Sunday, November 22, 2015

Shalawat Ya Nabi Salam Alaika, Bidah?

Gara-gara Dhamir Mukhatab, Shalawat Jadi Syirik?
Ada yang bilang;
Bacaan shalawat Nabi:
"Ya Nabi, salam Alaika...
Ya Rasul, salam Alaika..."
Itu shalawat syirik.

Alasannya,
Karena disana ada dhomir mukhathab-nya (kata ganti orang kedua). Yaitu dalam bentuk "ka".
Dhamir mukhatab ini, dalam tata bahasa Arab, digunakan untuk orang yg masih hidup dan ada di hadapan kita.
Sementara, dalam pemahaman (salah) beberapa orang orang, Rasul itu sudah mati. Gak bisa dengar apa yg kita ucapkan. Gak bisa dipanggil dengan kata ganti orang kedua (ka). Harus pakai kata ganti orang ketiga (hu, hi).

Sebab, bila pakai kata ganti orang kedua, sama saja memanggil2 orang yang sudah mati. Dan, itu syirik menurut pemahaman sedikit orang itu.
Padahal, jelas sekali dalam Alquran Al-Baqarah 154:

"Jangan kau kira orang2 yang meninggal di jalan Allah itu mati. Mereka itu hidup, hanya saja kalian tidak merasa."
Ayat ini jelas menyatakan mereka yang meninggal di jalan Allah, itu tetap hidup di alam kubur.
Hanya kita yg tidak mengerti.
Itu orang biasa yg meninggal di jalan Allah!
Apalagi Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Makhluk terbaik Allah.
Malah lebih hidup lagi dong.

Logikanya kan begitu.
Bahkan, tak sedikit hadis yg menyatakan Rasulullah saw bisa membalas shalawat kita.
Hebatnya lagi,

Shalawat ssekali dibalas oleh beliau 10 kali.
Wong balas shalawat saja bisa, apalagi mendengar bacaan shalawat yg kita baca.
Masak yang bisa balas shalawat begitu dibilang sudah mati???!!!
Kan aneh logikanya!!!???

~~~

Menyambung statusnya Pak Agus Nizami.

Beasiswa Magister dan Doktoral

Beasiswa Pendidikan Indonesia MAGISTER DOKTORAL.

Beasiswa PENUH

Pendaftaran dibuka sepanjang Tahun.
Periode seleksi *
Februari, Mei, Agustus, November.

Bidang ilmu:
-Tehnik
-Sains
-Pertanian
-Kedokteran/kesehatan
-Hukum
-Pendidikan
-Akuntansi
-Ekonomi
-Agama
-Sosial
-Budaya/Bahasa
-Bidang lainnya.

Tema Prioritas:
-Kemaritiman
-Perikanan
-Ketahanan Energi
-Ketahanan Pangan
-Tehnologi Transportasi
-Tehnologi Transportasi
-Tehnologi Pertahanan dan keamanan
-Tehnologi Informasi dan Komunikasi
-Tehnologi Kedokteran dan kesehatan
-Hukum bisnis Internasional
-Keperawatan
-Industri kreatif
-Manajemen Pendidikan
-Lingkungan Hdup
-Ekonomi/keuangan syariah

SYARAT
*WNI
*Batas usia maksimal
Program Magister 35 th
Program Doktor 40 th

*Batas IPK minimal pada jenjang studi sebelumnya
Program Magister 3.00
Program Doktor 3,25

*Kemampuan bahasa
Tujuan dalam negri :
TOEFL ITP 500/TOEFL IBT 61/
IELTS 6,0

Tujuan Luar negri :
TOEFL ITP 550/TOEFL IBT 79/
IELTS 6,5
(Atau dg sertifikat bahasa internasional lain dg nilai yg setara)
            Atau
Telah memperoleh Letter of Acceptance (LOA) Unconditional / surat penerimaan masuk perguruan tinggi tanpa syarat dari perguruan tinggi tujuan LPDP

*Mempunyai karakter kepemimpinan, Nasionalisme, profesionalisme, dan integritas.

*Menulis sebuah essay (500 sampai 700 kata) dg tema
"Kontribusiku Bagi Indonesia"
"Apa yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya";

*Menulis rencana studi untuk pendaftar program Magister dan Ringkasan proposal penelitian untuk pendaftar program doktor.

*Memperoleh surat rekomendasi dari tokoh masyarakat bagi yg belum atau tidak sedang bekerja atau rekomendasi bagi yg sedang bekerja.

*Memperolah SKCK dari kepolisian dan surat keterangan Sehat dari rumah sakit pemerintah.

*Menandatangani surat pernyataan
-tidak sedang atau akan menerima beasiswa dari sumber lain
-bersedia mengabdi dan kembali ke Indonesia setelah selesai menempuh studi.
-tidak pernah terlibat tindakan melanggar kode etik akademik.
-tidak pernah terlibat dalam tindak kriminal.

PENDAFTARAN.
Mengisi formulir pendaftaran dan mengunggah berkas persyaratan secara online melalui
www.lpdp.kemenkeu.go.Id

SELEKSI
1.Seleksi administrasi
2.Seleksi wawancara, leaderless group discusssion (LGD) dan On the spot Essay writing.
3.Penetapan penerima Beasiswa.

PERSIAPAN KEBERANGKATAN.
Peserta yg dinyatakan lulus menjadi penerima beasiswa akan mengikuti program karantina khusus berupa penanaman nilai2 nasionalisme, kepemimpinan, basic life training, financial literacy dsb.

PERGURUAN TINGGI NEGRI TUJUAN
-Perguruan tinggi Dalam Negri yg termasuk dalam daftar perguruan tinggi tujuan LPDP
-Perguruan Tinggi luar Negri yg masuk dalam daftar perguruan tinggi tujuan LPDP atau perguruan tinggi yg program studinya termasuk dalam 50 terbaik dunia.

KOMPONEN BIAYA
Biaya pendidikan:
-Biaya pendaftaran
-Biaya kuliah
-Tunjangan buku
-Biaya Tesis/Disertasi
-Biaya Seminar
-Biaya Publikasi
-Biaya Wisuda

Biaya Tambahan:
-Biaya Hidup
-Biaya kedatangan
-Visa
-Tunjangan keluarga
-Biaya transportasi
-Asuransi
-Insentif Peringkat Kampus
-Biaya DArurat.

Informasi lbh lanjut
LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN (LPDP)
Gedung A.A Maramis Lt 2 Jl. Lapangan Banteng Timur no.1 Jakarta 10710.
Telp./fax (021) 384 6474

Saturday, November 21, 2015

Ternyata “Cuma” Infeksi Usus

#SekadarCerita
#SemogaBukanKeluhan

Perjalanan Lima Hari "Boyok'en"
Yang Ternyata "Cuma" Infeksi Usus

Lima hari saya berjalan hampir terseyok.
Hari pertama penyakit itu datang, pas final Liga Pantura 2015 yang digelar IKBAL TABAH​. Saya harus tetap berangkat, meski istri nggandoli. Perjalanan sekitar 1 jam pun saya tempuh bersepeda motor.

Hari berikutnya, sakit di bagian pinggang (atas pinggul) semakin menjadi. Saya harus tetap menyempatkan kebutuhan surat-menyurat untuk kegiatan Pra Haul Ikbal Tabah​. Maka, hari itu saya berangkat ke Kranji dan duduk nyaman di kursi satpam gerbang Pondok. Sambil melipat tumpukan kertas. SK panitia dan Juklak & Juknis IKbal Tabah Cup 2015 Futsal Competition.

Hari itu pula, saya bermaksud memastikan lapangan untuk Futsal Ikbal Cup di aula baru. Menurut perkiraan seorang tukang, aula baru (Sarana Olahraga) belum bisa digunakan menjelang haul.

Wednesday, November 18, 2015

Dia Bilang, Maulid itu Sama Haramnya dengan Masjid Dhirar

Sebentar lagi, bulan Rabiul Awal tiba. Artinya, perdebatan soal peringatan maulid Nabi akan kembali marak di dunia medsos.

Tragisnya, yang berdebat dan menyatakan pendapat itu kebanyakan bukan orang-orang berilmu agama mumpuni. Bukan orang yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun menimba ilmu agama.

Sekadar baca 5 - 10 menit hasil browsing internet, sudah berani menyatakan kafir, bidah, syirik, dan lain sebagainya. (Baca catatan saya: Kalau Anda Malas Belajar Agama, Jangan Bicara atas Nama Agama).

Konsekwensi dari menyebut sebuah perbuatan itu sunnah, sama beratnya dengan menyebut suatu perbuatan itu bidah atau syirik.
Jangan sampai karena keterbatasan ilmu, kita jadi terjerumus ke dalam golongan yang mengharamkan perkara yg dihalalkan Allah, dan sebaliknya, menghalalkan perkara yang diharamkan Allah.

Perbedaan itu sebuah hal yang wajar dalam memahami teks agama.
Karena masing2 kita memang berbeda kualitas dan kecenderungan.
~ beda pikniknya
~ beda kitab rujukannya
~ beda tempat mondoknya
~ beda latar belakang keluarganya
~ beda gurunya
~ beda madzhabnya
~ beda kecenderungannya

Tak ada masalah, soal perbedaan itu.
Tapi, perbedaan itu menjadi masalah ketika atas nama kebenaran (yang diyakini sendiri) Anda lalu menyebut orang lain kafir, orang lain syirik, orang lain bidah, orang lain tidak Islam.

Bahkan menyebut orang lain dungu, sesat....
Terlebih, seperti dalam buku yg saya capture ini disebut:
"Haramnya peringatan maulid Nabi itu sama saja dengan Haramnya Masjid Dhirar."

Astaghfirullah...

Drajat, 18 Nopember 2015

#gegerkukejentit

Monday, November 16, 2015

Beasiswa Guru ke Jepang

Guru - Assalamu'alaikum

Adakah temen2 di sini yg berprofesi sebagai guru sekolahan?
Atau punya kenalan guru sekolahan?

Kali aja ada yg minat:
JEPANG MEMANGGIL GURU INDONESIA: Kembali, 在インドネシア日本国大使館

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, membuka pendaftaran beasiswa Program Penataran Guru untuk keberangkatan Oktober 2016.

Program Penataran Guru (Teacher Training Program) adalah salah satu program beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho) yang dirancang khusus bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran sesuai dengan bidangnya.

Mereka akan diberikan pelatihan dalam cara mengajar, pembuatan rencana belajar-mengajar yang lebih efektif dan menarik minat siswa dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan para guru.

Program ini adalah program non-gelar dan lamanya adalah 1 tahun 6 bulan (termasuk 6 bulan belajar bahasa Jepang) dari Oktober 2016.

Terbuka bagi segenap guru di seluruh jenjang : TK, SD/MI, SLTP, dan SLTA berpengalaman kerja minimal 5 tahun.

Dead-line Pengiriman Berkas Lamaran, Januari 2016.

Info lebih lanjut: http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_tt.html

NB:  Untuk guru PNS bila lolos masuk cuti di dalam tanggungan negara. Dan akan mendapatkan SK Tugas Belajar dari Bupati/ Wali Kota setempat dan atau SK dari Sekretariat Negara. Tetap menerima gaji pokok bagi PNS yang menjalani tugas belajar di LN.

Mohon di broadcast ke tmn2guru!
Thank you and have a nice day❗

Sunday, November 15, 2015

Tangan Berbakat Hadrah

Menikmati alunan musik Hadrah merdu begini, ingatan saya langsung melesat ke zaman 11 tahun lampau. Seorang teman yang amat berbakat memegang alat Hadrah. Tangannya seakan otomatis menyesuaikan kebutuhan lagu. (Y)

Saya tahu persis, saat ia memulai belajar memegang alat itu. Seorang yang benar2 awam. Hampir tak ada rupanya pemain Hadrah. Hehehe

Tapi, dalam jangka waktu tak lama, kemampuannya melesat dan menjadi pemain andalan di pondok.

Di tahun berikutnya, ia mulai aktif mengkader adek2 kelas santri yang berminat belajar musik Hadrah.

Entah sekarang, masihkah kemampuan itu tersisa di telapak tangannya?

Profesinya kini tak lagi pegang alat Hadrah, tapi pegang tombol keyboard komputer. Wkwkkwkk

15 Nop. 2015

Kalau Malas Belajar Agama, Jangan Bicara atas Nama Agama

Salah satu nasehat yang amat menohok dari Ustad M Nashrun adalah:

"Jika Anda malas belajar agama, jangan sok bicara tentang agama."

Apalagi menebar kebencian atas nama agama.
Ada ribuan buku karya ulama berbahasa Arab dengan berbagai tema:
Quran, tafsir, hadis, Asbabul wurud, asbabun nuzul, syarah hadis, Ushul Fiqh, Fikih, sejarah, sirah nabawiyah, akhlak, dll.

Sudah berapa persen Anda baca itu buku semua?
Kok bisa yakin tenan bahwa dengan menyebar kebencian antar umat muslim, anda yakin disayang Allah.

Kok bisa yakin benar, ngebom non muslim, anda pasti disayang Allah.

Kok yakin benar, menyembelih para peziarah makam wali dan ulama itu, anda disayang Allah.

Naudzu billah...

Saya sungguh ingin menitikkan air mata membayangkan keburukan yang sudah dihias seakan-akan kebaikan ini.
Dan, tragisnya, itu dishare dan didukung oleh banyak orang.

Kejelekan yang dilakukan berulang-ulang, lama kelamaan akan dianggap biasa.

Tritunggal, 15 Nop. 2015

@mskholid

