utawi mboten menggantungkan nasib lan kebutuhan
sehari-hari saking belas kasihan utawi pemberian orang lain.
Karena itu,
Kanjeng Rasulullah saw sangat menekankan pentingnya
bekerja. Apapun bentuknya. Asalkan halal, akan memberikan barokah dateng tiyang
bersangkutan.
Kerangten meniko, wonten ing hadits lainnya dipun sebutkan:
bahwa seseorang yang bekerja mencari kayu bakar di tengah hutan, lantas
menjualnya di pasar, meniko jaaaauh lebih baik dibandingkan orang yang
menengadahkan tangan meminta-minta pada orang lain.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah...
Suatu ketika, Rasulullah saw bersama beberapa orang
sahabat di masjid. Lalu, datanglah seorang pemuda gagah melintas di depan
masjid. Pemuda meniko membawa perlengkapan kangge bekerja di ladang.
Salah seorang sahabat berkata, “Andaikan hidup dan
kekuatan pemuda itu digunakan untuk beribadah
di jalan Allah, pastinya akan lebih baik baginya.”
Mendengar ucapan tersebut, baginda Rasulullah saw. Lantas
bersabda, “Barangsiapa yang bekerja untuk kedua orang tuanya, maka dia
dijalan Allah. Barangsiapa yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya maka ia
di jalan Allah, barangsiapa bekerja hanya untuk memperbanyak harta benda, maka
dia di jalan syaithan.”
Wontwn
ing rowayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Nafkah yang diberikan seorang
kepala rumah tangga kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seseorang akan
diberikan pahala atas sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut
keluarganya,’” (HR Muttafaq alaih).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah...
Cara kedua, ingkang saget kita petik saking hadits di
atas inggih meniko; lewat jual beli.
Agami kitha, Islam, menunjukkan satu metode lain supaya
kehidupan sosial masyarakat berjalan kanti lancar lan sae. Inggih meniko;
transaksi jual beli.
Ingkang nggadahi barang, berprofesi sebagai penjual.
Sebaliknya, ingkang nggdahi uang—menggunakan uangnya
kangge belanja.
Keranten meniko, dalam agami Islam; tiyang kaya ingkang menahan
duitnya. Utawi mboten purun belanja. Entah dengan alasan ditabung, utawi kangge
jaga-jaga masa depan. Meniko dipun sebut perbuatan ingkang buruk.
Padahal, di sisi lain, wonten sekian banyak calon penjual
ingkang menunggu duit si kaya diputarkan lewat transaksi jual beli.
Dalam kasus meniko, si kaya lebih baik sedikit
"boros" daripada duitnya nganggur wonten ing rekening bank. Sebab, lewat
transaksi jual beli ingkang dipun lampahi meniko, wonten sekian banyak tiyang
ingkang tetap bisa makan. Ingkang tetap bisa memenuhi kebutuhan harian
keluarganya, hanya gara-gara transaksi kecil yang dilakukan wonten ing pasar
meniko.
Prinsip membelanjakan harta meniko, selaras dengan hukum
ekonomi modern tentang buruknya menahan cash money di rekening.
Hadirin Jamaah jumah ingkang minulyo...
Kita ambil contoh, menawi si kaya belanja buah-buahan wonten
ing pasar. Sementara, si penjual adalah seorang janda tua dengan banyak anak. Mongko
saget kitha bisa bayangkan, lewat transaksi jual beli buah antara si kaya kaleyan
si janda meniko, saget memberikan barokah keberlanjutan hidup lan ugi
saget memenuhi kebutuhan makan sehari-hari bagi keluarga si janda meniko.
Islam mboten memaksa si kaya kangge memberikan uangnya cash
dalam bentuk sedekah pada si janda. Cukup lewat transaksi jual beli yang
normal, ingkang saling menguntungkan.
Si kaya dapat barang, si penjual dapat laba.