~~~

Hadirilah....
Majelis shalawat Nabi saw
Bersama
Grup Hadrah Al-Muqtashidah Langitan

Malam ini
Ahad, 15 Nop. 2015
Di PP Nurus Siroj Tritunggal Babat Lamongan
Setelah Maghrib

Thursday, November 12, 2015

Dua Ayah, Dua Nasihat

Dua Ayah, Dua Nasihat

Almarhum Bapak meninggalkan nasihat berharga. Ketika saya masih duduk di bangku kuliah. Jauh sebelum saya (punya perut) sebesar ini. Jauh sebelum saya pulang kampung--bermasyarakat.

Bapak berpesan; "Hidup bermasyarakat itu gampang-gampang sulit. Yang terpenting itu, jangan kau "tampakkkan" kepintaranmu. Mengalir saja.
Tapi, apabila dipercaya masyarakat untuk tugas apapun, jangan pernah mundur. Jangan kau tolak."

Pesan itu memaksa saya harus menyiapkan diri untuk tugas apapun. Menata diri agar mampu mengemban amanah apapun.

Saya ingat, saat makan malam berdua sepulang dari ngantor koran Duta Masyarakat, Kak Ahmad Millah, berpesan:

"Orang yang beruntung itu, Lid. Bukan orang yang tidak ngapa-ngapain, terus mendapat durian runtuh.
Tapi, yang beruntung itu, orang yang siap ketika kesempatan itu datang. Makanya, sebelum kesempatan itu tiba, siapkan dirimu!"

Pesannya.
Dengan nada seorang kakak pada adiknya.

~~~

Abah mertua saya punya nasihat berbeda. Saya jarang ngobrol berdua secara pribadi. Kecuali ketika perjalanan gantian nyetir mobil.

Tapi, Abah menyampaikan nasihatnya lewat perilaku.
Beliau sosok pekerja keras. Hampir tak pernah ada kesempatan bermalas-malasan.

Mengurusi dua usaha berbeda tingkat menengah. Omzetnya saya yakin di atas 1 miliar.
Sering harus riwa-riwi menempuh 3-4 tempat dengan jarak berjauhan. Pulang, kerap lewat tengah malam. Seringkali kami sudah terlelap.

Beliau masih istiqomah berangkat mengajar di almamater di Kranji. Dengan perjalanan 2 jam pulang pergi. Istiqomah yang tak akan beliau tinggalkan, bila tidak sedang berbenturan dengan jadwal mendesak lainnya. Dua hari seminggu.

Pun, tiap malam tak pernah lupa shalat tahajud. Plus jamaah subuh di masjid, memenuhi jadwal imam tetap subuh.

Masih sempatnya pula beliau mengurusi masjid, sebagai ketua ta'mir. Padahal, andai beliau menolak pun, itu amat pantas sebab kesibukannya.

Di waktu senggang, kesibukannya adalah nderes hafalan Alquran atau melanjutkan hafalannya.

Lewat perilaku dan teladan itulah beliau menasihatiku.
Bekal bagiku untuk mendidik anak cucu dan keturunannya.

Babat, 12 Nopember 2015

*catatan atas sebuah amanah yang terlalu dini.

Wednesday, November 11, 2015

Bedanya Guru dengan Murid

Apa yang membedakan antara guru dan murid?
Baca buku.

Murid masuk kelas hanya bermodal tas dan buku (yang terkadang hanya LKS), tanpa mengkaji dan membaca di
rumah.

Guru masuk kelas setelah membaca tema pelajaran hari itu. Tak cukup bekal LKS, tapi harus dengan buku referensi utama. Terkadang harus baca pula referensi tambahan via wikipedia atau buku lainnya.

Pas ngaji Tafsir Jalalain, dulu, sebagai santri saya bawa kitab Tafsir Jalalain apa adanya.
Tapi, saya lihat sang Kiai, juga bawa Tafsir As-Shawi (syarah al-Jalalain) disampingnya.

Saat mengajar kitab Matnul Ghoyah wat Taqrib, selain bawa kitab itu, saya juga membawa serta kitab Fathul Qorib, syarahnya.

Murid aja yang gak tau "strategi" gurunya.

Sekali lagi,
Apa yang membedakan tingkat kepercayaan diri seorang mahasiswa ketika masuk ruang diskusi atau ujian skripsi?

Ya, Membaca Buku.

Lamongan, 11 Nop. 2015

Tuesday, November 10, 2015

Beasiswa Program Diploma dari LIPIA

Silakan diShare 👇🏻.
💌Assalamualaikum💌

📢 Berita Gembira Buat Para Pengajar Bahasa Arab di Pesantren, Kampus dan Sekolah, Yang Ingin Mendalami Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.

📖 Kembali LIPIA Membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru Untuk Program "Diplom Ta'hîl al-Mu'allimîn" Pelatihan Kepakaran Pengajaran Bahasa Arab Selama 1 Tahun.

📝 A.Syarat-syarat Pendaftaran:

- Diutamakan Yang Telah Memiliki Ijazah S1, Ijazah SMA dibolehkan dengan Syarat Menyertakan Bukti Sebagai Pengajar.
-Sehat Jasmani & Rohani.
-Berakhlak Mulia.
-Mampu Berbahasa Arab Aktif.
-Memfokuskan Diri Untuk Belajar.
-Lulus Seleksi (Ujian Tulis dan Lisan).
-Rekomendasi Dari Lembaga Sebagai Bukti Bahwa Calon Mahasiswa Adalah Pengajar.

📑 B.Berkas-berkas pendaftaran:

-Foto copy Ijazah S1/MA Atau Sederajat Terlegalisir.
-Foto copy Transkrip Nilai Terlegalisir. (Ijazah dan Transkrip Nilai Asli dibawa Ketika Ujian Untuk Pengecekan).
-SKCK Asli.
-Surat Keterangan Sehat Dokter.
-Foto copy KTP.
-Pas Foto 4x6,3x4,dan 2x3 @2 lembar.
Kirimkan Berkas-berkas (Scan/Foto) Ke Alamat Email Berikut: reg.diploma@gmail.com.

🏡 C.Fasilitas:

-FULL Beasiswa kuliah.
-Kitab Muqorror (Buku Pelajaran).
-Asrama Khusus Putra Bagi Yang Lulus Seleksi (Terbatas).
-Ruang Belajar Full AC.
-Mukafa'ah/ Uang Saku.
-Ijazah Bagi Yang Selesai.

⏰ D.Waktu pendaftaran:

Mulai: Senin,20 Muharrom 1437H/2 November 2015M - Rabu,20 Shofar 1437H/2 Desember 2015M.

Friday, November 6, 2015

Program Menyapa Negeri

SUKA berpetualang? Atau punya ketertarikan di dunia pendidikan Indonesia? Acara ini tepat untukmu!

Kemristekdikti mengajak kamu untuk mengunjungi berbagai daerah di Tanah Air melalui kegiatan “Menyapa Negeriku”. Selama maksimal enam hari (disesuaikan dengan jadwal penerbangan dan lokasi), peserta kegiatan akan melihat langsung potret pendidikan Indonesia melalui petualangan seru dan mengasyikkan. Tidak hanya itu, peserta juga akan diajak berpartisipasi untuk berbagi inspirasi di wilayah yang dikunjungi, bisa dengan berbagi cerita maupun menularkan berbagai keahlian kepada masyarakat dan pelajar setempat.

Peserta Menyapa Negeriku akan didampingi alumni Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), yang selama setahun telah mengabdi sebagai guru di pelosok negeri.

Kegiatan ini dijadwalkan dengan daerah tujuan sebagai berikut:
1. Kabupaten Simelueu, Aceh Barat
2. Kabupaten Aceh Timur, Aceh
3. Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau
4. Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
5. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara
6. Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT)
7. Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)
8. Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat
9. Kabupaten Sorong, Papua Barat
10. Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat
11. Kabupaten Jayawijaya, Papua

Berminat menjadi peserta Menyapa Negeri? Pastikan kamu memenuhi persyaratan berikut:

1. Warga Negara Indonesia (WNI)
2. Terbuka untuk semua kalangan dan profesi
3. Pendaftar kategori Umum: pria/wanita berusia 18-27 tahun
4. Pendaftar kategori profesional: pria/wanita berusia 18-35 tahun
5. Sehat jasmani dan rohani, serta bisa tinggal beberapa hari di pedalaman
6. Bersedia mendokumentasikan pengalaman perjalanan selama program Menyapa Negeriku untuk dibukukan dan berbagi di sosial media yang dimiliki.

Fasilitas:
1. Semua biaya perjalanan ditanggung sepenuhnya oleh Kemristekdikti
2. Uang saku selama program Menyapa Negeriku
3. Penginapan dan akomodasi
4. Tulisan terpilih milik peserta akan masuk dalam buku Menyapa Negeri
5. Seragam
6. Asuransi
7. Sertifikat

Unduh dan lengkapi formulir pendaftaran berikut serta kirimkan ke email layinberdaya@ristekdikti.go.id, diterima paling lambat 20 November 2015.

Nama peserta yang lulus seleksi akan diumumkan 20 November 2015 pada website ristekdikti.go.id dan media sosial @dikti. Peserta terpilih akan diundang mengikuti workshop pembekalan pada 29-30 November. Sedangkan pelaksanaan Program Menyapa Negeriku pada 5-10 Desember 2015.

Ayo, segera mendaftar, ya!

Unduh Formulir Pendaftaran Peserta Program Menyapa Negeriku

http://tinyurl.com/q6agcro

Wednesday, November 4, 2015

Islam, Agama Teknologi dan Industri

Al-Qur'an secara tegas menegaskan bahwa cita-cita orang kafir adalah menjadikan kita (umat Islam) melupakan (baca: tidak mengerti, bodoh, terbelakang) dalam ilmu persenjataan dan industri.

ود الذين كفروا لو تغفلوا عن أسلحتكم وأمتعتكم فيميلون عليكم ميلة واحدة
An-Nisa' : 102

Nah, pertanyaannya, diskusi selama ini yang kita kembangkan, apakah menghasilkan senjatan?
Apakah menghasilkan industri?

Kan tidak sama sekali.
Yang tampak justru menghasilkan persebaran kebencian, caci maki, tuduhan sesat menyesatkan, dan pertumpahan darah.
Itulah, sebenarnya yang diharapkan oleh orang-orang kafir.

Mereka orang kafir menangkap pesan tersirat di dalam Al-Quran. Sementara kita, yang mengaku pemilik kitab suci, justru mengabaikannya.

Jadi, kalau selama ini, jika kita ribut;
- mengoreksi tuhan
- mengoreksi Nabi Muhammad
- mengkoreksi hadis
- mengkoreksi Allah
APA HASILNYA?
Bukan senjata khan?
Bukan Industri, khan?
Semuanya tidak laku dijual di pasar

Sementara, mereka orang-orang kafir membangun industri dan persenjataan.
Ada bom kimia, bom nuklir, bom atom, senjata bakteri, jaringan konspirasi berbahaya, dan bom-bom lainnya...

Sementara, kita memaklumi mereka.
Menyetujui dan menganggap tepat apa saja yang mereka punya.
Tanpa pernah berusaha untuk mengalahkan dan menyaingi mereka.
Orang kafir tidak takut akan muncul orang Islam yang pakar humanisme, pakar sosial, pakar filsafat, pakar sastra, pakar film. Sama sekali tidak mereka takuti.

Yang mereka takuti adalah apabila muncul dari Islam itu para pakar:
di Bidang Kedokteran
Persenjataan
Kimia
Fisika
Nuklir
atau Ekonomi
---
Ceramah KH (Gus) Abdul Qoyyum - Lasem
dengan berbagai penyesuaian kalimat.

Ikuti ceramah Gus Qoyyum pada acara
HAUL KH ABDUL KHOLIQ AFANDI PP Nurus Siroj Tritunggal Babat Lamongan
Ahad, 15 Nopember 2015
Waktu : setelah Isya' sampai selesai

Wednesday, October 28, 2015

Ngustadz TV Rodja yang Menolak Tanah Ditempelkan Pipi Mayat

Masalah2 khilfaiyah seperti inilah yang kerapkali menjadi tema bahasan ngustadz di TV kabel itu. Yang lalu disebar via akunnya di youtube.

Celakanya, membahas masalah ini justru menimbulkan masalah baru. Sebab, nyatanya itu ditujukan untuk menyerang kelompok tertentu atau amaliah masyarakat tertentu.

Bagi kami, ini amat melelahkan. Amat menguras energi.

Sebab, di satu sisi kami terus berjuang menyadarkan umat yang kian lupa dengan mati. Kian terlena dengan dunia. Seakan tak peduli ia pun akan mengalami saat dikuburkan jasadnya. Ditempeli pipinya dengan tanah.

Di sisi lain, energi itu terkuras pula untuk meluruskan "serangan2" semacam ini.

Orang awam mudah percaya dengan statemen kotbah televisi itu.

Sebab, senjata yang dipakai selalu; kembali pada Alquran dan Hadis Nabi.
Logika orang awam langsung nyambung (dan manggut2) begitu dikatakan;

Alquran pasti benernya.
Hadis Nabi juga pasti bener. Sebab Nabi itu ma'shum.

Lha, kiai, guru, imam madzhab itu cuma manusia biasa. Tidak terjamin bebas dari dosa.
Jadi, pendapat mereka di kitab2 itu belum tentu benar.

Sesat dah jadinya kalo logika ini yang dipakai.

Babat, 28 Oktober 2015

Sunday, October 25, 2015

Foto Ibnu Qudamah

Pagi ini (Ahad, 2510), di acara Khalifah TV Trans yang diasuh oleh sejarawan muda, Ustadz Budi Azhari, Lc., membahas tentang Syekh Abdul Qodir Al Jaelani.

Di sana disebutkan keberhasilan pendidikan Madrasah Qodiriyah yang dipimpin Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Yang mana banyak menelurkan ulama-ulama besar yang mumpuni.

Salah satu ulama murid Al Jaelani adalah Ibnu Qudamah sang penulis kitab Al-Mughni.
Namun, ada yang aneh saat saya saksikan tayangannya.

Saat menyebut nama Syekh Ibnu Qudamah, tayangan di TV tersebut menampilkan foto hitam putih berikut ini. Yang selama ini kita kenal sebagai gambar seorang tokoh gerakan Islam dari Nejd.

Mohon konfirmasinya, siapa pun yang mengerti. Ini sebenarnya foto siapa?

Saturday, October 24, 2015

Siapa Anda Wahai Kiai?

Siapa Anda Wahai Kiai?

Belakangan, pertanyaan ini menjadi trending topic medsos gara2 rekaman seorang ngustadz di youtube yang mempertanyakan status sang kiai.

Lebih spesifiknya, mempertanyakan keabsahan dalil santri mencium kiainya atau gurunya.

Jawaban soal keabsahan itu, dalilnya sudah diungkap dengna sedemikian bagus oleh saudara se almamater Hanif Luthfi lewat catatan facebooknya.
Dimana adat menghormati guru/kiai/orang shalih, itu sudah dilakukan oleh para ulama salaf dan tabiin.

Saya di sini tergerak untuk menulis tema ini, sebenarnya, karena membaca status2 saudaraku Masyhari yang terus2an mendorong siapa pun untuk menulis apapun.

Saya hendak mengungkap sisi yang berbeda tentang bagaimana kami memberikan gelar kiai, ustadz, guru, atau sekadar mengangkat seseorang menjadi imam shalat kami.

Bukan perkara yang mudah.

Di lingkungan kami, para pencium tangan kiai, tidak serta merta seseorang yang baru wisuda sarjana S1 Agama Islam akan diangkat menjadi imam shalat kami.

Tak serta merta seorang lulusan kampus ternama luar negeri (Saudi Arabia) sekalipun, akan langsung ditunjuk menjadi khatib di masjid kami.

Tak langsung pula, lulusan S2 jurusan agama di kampus jakarta, bisa langsung menjadi pengisi pengajian rutin di masjid kami.

Tidak semudah itu.
Bagi kami, ada seleksi alam yang harus dilewati.

Kalau bahasa guru kami, Kiai Ahsin Sakho Muhammad, setiap lulusan sarjana atau santri harus siap menabur lebih dulu. Tak boleh langsung berharap memanen.

Artinya, ketika kembali ke masyarakat, ia harus membuktikan diri di tengah masyarakat lewat istiqomahnya shalat berjamaah di masjid.
Ia harus rajin berperan dalam tiap kegiatan keagamaan di kampung atau masjid.

Harus rela menjadi panitia bagian riwa-riwi dan usung2 barang. Dan, itu tak cukup 2 - 3 bulan. Bisa berbulan2 utk buktikan. Bahkan tahunan.

Apakah cukup?
Tidak.
Kerapkali masyarakat akan melihat dulu siapa bapak kita, siapa kakek kita, dan apa peran yang beliau2 lakukan untuk masyarakatnya.
Bila kita anak orang biasa, bisa jadi malah lebih lama lagi perjuangan kita untuk menjadi seorang guru yang mengisi sebuah kajian dan pengajian.

Apalagi mendapatkan gelar kiai...!!!???

Jadi, gelar kiai adalah sebuah perjuangan panjang kehidupan seseorang di masyarakat.
Gelar ini tak bisa dibeli, atau diperoleh lewat serangkaian ujian tulis atau semacam skripsi dan tesis.

Pesantren Kranji, 24 Oktober 2015

MS Khaled

Sunday, October 11, 2015

Suul Adab, Tanya; Ikut Nabi apa Ulama?

Suul adab orang yang mempertanyakan;
"Mau ikut kata Nabi apa kata imam Syafii, Malik, Abu Hanifah, dan Imam Ahmad?"

Tentu saja kami ikut sabda Nabi Muhammad saw dengan pemahaman imam-imam tersebut.
Bukan atas pemahaman di bawah standard kalian.

Imam-imam madzhab itu masa hidup nya lebih dekat zaman Rasulullah. Termasuk dalam tingkatan خير القرون .
Mereka belajarnya pada orang2 yang pernah belajar pada sahabat Nabi.
Mereka cerdas pun ikhlas.

Hafal Alquran
Hafalan hadisnya tak cuma Umdatul Ahkam.
Tapi ratusan ribu, hingga jutaan hadis telah dihafal luar kepala.

Tak seperti "islam-nya" Masa Kini, yang cuma ngandalin laptop dan Maktabah Syamilah.

Kalau keyword yang dimasukkan di Syamilah gak ada, langsung aja bilang:
"TAK ADA HADISNYA"
"TAK ADA DALILNYA"

11102015

Friday, October 9, 2015

Berita "Islam" Masa Kini

Berita "Islam" Masa Kini

Kok tiba-tiba terbersit tanya:
- Dari mana ya asal munculnya "islam" masa kini itu?
- Apakah sekawan dengan Islam Nusantara?
- Ataukah malah sekawan dengan Islam yang katanya salafi itu?

Tapi, saya perhatikan2 kok gak ada sama sekali miripnya "islam" masa kini dengan nusantara atau salafi.

Dengan dalih masa kini, bisa jadi lalu menyimpulkan sebuah hukum agama menjadi amat mudah.

Ya, karena belajar bahasa arab yang mendetail hingga gramatikalnya itu sulit. Butuh waktu lama dan bertahun2.
Cukup baca terjemahan saja. Gampang, cepet, dan langsung bisa.

Mempelajari Ushul Fiqh itu butuh otak yang cerdas. Pikiran dingin dan kelapangan hati. Butuh memeras keringat pula.
Bahkan, butuh bercangkir-cangkir kopi panas.

Khatam Alquran itu tak cukup waktu sehari. Apalagi harus memahami maksud-maksud ayat yang dikaitkan dg asbabun nuzulnya. Itu butuh baca pula kitab tafsir dan asbabun nuzul.
Jadi, karena "islam" masa kini, ya cukup comot satu ayat dan jadikan dalil. Hantam dah...
Kena dah tu tetangga.

Memahami hadis secara mendalam dan benar itu pun rumit. Harus mengerti redaksi kalimatnya, Ashabul wurud, dan keterkaitan dengan hadis2 lainnya.
Itu butuh waktu lama. Bisa jadi, puluhan kitab syarah tak cukup sebagai referensi.

Tapi, karena "islam" masa kini itu berbeda. Mottonya; islam itu mudah, jangan persulit.
Ya, langsung aja ambil satu hadis, jadi dalil dah untuk hukumin si amalan A atau B itu syirik, bidah, kafir, dan lain sebagainya.

Wednesday, October 7, 2015

Produsen Aneka Kreasi Rajut

@rajutmenik
Kreasi tangan dari Lamongan.
Aneka seni rajut unik dan cantik
- gantungan kunci
- tempat HP
- boneka wisuda
- bross
- kalung rajut
- de el el
Cantik khan?
Lihat koleksi lain?
Follow akun instagram nya.
Pesen atau tanya-tanya?
Booolehhhh....
With Owner:
Arini PIN BB = 7E7AFF00
WA/SMS☎ : +6285731089546
IG : rajutmenik

Saturday, September 26, 2015

Umar, Menangis Sebab Harta Berlimpah

Umar, Menangis Sebab Harta Berlimpah
Usai kemenangan lawan Persia, ada banyak harta rampasan bagi kaum muslimin. Seperlima harta rampasan di medan perang, adalah jatahnya Madinah. Baik untuk baitul maal atau dianggarkan untuk hal lain. Sesuai kebijakan Amirul Mukminin.
Ketika itu, Khalifah kita adalah Al Faruq; Umar bin Khattab.
Jatah harta rampasan yang seperlima itu dibawa oleh Ziyad bin Abu Sufyan--bersama sekelompok pasukan menuju Madinah.
Tiba di Madinah, waktu sudah malam. Oleh Umar, harta diminta ditaruh di sudut masjid. Abdurrahman bin Auf dkk yang kebagian jaga.
Beberapa senior mengusulkan agar disimpan di baitul maal. Tapi, Umar ra memutuskan untuk membagikan pada warga Madinah.
Usai shalat Subuh, warga sudah berkumpul.
Umar lalu membuka penutup harta rampasan perang itu.
Betapa berlimpah dan banyaknya harta yang diperoleh. Ada permata, emas, berlian, batu mulia, dan aneka perhiasan bernilai lainnya.
Demi melihat itu, air mata Umar meleleh deras.
Wajahnya tampak sedih...
Abdurrahman bin Auf pun menanyakan sebabnya.
"Bila umat sudah dilimpahi kekayaan dan kemakmuran seperti ini, aku kuatir akan timbul permusuhan dan kedengkian di antara mereka.
Pikiran mereka tak lagi untuk umat dan kejayaan Islam. Tapi, sudah mulai berlomba untuk harta dan kekayaan."
(Au kama qaala Umar).
Kekuatiran itu muncul, bisa jadi karena umar memang diberi karomah oleh Allah swt melihat masa depan.
Atau, muncul sebab melihat latar belakang kehidupan bangsa Arab.
Selama ini, bertahun-tahun, bangsa Arab memperoleh kekayaan lewat kerja keras dan usaha tak mudah.
Mereka harus riwa riwi di musim panas dan dingin, ke Yaman dan Syam. Dengan hasil yang secukupnya.
Beberapa kelompok malah berprofesi sebagai tukang antar (pengawal) kafilah perdagangan melintasi gurun pasir. Mempertaruhkan nyawa demi upah yang kadang tak seberapa.
~~
Dan kini, Umar menangis saat menyaksikan begitu mudahnya kaum muslimin mendapatkan harta berlimpah ruah. Beliau amat kuatir.
~~~
Di sumber lainnya, saya baca saat menang perang di Tikrit (Irak), tiap anggota pasukan kavaleri mendapat jatah 1000 dirham.
Pasukan berkuda mendapat jatah 3000 dirham.
Berapa itu kalau di kurs kan rupiah?
Silakan cari referensi sendiri.
Wallahu A'lam
Aula Tabah, 26 September 2015