Meskipun, bisa jadi laba ingkang dipun peroleh amat
minim.
Bisa jadi, laba menjual buah meniko hanya sekitar 1.000 utawi
2000 mawon, ananging penjual tetap bahagia lan terhormat daripada
(andai) diberi uang cash dalam jumlah yang sama. Ateges, lewat transaksi jual
beli meniko saget menjaga martabat lan kehormatan penjual ingkang
miskin. Sehingga mboten wonten kepikiran untuk mencuri utawi banting setir
meminta-minta pada orang lain.
Saking fakta ingkang banyak terjadi di pasar, mongko, patut
disayangkan!!!
Menawi wonten tiyang kaya raya ingkang berbelanja di
pasar. Berbelanja pada si janda tua. Lalu menawar harga sampai semurah-murahnya.
Dengan harapan si kaya saget memperoleh selisih harga yang lebih murah.
Padahal, di sisi lain, saat beli di mall, restoran utawi minimarket,
piyambak ipun mboten sekalipun dia menawar. Bahkan, dengan bangga langsung membayar.
Dalam kasus meniko, alangkah mulianya seandainya kitha
saget berlaku adil—sehingga mboten melakukan penawaran harga secara berlebihan
terhadap para penjual ingkang kelihatan kurang mampu secara ekonomi.
Hadirin jamaah jumah ingkang minulyo...
Contoh maleh...
Anak-anak kita ingkang sekolah TK utawi MI.
Kita berikan uang saku 2,000 rupiah
Maka, alangkah baiknya seandainya uang 2000 meniko dipun habiskan
beli jajan di sekolahan.
Keranten, lewat transaksi jual beli anak-anak sekolah
dengan para penjual di sekolah meniko, saget menjaga kehidupan sosial pihak
penjual secara terhormat lan bermartabat.
Amergi, bisa jadi penjual jajanan di sekolah meniko rata-rata
orang tak berpunya. Bagkan mungkin juga janda-janda tua, ingkang nggadahi tanggungan
anak di rumahnya.
Tentu saja, dengan harga jajan ingkang rata-rata 1.000 an
meniko, laba ingkang dipun peroleh hanya berkisar 200 rupiah. Akan tetapi, uang
200 rupiah meniko saangat berarti kangge si penjual dan keluarganya. Karena
dipun peroleh lewat cara-cara ingkang halal lan terhormat.
Di sisi lain,
Lewat nukoni jualan tiyang ingkang mboten mampu meniko,
secara tidak langsung kitho saget membantu si penjual dalam usahanya menghidupi
anak-anak lan keluarga di rumahnya.
Hadirin jamaah jumah ingkang minulyo...
Menikolah di antara sirri-nipun; kita didorong kerja
mandiri lan transaksi jual beli ingkang sae.
Sekali lagi, lewat dorongan kepada setiap orang untuk kerja
mandiri utawi jual beli meniko, terjagalah kehormatan lan harga diri seorang
manusia sebagai makhluk sosial.
Di sisi lain, Kanjeng Rasulullah saw berulang kali
menekankan betapa mulianya tangan di atas dibandingkan dengan tangan di bawah.
اليد العليا خير من اليد السفلى
Ateges, tangan ingkang suka memberi dan bermanfaat lebih
baik daripada tangan ingkang sukanya hanya menerima dan menikmati pemberian
orang lain.
Mekaten, khutbah ingkang saget dipun sampaikan jumat
meniko. Mugi2 saget menjadikan inspirasi lan bermanfaat kangge kehidupan kitha sehari-hari.
Amin ya rabbal alamin....
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)
بارك اللهُ لي ولكم في القرآن العظيم, ونفعني وإيّاكم بما
فيه مِن الآيات والذكر الحكيم, وتقبّل منّي ومنكم تِلاوَتَه إنّه هو السميع
العليم. وقل ربّ اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَن وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين
سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم. رَبَّنَا
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.