Sendirian Jalan Kami 490 km

Sampai sekarang saya masih belum bisa membayangkan perjalanan hijrah sahabat Ali bin Abi Thalib, dari Mekah ke Madinah.

Malam itu, usai penggerebekan yang gagal di ndalem Baginda Rasulullah saw, Ali yang berperan sebagai pengganti di tempat tidur Rasulullah segera bertindak.
Beliau segera mengembalikan barang2 (amanah) orang Quraisy yang dititipkan kepada Baginda Rasulullah.

Setelah semua beres, Ali segera bergerak menyusul Rasulullah. Hijrah menuju Madinah.
Sendirian. Tanpa teman.
Jarak Mekah - Madinah itu sekitar 490 km. Itu setara dengan perjalanan Lamongan ke Cirebon. Atau lebih ke barat sedikit.
Tidak naik kuda atau unta.

Tapi, jalan kaki.
Beratnya,
Jalanan akses menuju Madinah tak seperti zaman sekarang. Banyak jalan aspal atau cor-coran.
Sendirian,

Melintasi jalan berbatu, mendaki bukit, menuruni lembah, melewati padang pasir. Sendirian.
Siang hari, beliau sembunyi.
Malam hari, lanjutkan perjalanan.
Ingat pula, tak ada senter. Ali juga tak punya hape Nokia yang bisa nyala lampunya. Tak punya petromaks.

Entah berapa minggu beliau tiba di Madinah.
Entah dan entah apa lagi yang terjadi selama menempuh perjalanan itu.
Bisa jadi, ada banyak keajaiban dan karomah yang diberikan Allah bagi walinya itu. Namun, cerita itu tak pernah sampai pada kita.

Atau, karena memang Imam Ali tak pernah menceritakannya pada siapa pun.

Wallahu A'lam...

Aula Tabah, 26 September 2015


Thursday, September 24, 2015

The Power of Ijo-ijo

Peran Berbeda

Peran Berbeda

Membaca kisah Sahabat mulia, Utsman bin Affan, Sang Dzun Nurain, Khalifah ketiga, salah seorang yang dijamin masuk surga, saya menyimpulkan banyaj hal.

Salah satunya adalah soal perbedaan peran di masyarakat. Soal perbedaan kapasitas dan kelebihan setiap individu.
(Saya agak kesulitan menyebut kalimat yang pas dalam masalah ini).

Maksud saya, seseorang yang bisa menjalankan peran di bidang tertentu dengan sangat baik, belum tentu bisa menjalankan peran di bidang lainnya dengan sama baiknya.

#Peran Menantu
Sahabat Utsman, kita ketahui kisahnya. Beliau telah menjalankan peran sebagai menantu yang hebat. Menantu kesayangan mertua. Bahkan, sampai dinikahkan dengan anak yang lainnya, saat istri sebelumnya meninggal.

Itulah sebab beliau mendapat julukan Dzun Nuraini; yang punya dua cahaya (nur). Beristri 2 anak Baginda Rasulullah saw.

#Peran Orang Kaya (Dermawan)

Salah satu tugas orang kaya adalah menebarkan (menyalurkan) kekayaannya biar dirasakan sekelilingnya.

لأن لايكون دولة بين الأغنياء منكم
Biar gak muter2 di kalangan orang kaya saja.

Dan, Sahabat Utsman amat berhasil menjalankan peran sbg orang kaya tersebut.

Ia membeli sumur milik yahudi Madinah seharga miliaran, ys g kemudian disedekahkan untuk kaum muslimin.

Ia membantu berbagai peperanGn umat Islam dalam bermacam bantuan. Kuda, unta, persenjataan, hingga bahan makanan, sebagai bekal perang.

#Peran Khalifah

Namun, ia tak begitu berhasil dalam dunia politik. Dalam medan yang penuh intrik.
Ini, disebabkan (salah satunya) sifat beliau yang pemalu, lemah lembut, jujur, nir prasangka.

Beliau pun dengan mudah diperdaya dan dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ada di sekitarnya.

Karena "kelemahan" dalam perpolitikan itulah, beliau mengalami musibah di akhir jabatan sebagai khalifah.

Bahkan, menurut sumber yang saya baca, sebelum terbunuh, beliau telah dikepung pemberontak di rumahnya selama 40 hari. Selama masa itu, pemberontak mensabotase kiriman bahan makanan dan minuman dari luar ke rumah beliau.

~~~

Dalam konteks sekarang, seorang pengusaha yang berhasil di bisnisnya, belum pasti pula akan sukses saat melakoni peran sebagai politikus, anggota dpr, atau pejabat bupati.

Wallahu a'lam

Drajat, 130915

Bila Ulama Ditinggalkan

Khutbah Ied Adha pagi ini:

Akan ada suatu zaman dimana masyarakat mulai menjauhi ulama dan para fuqaha' (ahli fikih).
Bila itu terjadi, maka akan ditimpakan 3 hal berikut:

1. Dicabut keberkahan dari usaha dan pekerjaan mereka

2. Mendapat penguasa yang zalim

3. Mati tanpa membawa iman

~~~

KH Makmun Afandi
PP Nurus Siroj Tritunggal Babat Lamongan

~~~~

Catatan saya:

Mendengar hadis tersebut, saya teringat dengan beberapa orang yang begitu getol promosi;

ikut nabi apa ikut ulama?
Ikut sopir apa ikut kondektur?
Ikut Rasulullah yg ma'shum apa ikut Imam Syafii yang tidak ma'shum?
Ikut hadis apa manut kiai?
Gerakan kembali pada Alquran dan hadis.
Gerakan memurnikan Islam.
Dll.

Saya kira, jawabannya sederhana saja, ulama yang baik tidak akan melawan Allah. Tidak akan berani mencoba2 berbeda dengan Rasulullah. Tidak akan bermain2 dengan ayat dan hadis.
Apalagi sampai ngawur menafsir Alquran dan memahami hadis dengan akal pendek.

Sebab,
Alquran dan hadis dijamin tak pernah salah.
Yang mungkin salah adalah penafsiran kita. Bisa jadi, apa yang kita katakan mengikuti Alquran dan hadis, ternyata salah dan berbeda dari maksud sebenarnya.

Kalau penafsiran dan pemahaman ulama salafus shalih, generasi ulama yang pernah belajar pada tabiin salah, maka bisa jadi pemahaman orang zaman sekarang jauh lebih melenceng.

Sebab, yang dikatakan ikut ulama salafus shalih itu, ternyata saat diteliti, justru mengikuti pendapat ulama akhir zaman. Yang hidup abad 19-20 an.

Wallahu A'lam

Tritunggal, 24092015

Sunday, September 6, 2015

Tanda Pertama Anak Sholeh

Rame-rame soal bacaan Fatihah untuk orang mati. Saya ingat, justru ini adalah doktrin pertama yang saya sampaikan pada murid-murid saya.

Tiap kali masuk kelas baru, saya selalu sampaikan bahwa investasi seorang ayah lewat anaknya adalah kesalihannya.

Dan, ciri pertama anak shalih adalah yang mau mendoakan kedua orangtuanya.
ولد صالح يدعوا له

Maka, pesan saya;
Mulai sekarang, usahakan minimal tiap selesai shalat 5 waktu, kirim Fatihah untuk kedua orangtua sampean dan mbah2 sampean.

"Kok mboten Al-Baqarah, Ustadz?"
"Booooleeeh, terserah sampean. Kalau bacanya mau Al-Baqarah."

~~~

Kira-kira, besok kalau sudah mati, mau gak punya anak2 yang shalih dan rajin mendoakan. Rajin baca Fatihah tiap habis shalat. Rutin sedekah tumpeng ke masjid tiap malam Jumat. Rutin ngasih sumbangan untuk madrasah dan masjid dengan pahala dikirimkan untuk sampean?

Mauuuuu ....
Selalu serentak, jawaban mereka.
Saya suka sekali kalau mendengar jawaban ini.

Berbeda dengan kalau ditanya;
"Ada pertanyaan?"
"Mboten..." itu jawaban hampir pastinya. Hehehe...

Maka, kuncinya adalah:
Seperti yang diabadikan oleh pepatah "Buah Jatuh, Tidak Jauh dari Pohonnya."

Kalau ingin punya anak-anak yang shalih, maka sejak sekarang harus ber-azzam (tekad) untuk menjadi anak shalih.

Mauuuu???
Mauuuu....

~~~

Warkop Monas
Sunan Drajat, 6 September 2015

Sunday, August 30, 2015

Shalatlah Seperti Shalatku [2]

Ada beberapa orang yang begitu semangat dengan formalitas gerakan shalat.

Saking semangatnya, ketika sedang shalat, otak nya selalu terpikir pada kakinya.

"Sudahkah kakiku nempel ke kaki orang sampingku."

"Kok jauh amat ya kaki orang di sampingku, gua harus geser kaki nich. Biar nempel."

"Kok orang baris di depanku itu ada longgar satu centimeter ya... Bahaya ini. Bisa ditempati setan tuh 1 cm."

"Kok bukan gua ya, yang berdiri dekat orang itu. Biar gua injak kakinya, tahu rasa dia. Masak setan dikasih tempat di antara shaf shalat sich..."

"Yang di samping, telunjuknya diam2 saja ya...???"

Dan, pertanyaan2 lain sejenis.
Yang alasannya, (katanya) paling meniru cara shalat Rasulullah saw.

Di sisi lain, mereka mempertanyakan zikir bersama2, Wirid suara keras, dan doa bareng yang dipimpin imam usai shalat, dengan pertanyaan:
"Apakah ada dalilnya Rasulullah melakukan itu?"

------

Di pihak lain, mungkin juga pantas pertanyakan pada beberapa orang yang punya pandangan seperti di atas;

"Apakah ada dalilnya ketika pas shalat terus memikirkan kaki tetangga atau telunjuk tetangga?"

"Apakah ada riwayat yang menyebutkan salafus shalih sibuk mencari kaki2 tetangganya saat shalat?"

Atau mungkin ada riwayat yang menyebutkan para sahabat itu "galau" karena tetangga shalatnya menginjak kaki atau berjauhan 1 cm antar kaki?

Jika kita dilarang melakukan suatu perbuatan karena dipertanyakan dalilnya,
Maka
Kita pun layak mempertanyakan dalil kenapa mereka melarang dan mempertanyakan sebuah perbuatan/amalan.

Kira2 lebih utama mana memikirkan shalat kita sendiri: dengan memahami tiap laras yang baca mulai takbir hingga salam, mulai iftitah hingga tasyahud, ataukah sibuk memikirkan amaliah orang lain yang ada di samping kita???

Kira2 manakah yang lebih ada dalilnya?

Paciran, 30 Agustus 2015

Saturday, August 29, 2015

Shalatlah Seperti Shalatku


صلوا كما رايتموني أصلي...

Banyak orang yang membaca hadis ini, kemudian sibuk diri dengan aneka formalitas gerakan shalat.

(Bisa jadi) dengan amat bersemangat memperhatikan cara sedekapnya yang membentuk gunung merapi.

Kaki menginjak kaki.
Memutar-mutar jari telunjuk.
Atau lain sebangsanya.

Di sisi lain, ia lupa dengan esensi shalat yang sesungguhnya. Atau bentuk shalat Rasulullah saw yang sesungguhnya.

Shalat Rasulullah saw tak sekadar petunjuk dalam hal formalitas dan gerakan--yang berimbas sah dan batalnya shalat.
Tapi, jaaaauh lebih dari itu.

Beliau saw shalat dengan keadaan seakan-akan melihat Allah. Ya, langsung beribadah di depan Allah. Maka, setiap gerakan dan bacaan adalah bentuk ketaatan dan komunikasi langsung pada Sang Pencipta.

Banyak orang yang karena otaknya disibukkan oleh gerakan "formalitas" shalat, ia justru amat mudah mencaci maki orang lain yang tidak sesuai dengan gerakan shalat versinya.

Ia dengan mudah mengklaim bahwa shalatnya paling benar, paling nyunnah, dan paling pasti diterima Allah swt.

Padahal, dalam ayat lain, Allah tegas menyindir orang-orang seperti itu.
فويل للمصلين # الذين هم عن صلاتهم ساهون...

"Neraka Wail bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) yang lupa/lalai dalam shalatnya."

Bisa jadi, yang dimaksud dengan "lalai" dalam ayat ini ialah orang yang sibuk dengan formalitas gerakan shalat dan melupakan sisi sisi taqorrub (kedekatan) kepada Allah dalam shalatnya.

Mari instropeksi diri...
Mari memperjuangkan kedekatan kepada Allah swt.

Besuki, 29 Agustus 2015

Tuesday, August 18, 2015

Beda Jalan dan Jalur

Iqro', Qiraati, Tilawati, Yanbu'a, Ummi, Al-Nahdliyah, Baghdadiyah, atau ....????

Bagi sebagian orang, pertanyaan seperti ini terkadang bisa amat sensitif.
Apalagi, jika bukan sekadar pertanyaan.

Bahkan, kadar sensitifnya terkadang bisa menyamai pertanyaan: NU, muhammadiyah, Persis, Jamiat Khoir, Al-Washliyah, Salafy, Wahabi, Jamaah Tabligh, atau ... ????

Sejenak, saya kira kita perlu menengok sejarah penciptaan leluhur kita. Sejarah misi manusia pertama dan diteruskan keturunannya.

"Wahai malaikat, Aku hendak ciptakan khalifah di bumi."

"Buat apa Engkau ciptakan makhluk yang justru bikin kerusakan dan mengalirkan darah*."

*Melempar bom, granat, ranjau, rudal dan meriam. Atau pakai senjata sederhana untuk memenggal kepala.

Tugas kita, sesungguhnya, jauh lebih besar daripada sekadar ngeyel dan ribut soal "paragraf pertama", atau paragraf berikutnya.

Kita semua adalah khalifah. Pengatur dan pemimpin. Tentu saja dengan kadar dan kapasitas masing2 kita. (baca catatan saya soal khalifah--sekitar sebulan lampau di wall facebook).

Tiap kita ingin mencapai muara yang sama. Tapi, dengan jalan dan cara yang bisa jadi berbeda. Lagi2 ini berbicara kualitas dan kapasitas masing2. Bicara pula kualitas sasaran kekhilafahan itu.

Surabaya, 18 Agustus 2015

Monday, August 17, 2015

Tanpa Kapten Kolor Lagi

Begini nih gak enaknya bepergian tanpa buku.
Ngaplo di atas bis, cuma berteman mp3 dari handphone.

Padahal, sejak sebelum berangkat sudah mengingat-ingat buku serial Captain Underpants "Kapten Kolor" Dav Pilkey yang belum selesai saya baca semalam.

Pengen segera tiba di rumah dan menyambar si buku.

Saya langsung terpesona dengan kekonyolan tokoh dalam cerita. Yang katanya, terinspirasi dari penulisnya yang juga konyol dan suka bikin ulah saat sekolah.

Sudah amat lama rasanya, saya tidak merasakan terbahak2 saat membaca buku. Terang saja, tema bacaan saya beberapa tahun ini terbilang serius.

Dan, Kisah Kapten Kolor ini telah membuka kembali memory saat saya banyak melahap buku2 cerita lucu dan konyol...

~~~

@TamanBacaSukaBuku

Sunday, August 16, 2015

Kapten Kolor, Buku Lucu

Saya "menemukan" buku ini tak sengaja di Giant Margorejo dua hari lalu. Ada obral beberapa buku terbitan Gramedia.

Saya terprovokasi oleh judulnya; "Kapten Kolor", juga oleh tiga kata memikat di covernya:
- Penuh Aksi
- Tegang
- Konyol

Langsung saya ubek2 seri buku ini. Ternyata, cuma ada 2 judul serinya. Tanpa pikir panjang, langsung saya comot dari jejeran buku.

Sampai di rumah, malam, istri saya Farah Zaenal nyeletuk:
"Endi, kok gak lucu blass??" Katanya mempertanyakan, mungkin habis baca dari tengah buku.

Saya ambil buku itu.
Baru baca halaman pertama, saya sudah terbayang dalam otak saya, betapa lucu kisah imajinasi dalam buku ini.

Dan benar, siang ini sepulang sekolah, saya baca buku ini. Saya bahkan tergelak-gelak sendirian di rumah. Berkat kisah di dalam buku ini.

Sayang sekali, saya tak beli cukup banyak eksemplar, bisa untuk hadiah sewaktu-waktu.

~~ Buku Jendela Dunia

16 Agustus 2015

Khaled

Wednesday, July 29, 2015

Empat Komponen Fungsi Kekhalifahan Manusia

Manusia, Sebagai Khalifah di Bumi, tugas pertama yang dimunculkan oleh Allah untuk manusia di bumi adalah sebagai khalifah. Sebagai pemimpin dan pengatur kehidupan di bumi supaya bisa berjalan dengan baik. Artinya, fungsi kekhalifahan ini berlaku bagi setiap individu manusia. Tidak bisa diartikan bahwa semua manusia harus menjadi khalifah (pemimpin; dalam bentuk raja, presiden, atau perdana menteri, dll.) untuk menjalan fungsi tersebut.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
Al-Baqarah 30

Dan, fungsi kekhalifahan itu akan bisa berjalan dengan baik apabila setiap individu manusia bekerjasama sesuai dengan posisi dan kapasitasnya.

Dalam salah satu hadits Rasulullah saw disebutkan syarat tercapainya fungsi itu.

Pertama,
بعلم العلماء
(Ilmunya para ulama)
Orang-orang pintar, yang diberikan karunia (kemudahan) ilmu oleh Allah masih mau mengajar.

Zaman sekarang ini, orang-orang berilmu mumpuni mulai enggan mengajar. Para kiai banyak yang lebih suka ngurusi partai dan organisasi. Lulusan sarjana, ogah-ogahan mengajar di sekolah. Maklum, gajinya tak seberapa.

Akibatnya, yang mengisi posisi transfer ilmu dan kependidikan itu, orang-orang yang kerap kali tak mumpuni menjadi seorang guru-pendidik. Dampaknya, ya...

Kedua,
بعدل الأمراء
Sikap adil para pemimpin.
Pemimpin dari tingkatan yang paling rendah, harus memikirkan setiap keputusannya; sudah adil apa belum.

Pak RT, Pak RW, Pak Bayan, Pak Carik, Kades, Camat, Bupati, Pegawai Dinas Pendidikan, Pegawai Dinas Kementerian Agama, Panitia seleksi masuk PNS, seleksi kepegawaian, gubernur, presiden, dsb., harus mendasarkan keputusannya atas azas keadilan.

Ketiga,
Kedermawanan Orang Kaya.

Salah satu fungsi orang kaya adalah memutarkan uang karunia Allah itu agar bisa menyebar ke orang-orang yang membutuhkan.
Supaya dana dan kekayaannya itu tidak hanya muter di kalangan orang-orang kaya saja.

Hendaknya orang kaya itu tidak hanya gemar bersilaturrahim antar orang kaya saja. Nongkrongnya juga dengan sesama club mobil BMW, Mercedes, atau Ferrari. Tapi, juga terkadang perlu datang ke orang-orang lemah ekonominya dan kedudukannya.

Yang diberi bantuan hukum (saat tersangkut fitnah "pengadilan" negeri ini, misalnya) tak hanya teman-temannya yang kaya raya dan berduit dan siap dibantu ratusan pengacara. Tapi, juga harus membantu nenek-nenek yang terpaksa mengambil barang orang lain secukupnya, hanya untuk menutupi lapar.

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ...
Al-Hasyr : 7

Keempat,
Doanya Orang-orang Melarat

Ini yang kerap diremehkan banyak orang.
Orang-orang lemah dan melarat secara ekonomi, itu kerap kali adalah orang-orang yang paling manjur doanya. Paling didengar Allah.

Nah, biar orang-orang lemah dan melarat itu doanya bagus dan baik, maka ketiga komponen sebelumnya harus berlaku baik kepada mereka.

- Orang alim tidak boleh membeda-bedakan murid. Yang kaya diperhatikan, yang anak miskin dicuekin. Tak boleh menerima santri yang kaya saja. Tapi, yang miskin juga diterima, bila perlu didanai dan diberi kecukupan selama mondok.

- Para pemimpin harus bersikap adil (khususnya) kepada rakyatnya yang lemah dan melarat. Bukan mendahulukan mereka yang ada koneksi dan kepentingan. Kalau ada bantuan program dan dana utk masyarakat, yang didahulukan oleh Pak RT / Pak Kades ya tidak boleh sanak keluarganya. Tapi, cari yang paling melarat dulu.

- Orang-orang kaya harus gemar bersedekah dan mengeluarkan zakatnya. Tapi, dengan cara yang baik dan terpuji. Tidak dengan cara mengumpulkan ribuan orang di rumahnya, lalu disuruh antre untuk menerima sumbangan satu persatu. Cara seperti ini justru lebih merendahkan  derajat dan martabat kaum papa. Alangkah elegannya, andai si kaya datang langsung ke rumah orang-orang lemah itu (atau menyuruh karyawannya) untuk mengantar zakat/sedekahnya.

Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa
Sesungguhnya, Allah itu menurunkan hujan karena tidak tega dengan binatang ternak dan orang-orang lemah.
(au kama Qala Rasulullah saw).

----

Bila Keempat komponen itu bisa bersinergi, maka fungsi kekhalifahan manusia di muka bumi akan tercapai.

Wallahu A'lam...

M. Shorih Kholid Fadlol
Teacher, Book & Coffe Lover

*Maaf, catatannya mungkin terlalu panjang. Nulis pakai laptop jadi keenakan nulisnya. Biasanya cuma pakai jempol. Hehehe...

Sunday, July 26, 2015

Momen Paling Melegakan

Saat santai berdua di kamar, saya iseng bertanya pada istri,

"Sayang, apa momen yang paling melegakan bagi seorang manusia? Ini berlaku bagi semua orang lho; tua, muda, kaya, miskin, melarat, konglomerat, pasti punya satu momen ini."

Lama istri saya tak menjawab.
Entah mikir atau ogah2an karena sering saya kerjain.
Akhirnya, dia mencoba peruntungan,

"Pasti momen ulang tahun."
"Salah!" Jawabku, "Aku ulang tahun tiap tahun juga biasa saja."

"Apa ya?"
Gayanya, seakan sedang berpikir jawaban.
Tiba-tiba dia menyahut,
"Menyerah deh..."

"Ngono wae gayane sok mikir??!!"

"Momen itu adalah saat selesai buang air besar (berak)." Jawabku yang langsung diiyakannya.

Ya,
BUANG AIR BESAR

Apalagi kalau setelah seharian gak bisa keluar, sementara pas keluarnya butuh ngeden karena sudah mengeras. Wuihh, rasa nikmatnya itu masih terasa walau 2 jam lebih dari peristiwa. Bahkan daei pagi hingga sorenya.

Karena itu, Rasulullah ajarkan kita untuk bersyukur,

"Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau telah hilangkan rasa sakit dari diriku dan menyehatkanku."

الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني

Biasanya, saya baca doa ini dengan penuh penghayatan, penuh rasa syukur dan bahagia. Tentu saja tidak cukup baca sekali pas usai hajat. Tapi, berkali-kali tiap saya ingat kenikmatan paling melegakan dalam hidup ini.

--------

Padahal, apa sebenarnya yang kita keluarkan itu?
Justru adalah makanan2 yang bisa jadi luar biasa enaknya; sate, gule, ayam bakar, pecel, mie ayam, soto, sup, ikan bakar, dll.

Tapi, tak sedikit pun kita merasa ragu untuk mengeluarkan mantan makanan enak2 itu. Malah gembira dan menimbulkan efek lega luar biasa. Kenapa? Karena, saat itu kita benar2 ikhlas dan rela barang itu berpindah dari perut kita.

Seperti itulah sebenarnya saat kita bersedekah. Andai tiap sedekah, zakat, infak, yang kita keluarkan seikhlas kita mengeluarkan "barang" itu, maka sebanyak apapun harga yang kita keluarkan,keluarkan niscaya akan timbul kelegaan dan kepuasan yang hampir sama. Bahkan, bisa jadi lebih woww dibanding buang air besar.

Sebaliknya, kalau ada yang sedekah tapi kok hatinya tak lega, tak puas, maka bisa jadi ada kesalahan dalam menata niat dan hati anda.

Wallahu a'lam

Babat, 26 Juli 2015

Khaled
Teacher, Book & Coffee Lover

Thursday, July 23, 2015

Berjuang; Tenaga, Pikiran, Waktu, dan Uang

Sejak semalam, saya maju mundur untuk share masalah yang seperti ini dalam khalayak luas. Lewat media sosial pula. Kuatir terkesan pamer atau lainnya.
Hal "kecil" seperti ini sudah menjadi kebiasaan kami sejak dulu. Sejak saya masih gabung dengan teman2 Wasiat Jakarta di Jakarta.

Berorganisasi adalah berjuang.
Tak hanya tenaga, pikiran, dan waktu yang kita korbankan. Tapi, juga sedikit uang yang kita simpan.
Teman-teman yang mampu, yang punya rezeki cukup (tidak kekurangan), biasanya akan dengan sukarela mengeluarkan beberapa lembar demi jalannya acara bersama.

Termasuk yang kami lakukan malam ini, usai mempersiapkan acara di aula PP TABAH. Kami melingkar dan membicarakan apa yang kurang. Maka, satu persatu pun keluar duitnya.
Lumayan.

1.250.000 terkumpul malam ini. Walau masih jauh dari kata berkecukupan.
Saya amat bersyukur. Allah masih menggerakkan hati mereka yang ekonominya cukup untuk menyisihkan hartanya demi berjuang.

Dan ternyata,
Saya perhatikan teman-teman yang selalu dengan sukarela menyisihkan hartanya untuk perjuangan, akan selalu dimudahkan jalannya oleh Allah swt dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. 

Subhanallah...
Jazakumullah ahsanal jaza'...
Kata terakhir dari Cak Anam Anshori, "Tak usah malu meminta-minta. Wong bukan untuk diri kita sendiri aja kok. Uangnya kan untuk kepentingan orang banyak."

-----

Kranji, 22 Juli 2015
Khaled
With
Cak Ahmad Millah Full Anam Anshori, Cak Moh. Nur Huda Cak Mufarrih, Reang Rohul Hakim Purnomo, Pak Mulyo, dan lain-lain

Wednesday, July 22, 2015

Cinta yang Sempurna

Ada doa yang tiap malam dipanjatkan tiap usai shalat tarawih. Doa yang dibaca ribuan imam dan diaminkan jutaan muslim. Sejak awal Ramadhan hingga malam ke 29 lalu.
Doa itu berbunyi:
اللهم اجعلنا بالإيمان كاملين . ولفرائضك مؤدين . وعلى الصلوات محافظين...
Poin pertama yang kita minta pada Allah sepanjang malam bulan Ramadhan lalu, adalah:
"Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang punya imam sempurna..."

Ya, iman yang sempurna.
Lalu, timbul pertanyaan; iman yang sempurna itu seperti apa ciri-cirinya?
Apakah orang yang percaya tiada  tuhan selain Allah?
Percaya Muhammad adalah utusan dan Nabi Allah
Percaya pada kitab2 Allah, para malaikat, percaya qadha qadar, dan hari kiamat,

Bisa langsung disebut punya iman yang sempurna?
Tidak bisa.
Ada beberapa ciri sehingga seseorang bisa disebut punya iman yang sempurna, seperti dawuh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Yang pertama,
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب اليه من ولده ووالده والناس أجمعين.
"Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi cinta kepada 
anaknya, orangtuanya, dan seluruh manusia."

Hmmm...
Ciri pertama ialah: menjadikan sosok Rasulullah saw sebagai panutan, teladan, dan pribadi yang paling dicintai melebihi anak sendiri, orangtua kandung, dan seluruh manusia di muka bumi.
Kalau cuma mengalahkan cinta dari artis pujaan, penyanyi, aktor, atau anak tetangga sih enteng. Tapi, kalau harus mengalahkan cinta kepada anak2 kandung, orangtua dan seluruh manusia????
Berrrrrat Men...!!!
Karena berat itulah, ganjarannya juga keren.
Stempel  "IMAN YANG SEMPURNA"
Nah, kira2 ada tidak orang yang seperti itu?
ADA. Banyak sekali.

Para sahabat Rasulullah adalah orang2 pilihan yang rela mengorbankan jiwa raga, harta, dan seluruh yang dimiliki demi cintanya pada Allah dan Rasul Nya.
Ada sahabat Abu Bakr yang merelakan seluruh hartanya semi kebutuhan jihad.
Saat ditanya Rasulullah,

"Lalu, keluargamu kau tinggali apa Abu Bakr?"
"Aku tinggalkan Allah dan Rasul Nya."
Rasulullah saw terharu mendengar jawaban beliau. Padahal ketika itu, Madinah sedang musim paceklik.

Ada juga Ali yang rela menempati dipan Rasulullah di malam hijrah. Padahal puluhan pemuda quraisy sudah siap menghunus pedang, mengitari rumah kanjeng Nabi.
Juga kisah sahabat2 lainnya.

Para auliyaullah... para wali Allah, salah satu cirinya ialah menjadikan Allah dan Rasul Nya sebagai ang paling dicintai melebih cinta kepada harta, keluarga, anak2, dan seluruh umat manusia.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mencintai Allah dan Rasul Nya melebih cinta pada semua makhluk?

Para ulama mengajarkan untuk meminta rasa cinta itu pada Sang Pemilik cinta, pada yang Maha Membolak-balik hati. Meminta pada Allah SWT.
اللهم إني أسألك حبك. وحب من يحبك. وحب عمل يقربني إلى حبك


"Ya Allah, karuniakanlah kepadaku rasa cinta kepada-Mu, dan rasa cinta kepada orang2 yang
 mencintai-Mu, juga cinta kepada amalan-amalan yang mendekatkan pada cinta-Mu."


---------


Khaled
Drajat, 22 Juli 2015

Saturday, July 18, 2015

Pemimpin Harus Pandai Beretorika

Pemimpin memang harus pandai beretorika. Pandai memilih kata dan kalimat yang tidak membahayakan kelompok sini dan sana. Atau potensi timbulkan konflik dari kelompok sana atau sini. Karena, memang seperti itu bagian dari fungsi pemimpin.

Apalagi, rakyat yang dipimpinnya tak sekelas Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurahman, Zubair, Thalhah, Abdullah, Zaid, Sa'ad, Bilal, dan sahabat-sahabat Rasul lainnya.

Yang kiai terhebat dan termasyhur zaman ini (sekalipun) masih gak ada sejentik dari kualitas mereka رضي الله عنهم

Apalagi, cuma ustadz yang populer berbekal suara merdu dan wajah ganteng??!!!

Bidah Sungguhan & (Hanya) Tuduhan

Di antara perkara bidah yang benar-benar bidah di seputar hari raya adalah:

- Menyalakan kembang api dan (apalagi) mercon di malam hari raya, pagi, dan setelah shalat ied

Ada beberapa sebab, perbuatan ini menjadi bidah (tidak abal-abal). Antara lain:
~ Polusi suara. Ini amat menganggu, terutama bagi orang tua dan yang punya bayi kecil. Baik yang suka maupun tak suka, akan terkena dampak dari suara berisik yang tak henti bersahut2an.

~ Polusi Udara.
Dunia ini kian tak ramah soal kualitas udaranya. Seiring makin minimnya penghijauan dan makin banyaknya pohon ditebang, sebenarnya kita sudah hidup di zaman yang kian tak sehat udara nya.

Nah, kondisi tak menguntungkan ini masih pula ditambah dengan bau dan asap dari bermacam bahan kimia yang ada dalam mercon itu. Artinya, manusia memang sedang mengambil peran untuk "membunuh" dirinya sendiri secara tak sadar.

Belum lagi, soal asap rokok yang kian banyak peminatnya. Tak cuma orang2 tua (yang memang butuh utk menemani kerja), tapi juga anak2 yang butuh bergaya (padahal tak punya uang).

~ Menebar Sampah

Sisa kertas mercon itu akan tersebar dan tertinggal begitu saja di jalanan atau bahkan di rumah orang.
Saya kok gak pernah nemu penyulut mercon itu akan dengan sukarela bertanggungjawab membersihkan kertas2 bekas merconnya dari jalanan.
Entah, kalau itu dilakukannya di Singapura, bisa dipenjara dia.

Lihat saja, jalanan yang awalnya bersih2 saja, gara2 ada mercon tuh jadi acakadul.

~ Pawai Malam Takbiran

Ini bukan takbir keliling lho. Memang sih, ada yang benar2 melakukan takbir keliling. Tapi, banyak yang melakukan bidah dengan ngakunya saja yang takbir keliling.

Lebih pantas disebut pawai keliling. Kalau sekadar pawai tanpa mengganggu pengguna jalan, tanpa disertai kemaksiatan, ya masih boleh--atau mungkin makruh. Sebab, ada juga yang pawai keliling itu bukannya sambil baca takbir, justru memutar musik koplo sambil bernyanyi2 di atas mobil/truk.

Apalagi, dalam kendaraan tersebut bercampur lelaki perempuan bukan mahram. Muter2 kota sampai tengah malam. Apa seperti itu yang diajarkan Nabi dalam mengungkapkan rasa bahagia. Untung gak di Papua, bisa dilempar obor mobil kau!!!???

-------------

Sementara, bidah yang abal-abal, adalah sebagaimana yang diklaim beberapa orang sebagai bidah, tapi sesungguhnya sunnah.

Mengapa abal-abal?
Ya karena dituduh bidah sesat dan bukan bagian dari sunnah. Padahal, sebenarnya amat sunnah dan bukan termasuk bidah.
Berikut ini beberapa contohnya:

~ Mengucapkan selamat idul fitri
~ Mengucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin
~ Saling berziarah dan silaturahmi setelah shalat idul fitri
~ Saling memaafkan setelah idul fitri
~ Membaca takbir bersama-sama di masjid pada malam hari raya
~ Membuat aneka jajanan untuk menyambut hari raya
~ Megengan/Doa bersama di malam hari raya.
Dll...

Wallahu a'lam

Babat, 18 Juli 2015

Saturday, July 4, 2015

Bedakan Individu dan Organisasi

Kalau yang salah person-individu, jangan serang organisasi, kelompok, atau almamaternya.

Misalnya, kalau anda menilai ada yang salah statemen dari salah satu penggagas Islam Nusantara, jangan salahkan Islam nusantaranya.

Kalau ada teman kita dari salafi wahabi yang berlaku ekstrim dan suka membidahkan dan mengkafirkan saudaranya, ya jangan langsung tusuk hidung salafi wahabi.

Kalau ada polisi di perempatan yang suka nilang seenaknya, jangan langsung tunjuk bahwa polisi itu bejat, polisi itu bukan melindungi, bukan melayani.

Kalau ada lulusan UIN yang liberal kebablasan, jangan langsung tonjok UIN nya yang liberal.

Kalau ada anggota partai PKS tersangkut korupsi, jangan langsung serta merta tunjuk hidung, orang PKS korupsi semua. Slogannya aja yang bersih.

Dan lain seterusnya...
Bisa anda qiyaskan sendiri.

Karena,
Orang lain yang terlibat dalam organisasi, kelompok itu akan marah berat. Karena mereka tak seperti yang dituduh.

Saya pun, akan marah bila almamater saya, Lipia dijelek2kan orang lain.

Drajat, 4 Juli 2015
@mskholid

Thursday, July 2, 2015

Baca Fatihah untuk Orang Mati Sunnah

Ternyata, apa yang disangka sementara orang tidak sunnah, tidak ada dalilnya, bidah, bertentangan dengan salafus shalih, dll sebagainya terkait baca Fatihah kepada orang mati, ADA DALILNYA.

Dalam kitab Sunan-nya, Imam At-Turmudzi menulis satu sub bab dalam Kitab Jenazah; dengan judul
باب مَا جَاءَ فِي الْقِرَاءَةِ عَلَى الْجَنَازَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ:

Bab tentang riwayat yang ada terkait ajaran membaca Al-Fatihah untuk Orang Mati.

Judul ini saja telah menggugurkan klaim sesat mereka. Klaim merasa paling benar dan sok sudah hafal semua hadis di luar kepada dengan ucapan:
"Gak ada dalilnya, gak ada hadisnya."

Apalagi, kalau tau sendiri riwayatnya seperti apa. Biar gak merasa pinter dewe, padahal baca kitab juga dari buku terjemahan.

Cek riwayat berikut:

باب مَا جَاءَ فِي الْقِرَاءَةِ عَلَى الْجَنَازَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ:

1043- حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عُثْمَانَ عَنِ الْحَكَمِ عَنْ مِقْسَمٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ عَلَى الْجَنَازَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ.
قَالَ: وَفِي الْبَابِ عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ.
قَالَ أَبُو عِيسَى: حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِذَلِكَ الْقَوِيِّ. إِبْرَاهِيمُ بْنُ عُثْمَانَ هُوَ أَبُو شَيْبَةَ الْوَاسِطِيُّ مُنْكَرُ الْحَدِيثِ. وَالصَّحِيحُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَوْلُهُ مِنَ السُّنَّةِ الْقِرَاءَةُ عَلَى الْجَنَازَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ.

1044- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ فَقَرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَقُلْتُ لَهُ فَقَالَ إِنَّهُ مِنَ السُّنَّةِ أَوْ مِنْ تَمَامِ السُّنَّةِ.
قَالَ أَبُو عِيسَى: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ يَخْتَارُونَ أَنْ يُقْرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ بَعْدَ التَّكْبِيرَةِ الأُولَى. وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَاقَ. وَقَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ لاَ يُقْرَأُ فِي الصَّلاَةِ عَلَى الْجَنَازَةِ إِنَّمَا هُوَ ثَنَاءٌ عَلَى اللَّهِ وَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالدُّعَاءُ لِلْمَيِّتِ. وَهُوَ قَوْلُ الثَّوْرِيِّ وَغَيْرِهِ مِنْ أَهْلِ الْكُوفَةِ.
وَطَلْحَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَوْفٍ هُوَ ابْنُ أَخِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رَوَى عَنْهُ الزُّهْرِيُّ.

Ibnu Abbas ra yang bergelar hibrul ummah "tintanya umat" tegas menyatakan bahwa:
Membaca Al Fatihah untuk Orang Mati adalah sunnah atau bagian dari kesempurnaan sunnah.

Wallahu a'lam

2 Juli 2014
@mskholid

Tuesday, June 30, 2015

Kiai Baqir, Tarawih Cepet, Shalat Sendirian Jangan Tanya

Ribut-ribut soal tarawih cepat. Saya teringat dengan almarhum Kiai Baqir, kiai kami di Pesantren Tabah Lamongan.
---------
Saat menjadi imam tarawih kami di pondok, beliau termasuk kategori cepat. Jika dibanding dengan tarawih di masjid-masjid tertentu--yang bahkan bisa khatam 1 juz semalam.
Ya, tarawih dengan imam beliau lamanya sekira 40 - 50 menit. Maklum, bacaannya seputar surat At-Takatsur sampai An-Naas.
Meski terbilang cepat, saya berani jamin, semua shalat kami thuma'ninah. Ini karena, saya ingat-ingat, saya masih sempat membaca tasbih 3x saat ruku' dan sujud. Pun halnya saat i'tidal dan duduk di antara sujud. Masih bisa baca lengkap doanya.
Khusuk apa tidak?
Saya kira bukan tema di sini.
Sebab, itu erat hubungannya dengan individu-individu jamaah.
Atau silakan ikut pelatihan shalat khusuk dulu... hehehe...
--------
Saya mengenal beberapa orang tokoh yang amat rajin tahajud. Bangun tengah malam, shalat sendirian dengan ruku dan sujud panjang.
Namun, seperti halnya Kiai Baqir (Allah yarhamhu), beliau-beliau itu akan meringkas shalatnya kala menjadi imam tarawih di masjid kampungnya.
Saat masih di pondok, saya ingat Kiai Baqir tiap malam selalu keluar dari dalemnya. Sekitar jam 2 malam. Menuju musholla pondok, lalu shalat sendirian di mihrab.
Saya pernah "iseng" ikut makmum di belakang Kiai. Wuihhh, lama berdirinya jangan ditanya. Saking lamanya, setelah Fatihah saya sampai kehabisan surat yang saya baca.
Begitu pula saat ruku', lamanya kira2 sepanjang berdirinya. Entah berapa ratus tasbih yang saya baca ketika itu.
Saat sujud apalagi, lebih laaaaama lagi. Andai sujudnya di karpet keras, mungkin bisa gosong beneran nih jidat.
Saya bahkan tak lagi peduli, berapa lama beliau shalat untuk dua rakaat saja. Mungkin setengah jam lebih utk 2 rakaat itu.
Ketika selesai, beliau masih pula baca zikir dan wirid yang panjang.
Perlahan, saya mundur ke belakang. Balik kandang dan bersiap sahur. Selesai shalat, waktu sahur tersisa sekira 30 menitan kala itu.
Kami rindu padamu, wahai murabbi kami...
اللهم اجعل قبره روضة من رياض الجنة
Cc:
Ibu Aniqoh Aba Zahla Lu'Lu' Bariroh Baqir Nila Huda Baqir
Cc:
Muh Ulinnuha Husnan
Masyhari Masyhari : mungkin punya pengalaman berbeda
Sunan Drajat, 30 Juni 2015
#Ngopi Monas

Thursday, June 18, 2015

Puasa dengan Kualitas Lebih

Pahala yang diperoleh itu berbanding lurus dengan ujian dan godaan yang dihadapi.
Karena itu,
- Puasa di saudi dengan tingkat panas teramat tinggi, bisa meningkatkan pahala.
- Puasa di eropa (mana itu yang masa siangnya lebih panjang dari malamnya) lebih potensi berpahala lebih besar.
- Puasa di Amerika sana, di negeri minoritas muslim, pun punya potensi pahala lebih besar.
- Pun, Puasa di negeri kita. Andai di lingkungan kita teramat banyak yang berjualan di siang bolong. Sementara kita tetap tahan menahan godaan.
Maka, saya merasakan puasa di kampung halaman jauh lebih mudah daripada di ibukota.
- Memaafkan Lebih Dulu orang yang bersalah sebelum dia minta maaf itu lebih keren daripada memaafkan setelah dia datang merengek2 sambil bawa sekeranjang hadiah.
- Menjadi orang shalih di lingkungan pondok, biasa. Tapi menjadi shalih saat anda hidup di jalanan, di terminal, atau di stasiun2.
- Bersedekah 10.000 saat duit anda tersisa 20.000 adalah lebih mulia daripada sedekah 50.000, sementara di dompet anda 1 juta.
Silakan lanjutkan bagi yan punya contoh lainnya....
Sukodadi, 17 Juni 2015
Khaled
Barra Kids Wear
GL Konveksi
Produsen aneka kaos dan seragam sekolah atau TPQ
7ED7A5A4
085646252020

Sunday, June 14, 2015

بلغوا عني ولو آية

Kalau umat butuh teladan dan panutan, saya kira umat sudah tau kepada siapa harus mengambil teladan.

Dan, sayangnya, tak banyak masyayikh, guru2 kita, yang menempati maqam panutan itu rutin menulis dan berbagi untuk kita semua.

Kalau saya belum layak bermaqam sebagai panutan dan teladan. Makanya, saya ambil peran di sini.
Peran penyeimbang informasi keagamaan yang beredar di dunia maya, khususnya. Kebetulan mampunya juga baru disini.

Judul tulisan ini memang menyuruh kita menyampaikan informasi risalah Islam walau satu ayat. Itu bukan berarti kita disuruh menyampaikan dan menghakimi orang lain dengan bekal satu ayat tersebut. Atau satu hadis yang kita dengar.

Tidak serta merta kita berhak menempati maqam mufti, tukang halal haram, stempel bidah sunnah, hanya dengan bekal satu ayat atau hadis itu.

Apalagi yang ditunjuk2 vonis bidah itu saudara2 anda yang mengikuti para ulama, kiai, imam syafii, dll. Sementara ilmu yang diperoleh cuma berbekal dari pengajian rutin mingguan yang baru diikuti beberapa bulan lalu.

Tak boleh lah begitu...
Apalagi merasa paling benar dan shalih. Padahal, meskipun amalan kita sudah sesuai dengan aturan syariat belum tentu diterima oleh Allah swt. Belum tentu pula tidak hangus karena takabur dan ujub. Belum tentu pula tidak muflis kelak di akhirat.

Judul tulisan di atas, adalah mendorong kita untuk selalu menebarkan risalah agama ini. Di mana pun ada peluang dan kesempatan. Seluas atau sekecil apapun waktu yang tersedia.

Artinya, kalau kita seorang pengusaha yang super sibuk, dan lulusan pondok dengan keilmuan mumpuni, usahakan ada waktu untuk mengajar ilmu agama. Usahakan ikut mengajar sekolah atau kajian di musholla dekat rumah walau seminggu sekali atau sebulan sekali.
Itu maksudnya.

Bukan baru tau satu ayat langsung berlagak paling pintar dan top. Berani menghakimi orang lain dan menuduh sesat.

Wallahu a'lam...

Babat, 14 Juni 2015
GL Konveksi
Produksi aneka kaos dan seragam sekolah.
"Kualitas Profesional, Harga Sahabat"

Saturday, June 13, 2015

Jangan Sampai Jadi Orang Muflis

Kalau umat butuh teladan dan panutan, saya kira umat sudah tau kepada siapa harus mengambil teladan.

Dan, sayangnya, tak banyak masyayikh, guru2 kita, yang menempati maqam panutan itu rutin menulis dan berbagi untuk kita semua.

Kalau saya belum layak bermaqam sebagai panutan dan teladan. Makanya, saya ambil peran di sini.

Peran penyeimbang informasi keagamaan yang beredar di dunia maya, khususnya. Kebetulan mampunya juga baru disini. Mau ceramah di tv atau kajian-kajian rutin juga gak ada yang ngundang. Hehehe...

Dalam hati yang paling dalam, saya kasihan dengan saudara2 kita yang sibuk dengan aneka tuduhan bidah dan sesat. Saya kuatir beliau2 yang amal shalihnya banyak itu jadi muflis gara2 dituntut kelak di akhirat.

----------

Sabda Rasulullah saw:
"Tahukah kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?"
Para sahabat menjawab, "Orang yang merugi dalam perdagangannya."
"Bukan," sabda Rasulullah.
"Orang muflis itu, orang yang dunia amal shalihnya amat banyak.
Tapi, kelak di akhirat, kala proses penimbangan amal, seorang temannya datang.
Meminta keadilan pada Allah.
- Wahai Allah, si M ini dulu di dunia sering ngatakan saya sesat Gusti. Saya minta keadilan sekarang Gusti
- Lha, terus maumu apa?
- Saya minta bagian pahalanya 1 tahun.
- Oke. Ambillah...
Lalu datang lagi temannya yang lain
- Gusti, saya minta keadilan. Si M ini dulu sering ceramah di masjid nya bahwa baca Yasin malam jumat itu bidah dan sesat.
- Maumu apa?
- Saya minta pahalanya si M dua tahun.
- Oke. Ambillah...

Begitu seterusnya. Sampai pahala Pak M habis tak tersisa.
Ternyata, masih ada pula tetangganya yang datang menuntut keadilan.
- Gusti, Pak M ini dulu sering ngajak teman2nya bubarkan majelis istighotsah kami. Sekarang saya minta keadilan.
- Maumu apa?
- Saya minta pahalanya 5 tahun gusti.
- Lha, gimana. Pahalanya sudah habis.
- Kalau gitu, biar dosa saya 5 tahun dikasih aja ke dia Gusti.
- Oke. Gak apa2.

Seperti itulah orang muflis. Berbekal amal shalih berjibun, tapi kemudian malah peroleh dosa.

Muflis.
Semoga kita tak temasuk orang2 yang seperti itu.

Kalen Modo, 13 Juni 2015

Khaled
Ruang Instalasi
Barra Wear Kids

Tidak Bergantung pada Amal shalih

Tidak Bergantung pada Amal shalih

Muslim yang lurus itu tidak bergantung pada amal shalihnya. Sebab, Allah tidak memasukkan siapa pun ke surga karena amalnya.

Muslim yang lurus itu beramal shalih sebanyak2nya dengan kualitas terbaiknya, agar Allah berkenan memberikan fadhal dan rahmat-Nya.

Rasulullah sendiri menegaskan tak ada seorang pun yang bisa masuk surga karena amalnya.
Sahabat heran, "Lha Engkau gimana Rasul?"
"Ya, termasuk aku. Andai tidak diselimuti oleh fadhal dan rahmat Allah."
(Aw kama qaala Rasulullah).

---------

Dalam sebuah kitab diceritakan:
Ada seorang lelaki, sebut saja Pak Sholeh, hidup di atas gunung. Ia ber uzlah, menyendiri di sana. Kebutuhan sehari2nya telah tercukupi di atas gunung. Tak pernah ia turun untuk berinteraksi dengan orang lain.

Kesibukan hariannya hanyalah ibadah dan ibadah. Tanpa sekalipun maksiat dan berbuat dosa. Full ikhlas pula.

Seperti itu kesehariannya hingga ajal menjemput.
Saat penimbangan amal, Allah memerintahkan Pak Sholeh ini masuk surga atas Rahmat Allah.

Pak Sholeh protes.
"Tak mau Gusti. Saya mau masuk surga karena amal shalih saya!"

"Kalau begitu, masuk lah ke neraka."

Tambah bingung tuh Pak Sholeh.
Kok malah dimasukkan neraka ya...
Akhirnya dia menuntut untuk dilakukan penghitungan (audit) amal shalihnya.

Dilakukan lah penimbangan.

Nikmat Allah berupa mata, ditimbang dengan semua amal shalihnya seumur hidup. Tak ada banding.

Nikmat Allah pada Pak Sholeh berupa mulut, ditimbang lagi. Tak ada banding pun.

Nikmat Allah berupa tangan, telinga, hidung, alis, kaki, dll, apalagi. Sama sekali tak sebanding dengan amalnya yang sedikit itu.

Akhirnya, Pak Sholeh menyerah.
"Baiklah, perkenankan hamba masuk surga dengan rahmat-Mu, ya Allah..."
Pak Sholeh pun masuk surga.

----------

Itu Pak Sholeh yang amalnya sebanyak itu. Apalagi kita, yang masih suka beribadah karena dilihat masyarakat.

Apalagi yang rajin ibadah, ikhlas, dan mutabaah, tapi rajin pula menjadikan orang lain sakit hati?

Bisa-bisa muflis, bangkrut, kelak.

Babat, 13 Juni 2015

Tentang Kajian-kajian Rutin yang Tak Ada di Zaman Nabi

Kajian Ahad Pagi
Kajian Dhuha
Kajian Malam Ahad
Kajian Bulanan Akidah Lurus
Kajian Rutin Manhaj Salaf
Harusnya bidah dan haram juga, bila menganut analogi dalil mereka.
Samporoso di Silsilatul Ahadits as Shahihah gak ada deh rutinan kajian begitu2.
Jadi, kalau gak ada dan gak pernah dilakukan salafus shalih terus disebut apa?

---------
Amal shalih, kebaikan, gampang sekali terkena virus. Virusnya bahaya pula. Bisa melebur amalan itu seketika. Habis tak tersisa.
Salah satunya ujub "merasa amalnya lebih baik dari orang lain" atau merasa "ibadahnya lebih nyunnah dari yang lain".
Eman kan, sudah banyak2 ibadah, fursanun nahar wa ruhbanul lail" tapi terkena virus ujub, takabur.
Wes... ewes... ewes.... bablassss
Bagai debu di atas batu licin yang terguyur hujan deras.
Babat, 12 Juni 2015

Adv.

IKLAN Hubungi: 0896-2077-5166 (WA) 0852-1871-5073 (Telegram)